Lintas Fokus – Pulau Padar, ikon Komodo National Park, kini jadi sorotan bukan hanya karena garis pantai berwarna-warni dan savana perbukitannya, tetapi juga rencana ambisius pembangunan infrastruktur wisata. Pemerintah dan investor mengusulkan resor mewah, jalur trekking permanen, dan dermaga terapung demi memenuhi target 500.000 kunjungan tahunan. Namun Pulau Padar adalah situs warisan dunia UNESCO—dan lembaga ini segera memberi peringatan keras. UNESCO menyatakan proyek ini berisiko mengikis Outstanding Universal Value (OUV) taman, menyerukan perbaikan AMDAL, dan peninjauan kembali zonasi sebelum pembangunan berlanjut.
Rencana Pembangunan Pulau Padar dan Tantangan AMDAL
Rencana modernisasi Pulau Padar mencakup:
Resor Eco-Luxury di bukit selatan, lengkap dengan glamping dan kolam tak terhingga.
Jalur Trekking Beton Permanen menghubungkan puncak utama ke empat teluk ikonik.
Dermaga Terapung untuk kapal pariwisata, memaksimalkan rotasi perahu cepat.
Restoran Apung di teluk barat, menawarkan pengalaman kuliner laut langsung di atas terumbu.
Dokumen AMDAL awal menunjukkan potensi erosi lereng dan sedimentasi terumbu karang, tetapi belum sepenuhnya mengkaji dampak jangka panjang terhadap vegetasi sabana dan jalur migrasi satwa darat. Para ahli konservasi menilai studi lingkungan tersebut terburu-buru, sehingga menyisakan ketidakpastian teknis dalam mitigasi dampak. Menurut IUCN Advice Note on Environmental Assessment, setiap EIA harus memasukkan analisis dampak terhadap OUV sebelum izin diterbitkan.
Reaksi UNESCO terhadap Pembangunan Pulau Padar
Pada laporan Reactive Monitoring Mission Maret 2022, UNESCO dan IUCN mengunjungi Komodo National Park untuk menilai kondisi warisan dunia. Dalam State of Conservation terbaru, mereka menegaskan:
Penghentian Sementara semua proyek infrastruktur di zona inti, termasuk Pulau Padar, hingga AMDAL direvisi sesuai pedoman IUCN.
Revisi Zonasi dari wilderness zone menjadi utilization zone, karena perubahan ini berpotensi menurunkan nilai geologi dan biologi kawasan.
Peninjauan Ulang AMDAL komprehensif yang memuat kajian OUV, carrying capacity, dan alternatif desain minimal-invasif.
Keterlibatan Masyarakat Lokal dalam proses perencanaan, agar hak kelola adat dan pengetahuan tradisional terintegrasi.
Monitoring Bersama dengan IUCN untuk mengevaluasi implementasi rekomendasi dan memastikan Pulau Padar tetap selamat dari risiko overdevelopment.
UNESCO menekankan bahwa wisata di Pulau Padar harus berorientasi “quality over quantity”. Tuntutan ini krusial demi menjaga status Komodo National Park sebagai warisan alam dan pusat keanekaragaman hayati sejak 1991.
Implikasi Sosial dan Lingkungan
Proyek pembangunan di Pulau Padar membawa harapan ekonomi bagi masyarakat Flores, terutama Desa Sebayur, melalui:
Kesempatan Kerja di sektor hospitality, pemandu wisata, dan jasa transportasi laut.
Peningkatan Pendapatan lewat homestay, UKM kerajinan, dan kuliner lokal.
Peningkatan Aksesibilitas ke pulau, mengurangi durasi transfer perahu hingga 30%.
Di sisi lain, tantangan meliputi:
Relokasi Warga: Potensi penggunaan lahan adat untuk fasilitas pariwisata, memerlukan ganti rugi adil dan transparan.
Perubahan Sosial: Masuknya investasi besar bisa mendatangkan gaya hidup baru yang tiba-tiba, menimbulkan ketegangan budaya.
Tekanan Lingkungan: Peningkatan sampah plastik, limbah cair resor, dan erosi jalur trekking dapat merusak habitat tanaman endemik dan jalur fauna.
Kajian ekosistem menunjukkan Pulau Padar menampung vegetasi savana unik yang berfungsi sebagai buffer erosi alami. Pembangunan massif berisiko memecah “green corridor” seluas 5 hektar yang selama ini menjadi kunci stabilisasi lereng bukit.
Wajib Tahu:
Pada tahun 2008, erosi dan sampah mengancam vegetasi sabana Pulau Padar. Sejak 2010, penanaman pohon kaktus endemik telah mengembalikan stabilitas tanah, menjadikan “green corridor” hidup seluas 5 ha yang mencegah longsor.
Langkah Konkrit untuk Pengelolaan Berkelanjutan
Complete Revision of ITMP
Finalisasikan Integrated Tourism Master Plan, memasukkan hasil kajian OUV dan rekomendasi UNESCO/IUCN.Strengthen AMDAL Process
Tambahkan studi mendalam mengenai carrying capacity, dampak jangka panjang, dan skenario worst-case. Libatkan pakar geologi, hidrologi, serta ekologi maritim.Community Engagement
Bentuk forum adat-pariwisata, jaga hak kelola masyarakat lokal, dan kembangkan program pelatihan hospitality.Environmental Trust Fund
Sisihkan persen pendapatan resor untuk dana konservasi: pemantauan terumbu karang, penjagaan jalur satwa, dan edukasi pengunjung.UNESCO/IUCN Oversight
Undang Reactive Monitoring Mission berkala untuk menilai kepatuhan implementasi rekomendasi, menjamin Pulau Padar tetap lestari.
Sumber: Unesco