30 C
Jakarta
Monday, October 27, 2025
HomeNasionalGunung Gede: Pendaki Ilegal Bikin Geram, Ini Fakta, Sanksi, dan Cara Aman...

Gunung Gede: Pendaki Ilegal Bikin Geram, Ini Fakta, Sanksi, dan Cara Aman Naik

Date:

Related stories

Arema vs Borneo: Pemuncak Menggila, Tuan Rumah Tersengat di Ujung Laga

Lintas Fokus - Hasil Arema vs Borneo berakhir 1-3...

Plot Twist! “Meme Bahlil” Dimaafkan: Strategi Damai atau Manuver Cerdas

Lintas Fokus - Setelah beberapa hari jagat maya panas...

Tragis dan Mengguncang: Kasus Mahasiswa Unud, Dugaan Bully, dan Arah Penegakan

Lintas Fokus - Indonesia berduka dan bertanya. Seorang Mahasiswa...
spot_imgspot_img

Lintas Fokus Ketika nama Gunung Gede disebut, yang terbayang adalah Surya Kencana yang memesona, jalur Cibodas yang rimbun, sampai pemandangan kawah yang menggugah. Namun beberapa pekan terakhir, perbincangan lebih banyak soal pendaki ilegal. Penutupan sementara jalur pendakian sejak 13 Oktober 2025 demi penanganan sampah memicu gelombang penyusup yang memaksa petugas melakukan operasi penertiban. Balai Besar TNGGP mengumumkan penutupan ini melalui kanal resmi, disusul pemberitaan media arus utama yang menegaskan alasan ekologisnya.

Fenomena pendaki ilegal bukan hal baru di Gunung Gede. Pada awal Juni 2025, petugas menurunkan 2.658 orang yang diduga menggunakan kupon tidak resmi dalam razia tiga hari. Sebagian dijatuhi denda hingga lima kali lipat dari tarif resmi. Di akhir Oktober, 36 orang kembali tertangkap saat mencoba mendaki ketika jalur masih ditutup. Mereka mendapat denda lima kali lipat dan sanksi sosial berupa permintaan maaf terbuka. Data ini menunjukkan tren yang harus segera diputus agar kawasan tetap lestari.

Fakta Lapangan: Pendaki Ilegal di Gunung Gede

Operasi gabungan di jalur resmi dan jalur tikus memperlihatkan pola berulang. Banyak yang mengaku tertipu agen tak resmi yang menawarkan “tiket ekspres” atau kupon abal-abal. Petugas TNGGP tidak hanya menurunkan mereka dari jalur, tetapi mendata identitas, memberikan edukasi, hingga menjatuhkan denda administrasi yang tegas. Komunikasi resmi TNGGP di Instagram menyebut rumusan sanksi yang berlaku saat ini, yaitu denda lima kali tarif masuk bagi pendaki tanpa tiket atau barcode resmi, plus potensi masuk daftar hitam. Unggahan lain memotret “Operasi Bersih” di Selabintana yang melibatkan puluhan personel. Artinya, pengawasan lapangan benar-benar ditingkatkan.

Di luar denda administratif, pelanggaran yang merusak kawasan konservasi bisa dijerat aturan yang lebih berat. Kerangka hukum konservasi Indonesia melalui UU No. 5 Tahun 1990 memuat ancaman pidana maksimal 10 tahun dan denda hingga Rp200 juta bagi tindakan yang merusak keutuhan kawasan konservasi, termasuk zona inti taman nasional. Penerapannya bergantung pada unsur perbuatan dan bukti kerusakan, tetapi ini mengingatkan bahwa bermain-main di area konservasi bukan sekadar perkara “masuk tanpa izin”.

Jalur Resmi, Kuota, dan Cara Daftar yang Benar

Jika kamu berniat mendaki Gunung Gede secara legal, rutenya jelas, mudah, dan transparan. Seluruh izin pendakian dikelola terpusat melalui situs resmi TNGGP di booking.gedepangrango.org. Di sana, pendaki wajib membaca ketentuan, mengecek sisa kuota, memilih pintu masuk, lalu membayar sesuai tarif yang berlaku. Halaman “Tiket” menyajikan informasi pintu pendakian, daftar hitam, hingga informasi HO (hiking organizer) yang terverifikasi. Jangan pernah bertransaksi di luar kanal resmi ini.

Kuota harian tahun 2025 kembali normal setelah penutupan sementara yang sempat terjadi pada awal tahun. Kapasitas total yang ditetapkan TNGGP adalah sekitar 600 orang per hari, terbagi ke tiga jalur: Cibodas 300, Gunung Putri 200, dan Selabintana 100. Media lokal dan situs informasi pendakian yang mengacu pada rilis TNGGP ikut menegaskan bahwa kuota telah dinormalkan sejak 22 April 2025 setelah masa penutupan sebelumnya. Memahami angka kuota membantu kamu menghindari jebakan calo yang kerap memanfaatkan momen padat kunjungan.

