Lintas Fokus – Pembicaraan soal IPO SpaceX kembali memanas setelah sederet laporan terbaru menyebut perusahaan roket milik Elon Musk ini resmi menggelar penjualan saham internal dengan valuasi sekitar 800 miliar dolar Amerika. Reuters melaporkan, melalui surat kepada pemegang saham, CFO SpaceX Bret Johnsen menjelaskan bahwa perusahaan membuka secondary share sale dengan valuasi tersebut, sekaligus menyatakan sedang bersiap untuk go public paling cepat tahun depan.
Langkah ini membuat SpaceX menyalip banyak raksasa teknologi lain di pasar privat dan berpotensi menjadi perusahaan swasta paling bernilai di Amerika Serikat. Beberapa media keuangan, termasuk Bloomberg dan Economic Times, menulis bahwa manajemen dan penasihat keuangan SpaceX kini membidik IPO pada pertengahan hingga akhir 2026, dengan target valuasi bisa menyentuh 1,5 triliun dolar dan potensi penghimpunan dana di atas 30 miliar dolar. Jika terealisasi, ini akan menjadikannya salah satu, bahkan mungkin yang terbesar, dalam sejarah penawaran umum perdana perusahaan yang didukung modal ventura.
Antusiasme investor terlihat jelas. Dalam wawancara dengan sejumlah manajer investasi global, Reuters mencatat ada yang menyebut debut saham SpaceX berpotensi menjadi “IPO paling gila” yang pernah terjadi. Mereka menilai kombinasi bisnis peluncuran roket yang sudah matang dan pertumbuhan layanan internet satelit Starlink membuat narasi pertumbuhan SpaceX sangat kuat di mata investor publik.
Namun penting digarisbawahi, sampai hari ini SpaceX belum mengajukan dokumen resmi seperti prospektus S-1 ke otoritas pasar modal Amerika Serikat. Artikel analisis dari Capital.com di awal 2025 juga menegaskan bahwa jadwal IPO SpaceX masih berupa ekspektasi berdasarkan komentar Elon Musk dan transaksi sekunder, bukan jadwal resmi yang sudah dipatok regulator. Dengan kata lain, jalur menuju bursa sudah mulai disiapkan, tetapi kepastiannya tetap bergantung pada kondisi pasar dan strategi internal perusahaan.
Fundamental bisnis SpaceX jelang kemungkinan IPO
Agar pembaca Indonesia bisa menilai apakah euforia IPO SpaceX beralasan atau tidak, kita perlu melihat fundamental bisnisnya. Kunci utama valuasi tinggi ini ada pada dua mesin pendapatan: bisnis peluncuran roket dan layanan internet satelit Starlink.
Dari sisi roket, SpaceX memimpin pasar peluncuran komersial global dengan armada Falcon 9 dan Falcon Heavy yang digunakan untuk misi komersial, lembaga pemerintah, hingga NASA. Keberhasilan berulang kali mendaratkan kembali roket yang digunakan membuat biaya peluncuran jauh lebih rendah dibanding kompetitor. Hal ini menjadi keunggulan struktural yang sulit disaingi dalam jangka pendek.
Di sisi lain, Starlink menjadi bintang utama yang mendorong narasi pertumbuhan. Data dari laporan analis dan tracker independen menyebut bahwa hingga September 2025, Starlink telah memiliki lebih dari 7,1 juta pelanggan di seluruh dunia, dengan estimasi pendapatan tahun 2024 di atas 3,2 miliar dolar. Analisis terbaru Economic Times memperkirakan Starlink bisa menyumbang sekitar 70 persen pendapatan SpaceX pada 2025, atau sekitar 12 sampai 15 miliar dolar, sehingga total pendapatan SpaceX diproyeksikan mencapai 15,5 hingga 18 miliar dolar tahun ini dan bisa naik ke kisaran 22 sampai 24 miliar dolar pada 2026.
Jika angka tersebut tercapai, SpaceX akan berada di liga yang pendapatannya melampaui anggaran tahunan NASA, sesuatu yang beberapa tahun lalu mungkin masih dianggap mustahil untuk perusahaan swasta. Di atas kertas, kombinasi pertumbuhan pendapatan tinggi dan potensi margin yang membaik inilah yang membuat valuasi 800 miliar dolar menjelang IPO dianggap masih bisa “dijustifikasi” oleh sebagian analis agresif.
Meskipun demikian, investor juga perlu berhati-hati membaca angka. Valuasi 800 miliar dolar ini masih berbasis transaksi saham internal di pasar privat, bukan harga resmi di bursa yang terbentuk dari jutaan pelaku pasar setiap hari. Pengalaman berbagai perusahaan teknologi besar sebelumnya menunjukkan bahwa IPO dengan valuasi sangat tinggi kadang justru underperform di tahun-tahun awal setelah listing.
