Kemajuanrakyat.co.id – Dikabarkan bahwa Ukraina melancarkan salah satu serangan drone terbesar yang pernah dilakukannya terhadap Rusia, didalam video menunjukan serangkaian ledakan dan kebakaran di pembangkit listrik dan kilang minyak, termasuk di moskow.

Selain itu juga, Ukraina berhasil memasuki wilayah Rusia yang dimana bukan berada dalam medan peperangan kedua negara, tepatnya di daerah Kursk.
Seperti yang disampaikan oleh presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky melakukan klaim bahwa pasukannya berhasil menguasai 74 wilayah di Kursk, Rusia. Disamping itu, pasukan Ukraina terus maju ke wilayah Kursk dan menangkap tahanan Rusia.
Ada sebanyak 28 pemukiman Rusia yang dikendalikan Ukraina, berita ini langsung disampaikan oleh Gubernur Alexei Smirnov pada hari senin.

Dipihak Rusia, Presiden Vladimir Putin buka suara terkait invasi yang dilakukan oleh pasukan Ukraina ke wilayahnya didaerah Kursk. Didalam pernyataannya, Putin berjanji untuk menangani invasi Ukrainan tersebut.
Baca juga; Paus Fransiskus, Lakukan Perjalanan Apostolik Ke Indonesia
Putin menjalaskan, perhitungan mereka adalah untuk menghentikan aksi ofensif kami dibeberapa bagian penting Donbas. Hasilnya telah kami ketahui dan mereka tidak berhasil menghentikan laju kami di Donbas, ungkap Putin.
Disisi lain, Kyiv mengatakan salah satu tujuannya memasuki Kursk adalah untuk melemahkan pasukan Rusia dan memaksanya untuk menarik cadangan dari Ukraina Timur.
Sedangkan untuk pihak Rusia sendiri akan melakukan perubahan pada doktrin penggunaan senjata nuklirnya sebagai tanggapan terhadap apa yang dianggapnya sebagai eskalasi Barat dalam perang ini.
Dilaporkan juga bahwa, lebih dari 66.000 personel militer Rusia telah tewas selama perang ini terjadi. Sebelumnya dibulan April, mereka mengumumkan telah menemukan lebih dari 50.000 nama orang Rusia yang tewas.
“Hingga pada 30 Agustus 2024, kami telah mengantongi nama 66.471 tentara Rusia yang tewas dalam perang tersebut.”
Daftar tersebut telah bertambah lebih dari 4.600 dalam empat minggu terakhir, menurut laporan investigasi yang dilakukan, sambil menekankan bahwa ini bukanlah angka yang pasti karena masih banyak kematian tentara yang tidak dipublikasikan.
Meskipun sering disebut sebagai serangan terbesar, Rusia secara konsisten membantah telah menargetkan warga sipil. Dipihak lain para pengamat menyatakan bahwa, serangan terbaru ini menunjukan bahwa konflik masih jauh dari selesai dimana kedua belah pihak terus meningkatkan intensitas serangan mereka.