Lintas Fokus – Sejak pagi, Demo Ojol di Jakarta menjadi perhatian utama publik. Ribuan pengemudi yang tergabung dalam berbagai komunitas berkonsolidasi di beberapa titik strategis ibu kota, antara lain Kementerian Perhubungan, Istana Presiden, dan Gedung DPR/MPR RI. Polisi menurunkan ribuan personel untuk pengamanan, sementara rekayasa lalu lintas bersifat situasional mengikuti pergerakan massa. Warga dan pengguna jalan diminta memantau kondisi real time melalui CCTV publik agar bisa memilih jalur alternatif yang lebih lancar.
Situasi Terkini Demo Ojol: Lokasi dan Skala Aksi
Menurut sejumlah laporan, aksi berlangsung Rabu, 17 September 2025 mulai sekitar pukul 10.00 WIB. Titik-titik utama yang disasar adalah Kemenhub di kawasan Medan Merdeka, Istana Presiden, serta Gedung DPR/MPR RI. Estimasi massa bervariasi antara 2.000 sampai 5.000 pengemudi, dengan narasi konvoi motor menuju titik akhir di kompleks parlemen. Di saat bersamaan, ada pula kelompok driver yang memilih tetap bekerja dan tidak bergabung dalam aksi.
Pengamanan diperketat. Polda Metro Jaya mengerahkan 6.118 personel gabungan di lapangan untuk menjaga situasi tetap kondusif dan mengantisipasi potensi kemacetan di koridor-koridor utama yang dilalui massa. Seruan agar aksi tertib dan tidak merusak fasilitas publik kembali disampaikan aparat.
Isu dan tuntutan. Selain isu tarif dan potongan aplikator, salah satu poin mencolok adalah desakan terkait evaluasi kepemimpinan di Kementerian Perhubungan. Sejumlah publikasi memberitakan ajakan “copot Menhub” sebagai bagian dari aspirasi di jalan. Di saat yang sama, daftar 7 tuntutan juga ramai dibagikan, seperti mendorong RUU Transportasi Online masuk Prolegnas 2025–2026 dan pembatasan potongan aplikator maksimal 10 persen. Dudy Purwagandhi adalah Menteri Perhubungan yang saat ini menjabat, berdasarkan laman dan kanal resmi Kemenhub serta daftar kabinet.
Rekayasa Lalin: Pengalihan Arus dan Titik Rawan Macet
Rekayasa lalu lintas bersifat situasional. Ditlantas Polda Metro Jaya menegaskan skema pengalihan arus akan diberlakukan mengikuti dinamika di lapangan. Artinya, bukaan-tutup dan pengalihan dapat dilakukan sewaktu-waktu di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Medan Merdeka, hingga koridor pendukung sekitar Monas dan Istana. Pengendara disarankan menghindari kawasan Senayan–Semanggi, Gatot Subroto, Medan Merdeka Barat–Gambir, serta akses menuju Slipi apabila kepadatan meningkat.
Poin praktis untuk pengguna jalan:
-
Jika hendak melintas koridor Gatot Subroto–Senayan–Semanggi dan Slipi, siapkan rute alternatif seperti Jl. Asia Afrika atau Jl. S. Parman bila terjadi penutupan sementara.
-
Untuk kawasan Medan Merdeka dan Istana, siapkan opsi Harmoni–Juanda–Senen atau Kebon Sirih–Menteng jika jalur utama padat.
-
Manfaatkan aplikasi navigasi dan tautan CCTV publik untuk membaca kepadatan real time sebelum berangkat.
Tuntutan Inti dan Dinamika Massa
Di antara yang paling banyak dibicarakan adalah agenda “aksi 179 Ojol” yang diprakarsai GARDA Indonesia, menggabungkan isu tarif, potongan aplikator, jaminan keselamatan, sampai kepastian status hubungan kerja dalam ekosistem platform. Beberapa elemen mahasiswa, termasuk BEM UI, disebut turut mengawal, yang berpotensi menambah gaung isu ke ruang kebijakan. Mayoritas alur narasi publik menyoroti dua hal: kesejahteraan dan kepastian regulasi.
Satu hal yang perlu dicatat, Demo Ojol tidak sepenuhnya seragam. Ada kontingen yang memilih off-bid untuk fokus aksi, namun ada pula driver yang secara sadar tetap narik demi menjaga pemasukan harian. Pola ini membuat kepadatan lalu lintas bergerak dinamis karena konsentrasi massa bisa berpindah sesuai jadwal orasi, negosiasi, atau pergeseran titik kumpul. Polisi mengingatkan agar aksi tidak disisipi tindakan provokatif seperti pembakaran atribut yang memancing kerumunan tambahan.
Rute dan titik kumpul juga sempat dilaporkan berbeda oleh beberapa media. Versi yang paling sering muncul adalah start pukul 10.00 WIB, lalu bergerak dari basis Garda di Cempaka Mas menuju Istana, Kemenhub, dan DPR. Ada pula laporan titik kumpul Mako Tekab Indonesia sebelum menuju rute yang sama. Perbedaan ini wajar mengingat massa tersebar dalam beberapa rombongan, namun garis besarnya tetap mengarah ke tiga pusat aksi.
Rute Konvoi, Titik Kumpul, dan Cara Memantau
Agar tidak terjebak macet saat Demo Ojol, Anda bisa memanfaatkan CCTV publik yang disediakan Molecool dan BaliTower, antara lain kamera di sekitar Bendungan Hilir dan koridor menuju DPR/MPR. Beberapa media juga menyusun daftar tautan yang mudah diakses untuk memantau pergerakan arus dari peta jalan besar, termasuk jalur Medan Merdeka. Dengan memeriksa kondisi real time, pengguna jalan dapat memutuskan apakah perlu memutar via Tanah Abang, Sudirman, atau memanfaatkan jalur layang bila memungkinkan.
Di lapangan, rekayasa lalin bersifat situasional. Polisi menyiapkan beberapa skenario pengalihan dan pengamanan, mulai dari pengaturan bukaan-tutup hingga pendampingan konvoi. Pengendara yang terlanjur memasuki koridor aksi disarankan menjaga kecepatan rendah, memperhatikan arahan petugas, dan menghindari berhenti mendadak yang dapat memicu antrean panjang. Bila Anda tinggal atau bekerja di sekitar Senayan, Slipi, Monas, dan Gambir, siapkan rencana keberangkatan lebih awal serta opsi transportasi publik yang tidak melintasi titik simpul massa.
Wajib Tahu:
Tanggal 17 September bertepatan dengan Hari Perhubungan Nasional, sehingga gaung Demo Ojol hari ini punya dimensi simbolik di sektor transportasi.
Sumber: Tempo