Peluang dan risiko IPO SpaceX bagi investor
Dari sudut pandang investor global, IPO SpaceX menawarkan kombinasi antara mimpi besar dan risiko besar. Di satu sisi, perusahaan ini berada di persimpangan beberapa megatrend dunia: komersialisasi luar angkasa, satelit komunikasi, konektivitas internet global, AI dan data center di orbit, hingga teknologi pertahanan. Di sisi lain, biaya modal besar, regulasi ketat, dan ketergantungan pada figur Elon Musk menciptakan profil risiko yang tidak bisa diabaikan.
Bagi investor yang tertarik pada IPO SpaceX, ada beberapa peluang utama:
-
Akses ke bisnis dengan entry barrier sangat tinggi
Industri roket dan satelit membutuhkan modal, teknologi, dan lisensi yang tidak mudah direplikasi. Jika eksekusi berjalan baik, posisi dominan SpaceX bisa bertahan sangat lama dan memberikan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. -
Starlink sebagai mesin kas jangka panjang
Dengan jutaan pelanggan dan ekspansi ke banyak negara, Starlink berpotensi menjadi bisnis berulang dengan arus kas yang stabil. Bila benar kontribusinya bisa mencapai 70 persen pendapatan, maka investor yang masuk saat IPO akan membeli perusahaan yang sudah memiliki basis recurring revenue kuat, bukan sekadar proyek eksperimental. -
Narasi teknologi dan brand Elon Musk
Terlepas dari kontroversi, Musk memiliki track record membangun perusahaan bernilai ratusan miliar dolar. Brand yang kuat dapat mendorong minat investor ritel secara besar-besaran, sesuatu yang sudah terlihat di Tesla dan kini mulai terbaca dalam spekulasi IPO SpaceX.
Di sisi lain, ada risiko penting yang perlu dicermati:
-
Valuasi yang sudah sangat tinggi
Target valuasi 1,5 triliun dolar saat IPO berarti kelipatan yang jauh di atas banyak perusahaan publik lain, bahkan di sektor teknologi. Jika ekspektasi pertumbuhan tidak tercapai, risiko koreksi setelah IPO akan sangat nyata. -
Ketergantungan pada kebijakan pemerintah dan regulasi
Bisnis roket dan satelit sangat dipengaruhi kontrak dengan pemerintah, izin frekuensi, hingga regulasi negara-negara tujuan layanan. Perubahan regulasi, pembatasan ekspor teknologi, atau persaingan geopolitik bisa memukul prospek jangka panjang. -
Faktor Elon Musk sebagai pedang bermata dua
Karisma dan rekam jejak Musk menjadi daya tarik besar, tetapi kontroversi, aktivitas di media sosial, dan keputusan bisnis lintas perusahaannya kadang menambah volatilitas harga saham. Pengalaman di Tesla menunjukkan betapa kuat pengaruh satu figur terhadap persepsi pasar.
Wajib Tahu:
Sejumlah analisis menyebut bahwa jika target valuasi 1,5 triliun dolar tercapai, IPO SpaceX bisa sampai sepuluh kali lebih besar dibanding IPO perusahaan ventura terbesar sebelumnya dan berpotensi menyalip kapitalisasi banyak bank global dalam satu hari perdagangan.
Strategi menyikapi isu IPO SpaceX bagi investor Indonesia
Bagi investor Indonesia, peluang ikut serta langsung dalam IPO SpaceX mungkin tidak semudah membeli saham di Bursa Efek Indonesia. Namun bukan berarti tidak ada strategi. Ada beberapa pendekatan yang bisa dipertimbangkan.
Pertama, banyak broker global sudah menyediakan akses ke bursa Amerika Serikat bagi investor ritel Indonesia. Jika nantinya IPO SpaceX benar-benar digelar di bursa Amerika, investor bisa mempersiapkan akun luar negeri lebih awal, memahami struktur biaya, serta mengenali perbedaan aturan pajak dan perlindungan investor.
Kedua, Anda bisa mulai memantau emiten publik yang memiliki eksposur ke SpaceX, misalnya perusahaan yang menjadi pemasok komponen, mitra peluncuran, atau pemegang saham tidak langsung. Beberapa laporan menyebut bahwa ada perusahaan publik yang memiliki porsi kepemilikan minoritas di SpaceX dan pergerakan saham mereka sering ikut terpengaruh oleh berita IPO SpaceX.
Ketiga, yang tidak kalah penting, jadikan isu IPO SpaceX sebagai momen belajar. Membaca prospektus, memahami struktur bisnis, dan mempelajari risiko di balik valuasi besar akan meningkatkan kemampuan analisis Anda, yang nantinya juga bermanfaat ketika memilih saham global lain maupun saham di BEI.
Terakhir, ingat bahwa hingga hari ini belum ada tanggal resmi IPO yang dipublikasikan regulator atau perusahaan. Media keuangan terkemuka menyebut SpaceX dan para penasihatnya mengejar jendela waktu pertengahan hingga akhir 2026, tetapi juga mengingatkan jadwal bisa mundur ke 2027 jika kondisi pasar tidak mendukung. Jadi, investor sebaiknya fokus menyiapkan strategi dan pengetahuan, bukan sekadar mengejar rumor jangka pendek.
Sumber: PusatFocus
