28.7 C
Jakarta
Wednesday, December 17, 2025
HomeInvestasiRUPS BRI Jadi Sorotan Keras: Dividen, Buyback, dan Isyarat Rombak Besar yang...

RUPS BRI Jadi Sorotan Keras: Dividen, Buyback, dan Isyarat Rombak Besar yang Tidak Bisa Diabaikan

Date:

Related stories

IPO SpaceX: Mimpi Triliunan Dolar yang Bisa Mengguncang Wall Street

Lintas Fokus - Pembicaraan soal IPO SpaceX kembali memanas...

IHSG Anjlok 0,92% Hari Ini: Sinyal Bahaya Atau Justru Peluang Cuan Besar?

Lintas Fokus - Indeks Harga Saham Gabungan benar-benar memberi...

Saham BBCA Lagi Diskon atau Sudah Mahal? Bongkar Data Asli Bank Paling Cuan di BEI

Lintas Fokus - Bagi banyak investor ritel Indonesia, Saham...

BBRI Diambang Guncangan RUPSLB: Diskon Besar atau Sinyal Bahaya?

Lintas Fokus - Saham BBRI kembali menjadi pusat perhatian...
spot_imgspot_img

Lintas Fokus Per 17 Desember 2025, RUPS BRI kembali jadi topik panas di kalangan investor ritel Indonesia. Alasannya sederhana: keputusan di meja RUPS bukan sekadar formalitas tahunan, melainkan “tombol besar” yang mengubah ekspektasi pasar. Saat sebuah emiten bank sebesar BBRI bicara dividen, buyback, dan perombakan pengurus, dampaknya tidak berhenti di dokumen keterbukaan informasi. Efeknya merambat ke psikologi pasar, strategi bandar, sampai kalkulator kecil investor yang sedang mengejar arus kas.

Yang perlu digarisbawahi, ada dua lapis informasi yang paling relevan untuk pembaca hari ini. Pertama, hasil resmi RUPS BRI yang sudah dipublikasikan melalui ringkasan risalah RUPST 24 Maret 2025, karena di sanalah “paket besar” dividen Tahun Buku 2024 dan buyback disahkan, sekaligus perubahan susunan pengurus ditetapkan. Kedua, pembaruan yang diumumkan hari ini terkait dividen interim Tahun Buku 2025 beserta jadwalnya, plus agenda RUPSLB yang diselenggarakan pada 17 Desember 2025 yang mengarah pada penyesuaian Anggaran Dasar, pendelegasian kewenangan persetujuan RKAP 2026, dan perubahan susunan pengurus.

Gambaran cepat yang harus Anda pegang

RUPS BRI terakhir yang “sudah ada hasil tertulisnya” menetapkan total dividen tunai Tahun Buku 2024 sebesar Rp343,40 per saham, termasuk dividen interim Rp135 per saham yang sudah dibayarkan 15 Januari 2025, sehingga sisa dividen yang dibayarkan kemudian menjadi Rp208,40 per saham dengan jadwal pembayaran 23 April 2025.
Di sisi lain, pada 17 Desember 2025 BRI mengumumkan rencana pembagian dividen interim Tahun Buku 2025 sebesar Rp137 per saham, lengkap dengan jadwal cum date, ex date, recording date, dan tanggal pembayarannya.


Angka kunci yang disepakati pemegang saham

Jika Anda ingin membaca “hasil RUPS” dengan cara yang paling praktis, mulailah dari angka yang mengubah perilaku investor: laba bersih, dividen, dan porsi yang ditahan. Dalam ringkasan risalah RUPST, BRI mencatat laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk Tahun Buku 2024 sebesar Rp60,15 triliun. Dari angka itu, total dividen tunai yang ditetapkan mencapai Rp51,735 triliun atau Rp343,40 per saham.

Yang sering luput dari perhatian pembaca adalah mekanisme “dividen dua tahap”. RUPS BRI menegaskan bahwa angka Rp343,40 per saham itu sudah termasuk dividen interim Rp135 per saham yang dibayarkan pada 15 Januari 2025. Artinya, sisa dividen tunai yang kemudian dijadwalkan untuk dibayar adalah Rp208,40 per saham, dengan rincian jadwal cum dividen, ex dividen, recording date, sampai pembayaran dividen yang jatuh pada 23 April 2025.

Buat investor Indonesia yang fokus pada strategi dividend capture, ini bukan detail kecil. Ini pembeda antara perhitungan yield yang akurat vs salah hitung, dan salah hitung yield sering berujung pada keputusan beli yang terlambat atau jual yang terlalu cepat.


RUPS BRI dan peta dividen: dari Rp343,40 ke Rp137

Sekarang kita masuk ke pembaruan yang paling “segar” per hari ini. Pada 17 Desember 2025, BRI mengumumkan rencana pembagian dividen interim Tahun Buku 2025 sebesar Rp137 per lembar saham. Keputusan direksi atas rencana ini telah mendapat persetujuan dewan komisaris, dan dasar perhitungannya mengacu pada laporan keuangan yang berakhir 30 September 2025.

