Lintas Fokus – Gema perayaan HUT TNI ke-80 akan mencapai puncaknya pada 5 Oktober 2025 di kawasan Monumen Nasional Jakarta. Tahun ini, TNI mengusung tema “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju”, yang menekankan profesionalisme, kedekatan dengan rakyat, serta orientasi modern dan adaptif. Sejak pertengahan September, persiapan terlihat masif di ibu kota, mulai dari TNI Fair hingga latihan defile alutsista dan simulasi tempur sebagai pemanasan jelang hari-H. Rangkaian itu menegaskan bahwa ulang tahun TNI bukan hanya seremoni, melainkan etalase kesiapan pertahanan, transparansi kepada publik, dan momentum memperkuat kepercayaan warga pada institusi pertahanan negara.
Bagi pembaca Indonesia, inilah saat tepat untuk melihat ulang posisi TNI dalam lanskap keamanan nasional. Di balik panggung utama, ada kerja panjang di basis-basis latihan, bengkel pemeliharaan, hingga ruang kendali operasi. HUT TNI ke-80 menjadi jendela yang memperlihatkan sinergi tiga matra, kesiapan prajurit, dan arah modernisasi yang sedang dikejar.
HUT TNI ke-80: Apa Saja yang Sudah Pasti Terlihat di Monas
Penetapan lokasi pusat perayaan di kawasan Monas memberi akses luas bagi publik. Pameran alutsista bertema keluarga yang digelar 20 sampai 21 September membuka rangkaian dengan pengalaman interaktif untuk warga, mulai dari edukasi peralatan, wahana foto, hingga panggung komunitas. Sepekan setelahnya, TNI menggelar latihan defile alutsista dan simulasi tempur sebagai bagian dari kesiapan acara puncak 5 Oktober. Pola ini konsisten dengan tradisi perayaan besar TNI, yaitu menempatkan masyarakat di jantung perayaan melalui pameran terbuka dan demo kemampuan satuan.
Agenda puncak akan memadukan upacara militer, parade pasukan, hingga defile kendaraan dan unsur udara. Informasi rangkaian yang dirilis media arus utama dan kanal resmi militer memberi gambaran kuat tentang bentuk selebrasi, dan menegaskan kesiapannya di ibu kota.
Tema Resmi, Sejarah, dan Kenapa 5 Oktober Itu Penting
Tema “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju” bukan sekadar slogan. PRIMA menggarisbawahi profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif, yang diracik sebagai kompas pengembangan organisasi. Tema itu menyambung langsung dengan akar sejarah 5 Oktober, tanggal yang dipilih sebagai hari jadi TNI karena pada 5 Oktober 1945 pemerintah mengubah Badan Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keamanan Rakyat, cikal bakal TNI hari ini. Penetapan tanggal itu berulang kali dijelaskan media dan laman resmi TNI, sehingga 5 Oktober menjadi simbol institusional yang tidak bisa dipisahkan dari perjalanan republik.
Dengan menautkan tema ke sejarah, HUT TNI ke-80 menghadirkan narasi yang utuh. Di satu sisi, publik diajak melihat evolusi organisasi dari masa TKR, TRI, hingga TNI. Di sisi lain, publik mendapat konteks mengapa modernisasi doktrin, teknologi, dan sumber daya manusia menjadi agenda yang tidak bisa ditawar.
Sorotan Kepemimpinan dan Arah Modernisasi
Di level kepemimpinan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto tercatat memimpin beberapa agenda internal terkini, termasuk laporan korps kenaikan pangkat perwira tinggi di Mabes TNI. Aktivitas ini menegaskan rotasi dan penguatan struktur komando jelang perayaan besar. Nama Agus Subiyanto sendiri mengisi jabatan panglima sejak 22 November 2023. Keberlanjutan komando penting karena perayaan skala nasional seperti HUT TNI ke-80 melibatkan koordinasi lintas matra, pemerintahan daerah, dan pemangku kepentingan sipil.
Modernisasi pun jadi kata kunci. Pameran alutsista dan latihan defile bukan sekadar tontonan, melainkan cara TNI memperlihatkan upaya pemeliharaan kesiapan tempur serta literasi pertahanan kepada masyarakat. Di depan keluarga dan pelajar, senjata, kendaraan, dan sistem komunikasi tidak lagi sekadar “mesin” yang jauh, melainkan perangkat kerja prajurit yang diaudit publik. Transparansi seperti ini menguatkan legitimasi sosial pertahanan negara, dan pada saat bersamaan, menjadi medium edukasi tentang etika pemanfaatan teknologi militer.
Wajib Tahu:
Tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari lahir TNI karena pada hari itu tahun 1945 pemerintah mengubah BKR menjadi TKR, yang kemudian berevolusi menjadi TNI. Tema resmi HUT TNI ke-80 tahun ini adalah “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju”.
Dampak ke Publik: Dari Edukasi Pertahanan sampai Ekonomi Komunitas
Dampak perayaan HUT TNI ke-80 terasa di dua jalur. Pertama, jalur edukasi pertahanan. Interaksi langsung warga dengan prajurit dan peralatan memperpendek jarak psikologis sipil militer. Pelajar bisa melihat sains di balik radar, sistem komunikasi, hingga logistik. Kedua, jalur ekonomi komunitas. TNI Fair dan pesta rakyat memberi panggung bagi UMKM dan komunitas kreatif, menarik arus pengunjung ke area Monas, dan menyebarkan manfaat ekonomi ke pedagang kecil.
Bagi penikmat fotografi dan pemburu konten, momentum ini kaya visual. Defile pasukan, formasi udara, serta display kendaraan menjadi materi dokumenter yang panjang umurnya di media sosial. Di sisi narasi, HUT TNI ke-80 mendorong media dan akademisi mengangkat kembali riset sejarah, doktrin, serta kerja kemanusiaan TNI saat bencana. Semua ini menguatkan pesan tema, bahwa TNI modern bersandar kepada rakyat, dan rakyat berhak tahu bagaimana pertahanan negara bekerja.
Sumber: Detikcom