Site icon Lintas Fokus

Bank Syariah Muhammadiyah Lahir: Gebrakan Dahsyat Finansial Halal 2025

Logo bertuliskan “Bank Syariah Muhammadiyah” terpasang di dinding gedung kantor pusat baru.

Tampak depan logo Bank Syariah Muhammadiyah di fasad kantor pusat yang siap beroperasi nasional pada 2025.

Lintas Fokus Ketukan palu dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Juni 2025 akhirnya mengukuhkan lahirnya Bank Syariah Muhammadiyah—institusi perbankan baru yang digadang-gadang menjadi poros ekonomi halal Tanah Air. Dengan modal disetor awal Rp3 triliun—melebihi batas minimum bank umum syariah—persyarikatan yang berusia lebih dari satu abad itu memasuki panggung industri keuangan dengan percaya diri.
Singkat, namun penuh makna.

Visi Bank Syariah Muhammadiyah Memacu Ekonomi Umat

Di balik seremoni penandatanganan akta pendirian, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir menegaskan bahwa lembaga baru ini bukan sekadar “bank milik organisasi”, melainkan akselerator pemberdayaan masyarakat. Model bisnisnya bertumpu pada tiga pilar: pembiayaan mikro-UMKM, layanan haji-umrah terintegrasi, dan ekosistem pendidikan berbasis kampus Muhammadiyah–‘Aisyiyah di seluruh Indonesia. Konsep jangkauan luas tadi diperkuat 5.000 lebih amal usaha persyarikatan sebagai jaringan organik—mulai dari klinik, rumah sakit, hingga pesantren—yang secara alami menjadi nasabah sekaligus agen literasi keuangan syariah.

Infrastruktur Digital Bank Syariah Muhammadiyah dan Strategi Modal

Direktur Utama perdana, Achmad Syauqi, mengumumkan kolaborasi strategis dengan PT Fintech Nusantara untuk membangun core banking berbasis cloud-native—mengurangi biaya operasional hingga 40 % ketimbang sistem legacy. Selain itu, 30 % dari modal awal dialokasikan untuk belanja modal (capex) digital: aplikasi mobile dengan fitur dompet wakaf, pembayaran zakat otomatis, serta pembiayaan mikro instan menggunakan penilaian syariah berbasis AI.
Tak kalah penting, bank ini menerapkan konsep “branch-lite”: hanya 50 kantor cabang fisik dalam tiga tahun pertama, tetapi didukung 3.500 AgenMu—toko komunitas, koperasi pesantren, dan warung sembako—yang didorong menjadi titik layanan tarik–setor tunai di level kelurahan. Formula tersebut membuat biaya akuisisi nasabah jauh lebih rendah sembari tetap menjaga sentuhan personal khas gerakan sosial Muhammadiyah.

Skema Pembiayaan Unggulan Bank Syariah Muhammadiyah untuk UMKM

Produk flagship bernama Murabahah Mikro Berkemajuan menawarkan margin flat 7 % per tahun, tenor 36 bulan, dan proses persetujuan maksimal 48 jam. Di tahap awal, bank menargetkan menyalurkan Rp1 triliun kepada 40 ribu pelaku usaha kecil—terutama perempuan wirausaha anggota ‘Aisyiyah.
Selain itu, ada Qardhul Hasan tanpa akad bagi petani terdampak El Niño yang kesulitan modal tanam; dana bersumber dari sedekah korporasi dan crowd-funding jamaah. Seluruh portofolio pembiayaan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah internal yang diketuai KH. Safiq A. Mughni dan tim penasihat eksternal Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah.

Peta Persaingan dan Tantangan Bank Syariah Muhammadiyah di Industri

Masuknya pemain baru jelas menggoyang pangsa pasar bank syariah mapan seperti BSI dan BTPN Syariah. Namun, analis Infobank Research—Eko Budianto—menilai diferensiasi berbasis jaringan sosial akan menjadi kekuatan unik. Tantangan terberat justru pada kualitas sumber daya manusia; oleh sebab itu, 1.000 lulusan universitas Muhammadiyah diproyeksikan mengikuti Islamic Banking Leadership Program selama setahun di Qatar Fintech Hub.
Di sisi regulasi, OJK memuji komitmen modal serta risk-based capital di atas 18 %, tetapi tetap menyorot kebutuhan compliance anti-pencucian dan pencegahan pendanaan terorisme. Sebagai mitigasi, bank menggandeng konsultan Deloitte Indonesia untuk memperkuat kerangka tata kelola.

Fenomena berdirinya Bank Syariah Muhammadiyah menandai fase baru kompetisi perbankan syariah nasional—di mana kekuatan komunitas, teknologi ringan, dan filosofi keuangan berkeadilan bersatu menghadirkan opsi segar bagi masyarakat. Ke depan, publik menunggu realisasi janji bank ini: pembiayaan inklusif yang truly ramah umat, bukan sekadar ganti label konvensional.

Sumber: Okezone

Exit mobile version