Lintas Fokus – Sidoarjo diguncang kabar duka. Bangunan di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk saat waktu ibadah, memicu operasi pencarian besar-besaran dan sorotan nasional atas standar keselamatan bangunan pendidikan. Hingga hari ini, Senin, 6 Oktober 2025, angka korban tewas terus diperbarui oleh otoritas. Laporan lapangan dari media kredibel menyebut korban meninggal telah menembus 50 orang, sementara update resmi Basarnas siang ini menyebut total 54 jenazah telah dievakuasi dari reruntuhan, dengan pencarian masih berlangsung. Data ini menempatkan tragedi Al Khoziny sebagai salah satu bencana dengan korban jiwa terbanyak tahun ini.
Kronologi yang dihimpun menunjukkan insiden terjadi pada Senin, 29 September 2025, ketika para santri melaksanakan salat Asar. Bagian bangunan bertingkat yang sedang mengalami penambahan lantai disebut tidak mampu menahan beban beton dan struktur atas. Sejumlah pakar konstruksi yang dikutip media internasional menggarisbawahi indikasi penambahan lantai tanpa izin memadai sebagai pemicu utama kegagalan struktural. Pemerintah membuka penyelidikan kemungkinan kelalaian konstruksi dan kepatuhan perizinan.
Di tengah proses evakuasi yang menegangkan, Tim SAR, TNI, dan Polri bekerja non stop menggunakan ekskavator, lampu sorot, dan peralatan pendeteksi kehidupan. Beberapa korban selamat dikeluarkan dalam kondisi luka berat dan ringan, sementara keluarga menanti di posko, rumah sakit, dan lokasi kejadian. Otoritas memprioritaskan keselamatan relawan serta stabilitas puing, mengingat sebagian struktur bangunan masih rawan bergeser.
Kronologi, Korban, dan Operasi Pencarian
Sejak hari pertama, data korban bergerak cepat. Catatan resmi yang dirilis bertahap menunjukkan grafik peningkatan signifikan seiring akses ke kantong-kantong puing terbuka. Menjelang malam kemarin, detikcom mencatat 45 korban meninggal dan lebih dari seratus orang selamat, sebelum siang ini Basarnas mengumumkan 54 jenazah telah dievakuasi. Reuters melaporkan sedikitnya 50 orang telah dipastikan meninggal, dengan korban hilang masih dicari dan kemungkinan angka bertambah. Angka-angka tersebut harus dibaca sebagai temuan dinamis, sejalan dengan progres pembersihan puing dan verifikasi identitas.
Di lokasi, tim gabungan telah membersihkan sebagian besar puing untuk mempercepat pencarian. BNPB menegaskan fokus pada penyelamatan korban yang mungkin masih terperangkap serta pengamanan area yang labil. Narasi dari lapangan memperlihatkan disiplin prosedur: area disterilkan, perimeter dipasang, hingga alur evakuasi jenazah dan korban luka diarahkan ke RS Bhayangkara dan rumah sakit sekitar.
Mengapa Bangunan Bisa Runtuh: Sorotan Izin dan Beban Struktur
Penyelidikan awal menyoroti praktik penambahan lantai di atas struktur eksisting. Laporan internasional menyebut dua lantai tambahan tengah dikerjakan tanpa izin lengkap, sementara pondasi dan elemen struktural tidak dirancang untuk memikul beban baru yang berat, termasuk beton segar. Kombinasi kapasitas struktur yang terbatas dan proses pekerjaan diduga menjadi faktor utama runtuhnya bagian bangunan. Pemerintah daerah bersama kepolisian dan ahli konstruksi kini mengaudit dokumen perizinan, metode kerja, serta keterlibatan pihak kontraktor dan penanggung jawab teknis.
Tragedi Al Khoziny menyingkap persoalan sistemik: pengawasan pembangunan sarana pendidikan berbasis komunitas yang sering berjalan tanpa pendampingan teknis memadai. Para ahli mengingatkan, peningkatan kapasitas bangunan seharusnya didahului audit struktur dan perizinan lengkap, termasuk analisis beban, desain bertingkat sesuai SNI, dan supervisi insinyur bersertifikat. Deret kelalaian kecil dapat berakumulasi menjadi risiko besar saat bangunan menampung ratusan jiwa.
Dampak Kemanusiaan dan Tindak Lanjut Otoritas
Setelah fase tanggap darurat, perhatian beralih ke pemulihan: dukungan psikososial bagi santri, guru, dan keluarga; bantuan biaya perawatan; serta skema santunan bagi korban. Pemda dan kementerian terkait diminta memastikan proses belajar mengajar berlanjut di lokasi sementara yang aman. Selain itu, audit menyeluruh di pondok-pondok pesantren lain mulai digulirkan agar insiden serupa tidak terulang. Laporan media nasional menyebut tragedi Al Khoziny telah diklasifikasikan sebagai bencana dengan korban terbesar tahun ini, memicu konsolidasi lintas lembaga untuk memperketat perizinan dan inspeksi bangunan pendidikan berbasis masyarakat.
Di sisi pesantren, pengasuh Al Khoziny menyerukan kesabaran dan meminta semua pihak fokus pada penyelamatan dan pemulihan. Pernyataan belasungkawa juga mengalir dari berbagai organisasi keagamaan, tokoh publik, serta relawan di lapangan yang tanpa lelah mencari korban. Pada saat bersamaan, publik mendorong transparansi proses pengungkapan penyebab serta penegakan hukum terhadap kemungkinan unsur kelalaian.
Wajib Tahu:
Tragedi Al Khoziny terjadi di waktu ibadah sore, saat hunian padat; penambahan lantai diduga tanpa izin lengkap dan struktur tak siap memikul beban baru.
Sumber: Reuters