Site icon Lintas Fokus

Bendera Terbalik di HUT RI ke-80: Emosi Meledak, Fakta Menyejukkan, Solusi untuk Semua Panitia

Bendera Terbalik saat upacara HUT RI ke-80 di Mamasa, Sulawesi Barat; Paskibraka menghentikan prosesi dan bersiap memperbaiki posisi bendera.

Momen Bendera Terbalik pada upacara HUT RI ke-80 di Mamasa, Sulawesi Barat. Petugas segera menghentikan prosesi, membetulkan posisi Merah Putih, lalu melanjutkan pengibaran.

Lintas Fokus (Bendera Terbalik) Upacara HUT RI ke-80 semestinya menjadi momen paling khidmat, namun tahun ini ada pelajaran besar yang tak boleh diabaikan. Video dari Balai Kota Surabaya memperlihatkan bendera sempat terbuka dalam posisi tak semestinya beberapa detik sebelum dikerek. Tim di lapangan cepat sadar, menghentikan gerak, lalu membetulkan urutan warna sebelum penarikan dilakukan. Rekaman media lokal dan nasional mengonfirmasi momen itu singkat, terkendali, dan segera dikoreksi.

Di Mamasa, Sulawesi Barat, pola mirip terjadi. Ketika bendera dibentangkan di depan tiang, posisi putih sempat berada di atas merah. Komandan regu segera memberi aba-aba stop, regu pengibar membalik posisi, baru upacara dilanjutkan. Welem, Ketua Panitia Peringatan HUT RI Pemkab Mamasa, menyampaikan permohonan maaf dan menegaskan kejadian ini murni kesalahan teknis. Pengakuan terbuka tersebut meredam spekulasi dan memperlihatkan bahwa prosedur koreksi darurat berjalan.

Di media sosial, kedua peristiwa cepat menjadi bahan perbincangan. Ada yang mengecam, tetapi tidak sedikit yang memberi dukungan karena petugas berani menghentikan prosesi dan memperbaiki di tempat. Narasi yang jernih penting agar publik memahami: insiden Bendera Terbalik terjadi saat tahap pembentangan, bukan saat bendera sudah berkibar. Tindakan cepat panitia menunjukkan penghormatan pada Merah Putih tetap dijaga.

Mengapa Insiden Bendera Terbalik Terjadi?

Melacak akar masalahnya, ada tiga faktor yang paling sering muncul:

  1. Tekanan mental di momen seremonial. Paskibraka adalah pelajar/mahasiswa yang memikul beban psikologis besar ketika disaksikan ribuan pasang mata dan kamera. Dalam kondisi tegang, urutan gerak mudah tertukar.

  2. Sinkronisasi koreografi pembentangan. Pada tahap membuka lipatan, sudut bendera bisa bergeser bila kedua pembawa tidak kompak; sepersekian detik saja cukup membuat warna terbalik saat disorongkan ke pengait.

  3. Pengecekan visual terakhir terlewat. Banyak panitia melakukan briefing teknis, namun tidak menambah cek warna atas tepat 30–60 detik sebelum formasi keluar. Padahal, “cek merah di atas” yang diucapkan keras bisa menjadi pengingat refleks.

Di lapangan, ketiganya saling menumpuk sehingga memunculkan risiko Bendera Terbalik. Kabar baiknya, pada dua kejadian HUT ke-80, petugas berani menghentikan prosesi, memperbaiki urutan warna, lalu melanjutkan secara khidmat. Respons seperti ini menunjukkan kedewasaan: tidak memaksa prosesi berjalan ketika simbol negara berpotensi salah ditampilkan.

Wajib Tahu:

Kedua insiden—Surabaya dan Mamasa—dikoreksi sebelum pengibaran dimulai. Ini penting untuk menegaskan bahwa bendera tidak sempat berkibar dengan posisi terbalik, sehingga dampak simbolisnya diminimalkan.

Reaksi Resmi, Etika Merah Putih, dan Narasi yang Perlu Diluruskan

Dari sisi komunikasi, langkah panitia Mamasa patut dicatat: permintaan maaf publik, penjelasan kronik, dan penegasan tanpa unsur kesengajaan. Pemberitaan Surabaya juga menekankan bahwa insiden hanya berlangsung beberapa detik dan langsung dibetulkan. Ketika simbol negara terlibat, klarifikasi cepat seperti ini menyumbat ruang hoaks dan spekulasi.

Etika umum yang berlaku: ketika terjadi kesalahan, hentikan prosesi, betulkan, lanjutkan. Itulah bentuk penghormatan paling nyata kepada Merah Putih. Setelahnya, berikan pendampingan psikologis bagi petugas—sebab guncangan emosional bisa menetap jika tak ditangani. Di banyak tempat, komunitas justru memberi tepuk tangan penyemangat setelah koreksi dilakukan; gestur kecil yang mencegah insiden Bendera Terbalik berubah menjadi trauma berkepanjangan.

Perlu juga diluruskan: kritik boleh, perundungan tidak. Mengubah potongan video menjadi bahan olok-olok tak sejalan dengan semangat 17 Agustus. Bantu sebarkan informasi akurat: apa yang terjadi, siapa yang bertanggung jawab, dan bagaimana pencegahan dilakukan. Itulah cara publik dewasa memaknai upacara, bukan sekadar menjadi juri komentar.

Checklist Antigagal untuk Panitia Upacara (Siap Salin Pakai)

Agar insiden Bendera Terbalik tak berulang, berikut SOP ringkas yang bisa langsung diadopsi sekolah, instansi, kampus, hingga panitia level RT/RW:

Checklist sederhana ini lahir dari praktik lapangan dan merangkum pembelajaran Surabaya–Mamasa. Dipakai masal, ia akan menekan risiko Bendera Terbalik hingga mendekati nol tanpa menambah biaya besar.

Sumber: Tempo

Exit mobile version