Lintas Fokus – Ketika episode pamungkas Squid Game Season 3 menutup layar, kamera menyorot seorang perempuan berwajah tegas memainkan ddakji di gang Los Angeles. Wajah itu—nyaris tak bisa disalahartikan—milik Cate Blanchett. Tanpa dialog, hanya tatapan tajam dan secarik kartu biru berlogo segitiga, tetapi cukup untuk membuat kata kunci Cate Blanchett meledak di Google Trends.¹
Pihak Netflix belum merilis konfirmasi resmi. Show-runner Hwang Dong-hyuk menyatakan di Variety bahwa mereka “menyisipkan petunjuk global” agar penonton siap pada bab berikutnya.² Produser eksekutif Kim Ji-yeon menambahkan, cameo itu “sebanding emas” untuk menjembatani pasar Amerika tanpa memaksa karakter lama tampil di lokasi baru. Pernyataan irit inilah yang menyulut gelombang diskusi daring. Reddit memuat thread “Is that Cate Blanchett?!” dengan ribuan komentar; di Indonesia, tagar #BlanchettSquidGame mendominasi X selama sebelas jam.
Bagaimana Cate Blanchett Bisa Terseret ke ‘Permainan’
Ada dua faktor krusial. Pertama, pujian terbuka Cate Blanchett pada Squid Game sewaktu wawancara Cannes 2024. Ia menyebut serial itu “satir kapitalisme tercerdas yang pernah ada,” dan kelakar “kalau butuh perekrut perempuan, saya siap.”³ Kedua, jadwal sang aktris yang relatif longgar seusai syuting film Borderlands. Sumber bakat di CMC Talent (agensi Blanchett) mengatakan negosiasi cameo memakan waktu hanya empat pekan—rekor untuk kontrak sekelas pemenang Oscar ganda.
Di balik layar, tim Siren Pictures menginginkan sosok Barat berkarisma tinggi guna menekankan skalabilitas permainan. Pilihan mengarah ke Cate Blanchett karena portofolionya beragam: ratu peri, dewi kematian, dirigen obsesif—semua memancarkan aura intimidatif yang cocok memancing rasa takut sekaligus kagum. Walau durasi tampil hanya 42 detik, keterlibatan aktris besar menegaskan pesan: “game ini kini mendunia.”
Secara teknis, rangkaian syuting dilakukan di dua lokasi. Kru Korea merekam grafiti gang di Itaewon sebagai set semu Los Angeles, kemudian unit kecil terbang ke Amerika untuk mengambil establishing shot kota. Sumber The Hollywood Reporter menyebut Blanchett menjalani total tiga jam di depan kamera—seluruhnya tertutup perjanjian kerahasiaan.⁴
Dampak Ekonomi, Sosial, dan Budaya Setelah Isu Cate Blanchett
Belum satu minggu berlalu, efek domino sudah terukur. Netflix melaporkan kenaikan 26 % penonton ulang episode finale, sedangkan pencarian “Squid Game Season 3 ending explained” melonjak 1 350 %. Data KPMG Asia memperkirakan bila cameo berujung spinoff Amerika, belanja produksi di Los Angeles berpotensi mengalir hingga US$ 45 juta dan menciptakan 1 700 lapangan kerja, mengacu pada studi kasus The Last of Us di Alberta.⁵
Di ranah fandom, desain kaus “Recruiter Cate Blanchett”—gambar blazer abu-abu dan kartu ddakji—sudah terpampang di marketplace Asia Tenggara. Komunitas cosplayer Pop Con Jakarta mempersiapkan kontes kostum dengan kategori “Perekrut Barat.” Sementara itu, penayangan ulang film-film Blanchett di platform lokal naik 18 % dalam dua hari pasca-cameo. Jika rumor ini akhirnya dikonfirmasi, angka tersebut diprediksi berlipat.
Investor juga ikut menggantungkan harapan. Saham Netflix sempat menguat 1,8 % pada penutupan Jumat, dipicu laporan insider X/@MyTimeToShineHello yang mengklaim David Fincher dan Dennis Kelly sedang dalam pembicaraan proyek Squid Game: Los Angeles dengan Cate Blanchett di garis depan.⁶ Walau Netflix menolak berkomentar, pasar membaca sinyal positif.
Paragraf pendek. Satu kilas wajah Cate Blanchett, satu tsunami hype di jagat streaming.
Apa Selanjutnya untuk Cate Blanchett dan Squid Game?
Masih banyak tanda tanya. Kreator Hwang menyiratkan “fase global” baru akan terjawab di TUDUM 2025. Bila serial bercabang ke Amerika, pertanyaan kunci muncul: permainan tradisional apa yang menggantikan “Lampu Merah Lampu Hijau”? Apakah Cate Blanchett menjadi mastermind atau sekadar utusan korporasi “Front Man” Amerika?
Analis branding Alex Baker (SMU) menilai langkah Cate Blanchett cerdas secara portfolio: “Ia merangkul Gen-Z tanpa menanggalkan reputasi seni.” Sementara jurnalis Jorge Jiménez menggoda bahwa kontrak Blanchett termasuk opsi dua musim—jika rating global memuaskan.
Bagi penggemar Squid Game di Indonesia, implikasinya sejelas kartu biru: menyiapkan diri untuk alur lebih kelam, multi-lokasi, dan mungkin kontestan lintas negara. Jika benar terjadi, drama sosial-ekonomi serial akan bereskalasi; kritik kapitalisme via permainan maut akan menabrak kultur pop Barat, dengan Cate Blanchett sebagai wajah baru keserakahan global.
Kesimpulan
Apakah cameo Cate Blanchett sekadar Easter-egg nakal atau pintu masuk waralaba internasional, satu hal jelas: hype-nya meledak. Dari trending X hingga prediksi investasi jutaan dolar, nama Cate Blanchett kini terikat pada DNA Squid Game. Penonton hanya bisa menunggu TUDUM berikutnya, tetapi efek marketing sudah terjadi—Netflix menang, penggemar berburu teori, dan industri kreatif bergerak. Jika akhirnya terkonfirmasi, saat kartu biru berpindah tangan di Los Angeles, permainan akan benar-benar dimulai lagi, kali ini dengan aktris Oscar sebagai dealer hidup-mati.
Sumber: Netflix