Yang menarik untuk CTR dan rasa penasaran pembaca bukan sekadar nominal Rp137, tetapi jadwalnya yang menentukan siapa yang berhak menerima:

  • Cum dividen pasar reguler dan negosiasi: 29 Desember 2025

  • Cum dividen pasar tunai: 2 Januari 2026

  • Ex dividen pasar reguler dan negosiasi: 30 Desember 2025

  • Ex dividen pasar tunai: 5 Januari 2026

  • Recording date: 2 Januari 2026

  • Pembayaran: 15 Januari 2026

Di titik ini, RUPS BRI kembali menjadi magnet atensi karena pasar biasanya membaca dividen interim sebagai sinyal: manajemen percaya diri terhadap ketahanan profit, likuiditas, dan arah kebijakan pemegang saham pengendali. Bukan jaminan harga naik, tetapi sering menjadi bahan bakar narasi pasar.

Wajib Tahu:

Nominal dividen bisa terlihat “lebih kecil” atau “lebih besar” tergantung Anda menghitungnya sebagai dividen interim saja atau digabung dengan dividen final. Di BBRI, pembagian bertahap ini sudah jadi pola, jadi selalu cek apakah angka dividen yang Anda baca itu sudah termasuk interim atau belum.


Buyback dan rombak pengurus: sinyal yang dicermati pasar

Selain dividen, hasil RUPS BRI yang paling sering memantik diskusi adalah buyback. Dalam ringkasan risalah RUPST, pemegang saham menyetujui pembelian kembali saham (buyback) dengan jumlah sebesar-besarnya Rp3 triliun, tidak termasuk biaya-biaya terkait buyback.
Bagi pasar, buyback biasanya dibaca sebagai dua hal: upaya menjaga efisiensi struktur modal dan sinyal bahwa manajemen melihat valuasi sahamnya menarik atau perlu distabilkan.

Namun “cerita besar” lainnya datang dari perubahan susunan pengurus. Ringkasan risalah mencatat pemberhentian sejumlah nama dari jajaran direksi, termasuk Sunarso sebagai Direktur Utama dan Catur Budi Harto sebagai Wakil Direktur Utama. Kemudian ditetapkan pengangkatan Hery Gunardi sebagai Direktur Utama, serta pengalihan penugasan Agus Noorsanto menjadi Wakil Direktur Utama, berikut beberapa pengangkatan direktur lain.

Ada catatan penting yang wajib dipahami investor ritel: anggota direksi dan dewan komisaris tertentu baru dapat menjalankan tugas dan fungsi setelah mendapat persetujuan penilaian kemampuan dan kepatutan dari OJK.
Ini penting karena pasar sering bereaksi cepat terhadap headline “rombak pengurus”, padahal efektivitasnya bisa bergantung pada proses regulator.


RUPSLB 17 Desember 2025: agenda dan dampaknya

Di atas kertas, RUPS BRI tidak berhenti pada RUPST. BRI juga menyiapkan RUPSLB pada Rabu, 17 Desember 2025 pukul 14.00 WIB dengan mekanisme elektronik melalui eASY.KSEI. Agenda RUPSLB mencakup:

  1. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan

  2. Pendelegasian kewenangan persetujuan RKAP Tahun 2026

  3. Perubahan susunan pengurus Perseroan

Untuk pembaca Indonesia, bagian yang paling strategis ada di Perubahan Anggaran Dasar. Dokumen bahan mata acara menjelaskan penyesuaian dilakukan antara lain untuk memenuhi ketentuan UU BUMN (yang disebut telah mengalami perubahan terakhir melalui UU No. 16 Tahun 2025), serta pemenuhan POJK 30/2024 terkait konglomerasi keuangan dan perusahaan induk konglomerasi keuangan, termasuk kewajiban tindak lanjut melalui agenda RUPS.

Apa dampaknya ke investor? Biasanya bukan langsung ke nominal dividen, tetapi ke tata kelola, struktur pengambilan keputusan, dan “rulebook” internal yang menjadi kerangka kerja manajemen. Saat RUPS BRI membahas pendelegasian persetujuan RKAP 2026, pasar akan membaca apakah proses persetujuan kian ringkas, bagaimana kontrol pemegang saham negara diposisikan, dan apakah ini mempercepat eksekusi strategi bisnis.

Catatan transparansi: hingga artikel ini ditulis, hasil keputusan final RUPSLB 17 Desember 2025 bergantung pada ringkasan risalah atau keterbukaan informasi pasca-rapat. Karena itu, bagian yang sudah pasti dan bisa Anda pegang saat ini adalah agenda dan landasan hukumnya dari materi RUPSLB, serta hasil RUPST yang sudah tertulis resmi.

Sumber: Bank BRI

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img