Di masa penutupan Oktober 2025, status kuota di laman resmi terlihat nol. Begitu taman nasional resmi dibuka lagi, kuota akan kembali muncul dan bisa dipesan. Kuncinya tetap sama: cek status resmi, jangan percaya ajakan naik “pakai jalur belakang” atau “ada jatah internal”. Gunung Gede adalah kawasan konservasi; pengelola punya alasan kuat saat menutup atau membatasi akses, mulai dari cuaca, aktivitas vulkanik, hingga beban sampah.

Modus, Sanksi, dan Bagaimana Menghindarinya

Apa saja modus yang sering memerangkap pendatang baru? Pertama, penjualan “kupon pendakian” yang tidak terhubung dengan barcode resmi TNGGP. Kedua, bujukan masuk lewat jalur kebun warga atau jalur air. Ketiga, rombongan besar yang diklaim memakai kuota “organizer dalam”. Semua ini salah. Kanal resmi akan selalu meminta data pribadi, kontak darurat, serta jadwal masuk dan keluar yang jelas. Jika tidak ada barcode resmi, artinya kamu sedang melanggar aturan di Gunung Gede.

Soal sanksi, pola penegakan hukum kini konsisten. Denda administratif lima kali lipat diberlakukan bagi pendaki tanpa izin, disertai sanksi sosial seperti pengumuman permintaan maaf. Ada pula kebijakan daftar hitam, yang durasinya berjenjang dan berlaku lintas pintu resmi TNGGP. Sanksi ini berlandaskan pengelolaan konservasi dan keselamatan. Semakin sering pelanggaran diulang, semakin berat sanksi yang dikenakan. Balai Besar juga menyampaikan bahwa patroli intensif akan terus berjalan selama masa penutupan dan masa transisi pembukaan kembali.

Jika perilaku merusak terbukti, pelaku berisiko masuk ranah pidana konservasi. Di banyak kasus, petugas mendahulukan edukasi dan sanksi administratif. Namun publik perlu paham bahwa penegakan hukum bisa naik tingkat jika terjadi pengrusakan habitat, perburuan, atau pelintasan zona yang dilindungi. Gunung Gede bukan sekadar destinasi, melainkan ekosistem yang menampung flora dan fauna endemik. Mengabaikan rambu bisa berujung mahal, baik bagi dompet maupun reputasi komunitas pendakian.

Wajib Tahu:

Seluruh izin pendakian Gunung Gede diproses via booking.gedepangrango.org, kuota normal 600 orang per hari saat dibuka, denda bagi pendaki ilegal berlaku lima kali tarif resmi, dan patroli penertiban terus ditingkatkan selama masa penutupan.

Panduan Aman, Etika, dan Checklist Anti Masalah

Agar perjalanan ke Gunung Gede aman dan berkesan, pegang tiga pilar: patuhi kanal resmi, jaga lingkungan, dan hormati warga lokal. Pertama, pesan izin jauh hari sesuai kuota. Cek status pembukaan, baca syarat kesehatan, dan pastikan seluruh anggota tim punya identitas. Kedua, rencanakan logistik yang realistis. Bawa kembali seluruh sampah, pilih perlengkapan yang tahan cuaca, dan minimalkan plastik sekali pakai. Ketiga, siapkan rencana darurat. Simpan nomor pos jaga TNGGP dan bagikan itinerary kepada keluarga.

Etika di jalur tidak kalah penting. Berjalan di trek resmi, jangan memotong jalur, dan hindari membuat api unggun sembarangan. Jika kondisi fisik menurun, jangan memaksa. Banyak insiden terjadi karena ego mengalahkan nalar. Ingat, Gunung Gede berada dekat kota besar sehingga tingkat kunjungan tinggi; justru karena itu standar perilaku harus lebih tinggi. Ketinggalan kuota hari ini bukan akhir dari segalanya. Menunggu pembukaan resmi lebih aman daripada mempertaruhkan keselamatan dan merusak ekosistem.

Terakhir, jangan mudah terbujuk “paket murah tanpa ribet”. Harga sedikit lebih murah bisa berubah jadi biaya berlipat karena denda dan blacklist. Pilih penyedia jasa yang tercatat, minta ditunjukkan bukti pemesanan resmi, serta pastikan barcode izin bisa diverifikasi di pos jaga. Dengan begitu, kamu ikut menjaga reputasi komunitas pendaki yang bertanggung jawab dan membantu pengelola mengurangi beban pengawasan. Bagi yang benar-benar ingin menikmati Gunung Gede, cara terbaik selalu sama: tertib izin, tertib perilaku, tertib pulang dengan membawa sampah sendiri.

Sumber: CNN Indonesia

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img