Site icon Lintas Fokus

Dinamika Terkini Aktivitas Erupsi Gunung Semeru

Kolom abu membumbung dari puncak Gunung Semeru saat erupsi terbaru Juli 2025

Gunung Semeru menampakkan aktivitas erupsi teranyar, menghembuskan abu vulkanik ke langit Jawa Timur.

Lintas Fokus Jumat pagi, 11 Juli 2025 pukul 06.31 WIB, Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur mencatat lonjakan amplitudo seismik maksimum 22 mm berdurasi 126 detik. Kolom abu pekat berwarna kelabu menembus 700 meter di atas puncak, lalu tertiup angin ke tenggara hingga memasuki sektor Besuk Kobokan. Walau status masih Level II (Waspada), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) segera memperlebar zona rawan: radius lima kilometer dari kawah dan 13 kilometer mengikuti lembah aliran lahar. Dalam enam hari terakhir, alat pencatat seismik merekam 94 letusan—rerata 14 kali per hari—dengan puncak aktivitas semalam yang memproduksi 60 letusan kecil berturut-turut. Fenomena ini menegaskan pasokan magma dangkal stabil di kedalaman ±7 kilometer, memicu letusan freatomagmatik bertekanan sedang tanpa perubahan kubah lava yang signifikan.

Jejak Seismik dan Dampak Abu Gunung Semeru bagi Warga

Karakter letusan terkini berbeda dari awan panas 2021; meski begitu, abu halus berpotensi menimbulkan iritasi saluran pernapasan dan menutup pori daun tanaman hortikultura. Desa-desa di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro melaporkan hujan abu setebal 1–2 mm. Dinas Pertanian Lumajang menyiagakan armada tangki air delapan ton untuk penyemprotan darurat pada 164 hektare kebun cabai, bawang daun, dan tembakau yang rentan penurunan hasil sampai 20 persen. Jalur darat Lumajang–Malang via Piket Nol tetap dibuka, namun truk logistik disarankan menyalakan lampu kabut karena jarak pandang turun di bawah tiga kilometer. Sementara itu, Kementerian Perhubungan memastikan rute penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh Malang normal lantaran arah angin dominan menjauh dari koridor udara komersial. Satu paragraf pendek. Penyeberangan laut di Pelabuhan Tanjung Perak pun belum terimbas, tetapi otoritas tetap memantau konsentrasi abu menggunakan LIDAR kapal penelitian BRIN.

Strategi Mitigasi Multi-Lapis di Sekitar Lereng Gunung Semeru

PVMBG menutup seluruh rute pendakian melalui Ranu Pani dan menonaktifkan layanan e-SIMAKSI sampai evaluasi selanjutnya. Tim gabungan BPBD, Basarnas, dan TNI-Polri memasang rambu early-warning tambahan di bibir sungai Besuk Kobokan, Besuk Bang, dan Besuk Sat. Empat puluh unit sensor getaran otomatis—hasil kolaborasi BNPB dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember—dijadwalkan aktif penuh sebelum Oktober guna mendeteksi lahar hujan sekunder yang kerap terjadi di awal musim hujan Jawa Timur. Di sisi kesehatan, Dinas Kesehatan menyalurkan 12 ribu masker N95, kacamata pelindung, dan vitamin A ke posko Supiturang, Curah Kobokan, dan Pasirian. Tenaga medis keliling menargetkan populasi rentan ISPA: balita, lansia, serta peternak sapi perah yang tetap beraktivitas di ladang sabana.

Untuk mengurangi beban ekonomi, pemerintah pusat menyiapkan skema bantuan pupuk rehabilitasi dengan pola pembiayaan 70 persen APBN dan 30 persen APBD Lumajang.

Proyeksi Ekonomi dan Lingkungan Pasca Letusan Gunung Semeru

Analis kebencanaan Universitas Brawijaya memperkirakan kerugian langsung akibat erupsi hari ini di kisaran Rp 12–15 miliar, mayoritas berasal dari sektor pertanian dan gangguan distribusi pasir vulkanik legal. Namun, durasi erupsi berkepanjangan bisa menekan pendapatan ekowisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, terutama menjelang libur Agustus. Di sisi lain, suplai material vulkanik menjadi sumber pendapatan alternatif bagi koperasi penambang rakyat setelah status aman. Ahli lingkungan memperingatkan potensi peningkatan kandungan logam berat (Al, Fe) di sungai hilir—mendorong Balai Besar Wilayah Sungai Brantas memasang stasiun pengukuran pH real-time. Pemerintah kabupaten menggandeng perusahaan teknologi finansial untuk menyalurkan kredit mikro berbunga 3 persen bagi petani terdampak, mengantisipasi gagal bayar akibat panen tertunda. Jika intensitas letusan menurun dalam dua minggu, pakar memperkirakan pemulihan ekonomi lokal bisa berlangsung dalam 90 hari dengan skema padat karya rehabilitasi lahan di delapan desa prioritas.

Sumber: DetikNews

Exit mobile version