Kemajuanrakyat.co.id – Pemilik dari Hamzah Batik, Hamzah Sulaeman meninggal dunia, Rabu (23/5/2025) malam.
Pengusaha yang juga merupakan seorang seniman dengan nama ikonik Raminten itu menghembuskan napas terakhirnya di usia 75 tahun.
Pria yang akrab disapa “Kanjeng” ini dikenal bukan hanya sebagai pengusaha sukses, tetapi juga tokoh budaya yang mencintai dan melestarikan kekayaan tradisi Jawa.
Kabar Hamzah Sulaeman meninggal dunia disampaikan melalui unggahan di akun Instagram resmi The House of Raminten.
“Selamat jalan Kanjeng… Terima kasih banyak atas segalanya. Engkau tidak hanya pemimpin bagi kami, tapi juga sebagai guru kami, panutan kami, dan seseorang yang telah berjasa bagi kami,” tulis akun tersebut, Kamis (24/4/2025).
Hingga kini, belum ada keterangan resmi mengenai penyebab meninggalnya maupun jadwal pemakaman beliau.

Baca juga; Ganti Wapres Gibran, Tuntutan dari Forum Purnawirawan TNI
Sejarah Hingga Hamzah Sulaeman Meninggal Dunia
Nama Raminten sebenarnya berasal dari tokoh yang diperankan oleh Hamzah dalam acara komedi situasi di Jogja TV.
Dirinya memerankan sosok perempuan Jawa lengkap dengan kebaya, jarik, dan konde, yang kemudian dikenal luas sebagai Raminten.
Hingga kini nama tersebut terus melekat erat pada dirinya dan menjadi indentitas bagi dua usaha besar miliknya: Hamzah Batik (dulunya Mirota Batik Malioboro) dan The House of Raminten.
Restoran The House of Raminten berdiri pada 26 Desember 2008 di Jalan FM Noto No. 7, Kotabaru, Yogyakarta.
Profil Hamzah Sulaeman
Diketahui bahwa Hamzah Sulaeman merupakan generasi kedua keluar Grup Mirota yang memiliki pusat oleh-oleh, Hamzah Batik, tempat makan, dan juga sanggar tari.
Hamzah Sulaiman merupakan putra bungsu dari lima bersaudara, pasangan dari pendiri Grup Mirota, yaitu Hendro Sutikno (Tan Kiem Tik) dan Tini Yuniati (Nyoo Tien Nio).
Bersama keempat saudaranya yaitu, Yangky Iswanti, Siswanto, Ninik Wijayanti, dan Ariyanti mereka mengembangkan bisnis peninggalan orang tua mereka.
Banyak masyarakat dari berbagai kalangan menilai, sosok pendiri House of Raminten, Yogyakarta itu, dikenal sebagai orang yang serba bisa, terutama dalam mempertahankan kebudayaan.
Karena kegigihannya dalam melestarikan kebudayaan, Hamza juga mendapatkan gelar dari keraton yakni Kanjeng Tumenggung Tanoyo Hamizi Nindyo.