Kemajuanrakyat.co.id – Deru mesin Boeing 777-300ER GA-716 baru saja mereda ketika lampu sabuk pengaman padam di atas langit Melbourne, Jumat 6 Juni 2025. Di antara para penumpang yang berdiri untuk mengambil barang, Michael Tjendara—wiraswasta asal Surabaya—mendadak panik: iPhone 15 Pro Max warna titan miliknya lenyap dari saku kursi 34K. Ia ingat jelas meletakkan ponsel itu sebelum lepas landas dari Soekarno-Hatta. Sejak detik itulah insiden kecil bertransformasi menjadi badai reputasi bagi pesawat Garuda Indonesia. Laporan viral di media sosial, investigasi internal, dan pembebastugasan awak kabin mengikuti dalam tempo kurang dari 72 jam.
Baca juga: Malam Suram Garuda: Narasi Lengkap Duel Indonesia vs Jepang di Suita
Kronologi lengkap insiden kehilangan handphone dalam penerbangan pesawat Garuda Indonesia GA-716
Menurut pernyataan resmi Garuda, kru selesai melakukan pemeriksaan kabin rutin pukul 22.10 WIB, lima menit sebelum boarding ditutup. Michael duduk di kursi jendela; di sampingnya seorang pelajar asal Australia tertidur hampir sepanjang perjalanan. Saat lampu kabin diredupkan, Michael menaruh ponselnya di rak majalah kursi. Ketika pesawat mendarat pukul 07.05 AEDT, ponsel itu tak ada lagi. Aplikasi “Find My” menunjukkan lokasi terakhir bergerak dari apron Bandara Tullamarine ke hotel tempat kru bermalam, lalu mati total. Fakta inilah yang mendorong Michael menuliskan utas panjang di X, memicu ribuan retweet dalam semalam.
Tanggapan resmi manajemen dan langkah cepat pesawat Garuda Indonesia dalam investigasi internal
Direktur Niaga Garuda Indonesia Ade R. Susardi mengeluarkan siaran pers 10 Juni—hanya 36 jam setelah utas viral. Maskapai “menyesalkan kejadian” dan memohon maaf atas ketidaknyamanan penumpang. Langkah pertama: membebastugaskan seluruh awak kabin GA-716 untuk memudahkan investigasi independen yang melibatkan Aviation Security, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan Kepolisian Federal Australia. Kebijakan ini, meski terkesan keras, diapresiasi banyak praktisi aviasi sebagai upaya menjaga integritas proses hukum.
Dalam konferensi pers virtual, Ade menegaskan prosedur standar sebenarnya mewajibkan kru memeriksa seat-pocket dan kompartemen atas sebelum penumpang turun. “Jika ada kelalaian individu, perusahaan tidak akan menoleransi,” ujarnya. Sebagai gantinya, Garuda menunjuk kru cadangan untuk rute balik Melbourne–Jakarta demi menghindari gangguan operasional.
Hak penumpang dan prosedur keamanan bagasi di pesawat Garuda Indonesia menurut regulasi terbaru
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan PM 185/2015 tentang Penanganan Barang Hilang, penumpang berhak:
- Mendapat surat keterangan kehilangan resmi maskapai dalam 2×24 jam.
- Mengajukan klaim ganti rugi maksimal 4 juta rupiah untuk barang elektronik apabila maskapai lalai.
- Mengakses rekaman CCTV kabin (jika tersedia) melalui otoritas keamanan bandara.
Garuda mengklaim telah menawarkan surat keterangan dan membiayai pengurusan kartu SIM baru Michael. Namun ia menolak kompensasi sebelum hasil investigasi keluar. Praktik ini lazim: penumpang bisa menunggu bukti kuat untuk menuntut nilai sesuai harga pasar perangkat—dalam kasus ini ± Rp 25 juta.
Peluang perbaikan layanan setelah kasus pesawat Garuda Indonesia memicu kritik publik
Insiden ini memantik diskusi lebih luas seputar keamanan kabin di semua maskapai nasional. Forum Aviation Lovers Indonesia mendesak audit mendadak prosedur pre-departure cabin check. Akademisi Universitas Gadjah Mada, Prof. Haryo Wibowo, menyarankan pemasangan body-cam pada pramugari hingga sistem loker terkunci digital di kelas ekonomi. Garuda belum berkomentar soal body-cam, tetapi menyatakan siap menguji coba barcode seal pada seat-pocket di rute jarak jauh mulai Agustus 2025.
Di sisi penumpang, pakar keamanan siber Alfons T. Sinaro mengingatkan agar fitur Lost Mode diaktifkan dan nomor IMEI dicatat sebelum terbang. Ia juga menyinggung kebiasaan menaruh barang di rak majalah: “Kantong itu dirancang untuk benda kertas, bukan perangkat mahal bernilai jutaan rupiah.”
Reaksi Netizen dan reputasi merek
Tagar #GarudaResponsif menyaingi #GarudaGate di X. Sejumlah pengguna memuji langkah cepat pembebastugasan kru, sementara yang lain menilai respons datang “karena viral”. Data Brandwatch menunjukkan sentimen negatif terhadap pesawat Garuda Indonesia melonjak dari 18 % ke 37 % dalam dua hari, tetapi mulai turun setelah maskapai memberikan pembaruan harian investigasi di Instagram Story.
Dampak finansial jangka pendek
Analis BRI Danareksa Sekuritas menghitung potensi “guncangan reputasi” dapat memotong proyeksi pendapatan kuartal III Garuda hingga USD 2 juta—setara 0,4 % target 2025. Namun kerugian bisa ditekan jika hasil investigasi membuktikan tindakan oknum, bukan kegagalan sistemik. Investor asing tetap memantau, tetapi belum ada aksi jual signifikan terhadap obligasi restrukturisasi Garuda.
Apa selanjutnya?
- Timeline investigasi ditargetkan rampung 30 hari sejak laporan. Hasilnya akan diserahkan ke Kementerian Perhubungan dan, jika ada indikasi pidana, ke Polri.
- Audit SOP kabin jarak jauh di semua rute internasional Garuda, termasuk Sydney, Amsterdam, dan Jeddah.
- Pelatihan ulang kru fokus pada safeguarding passenger belongings, digelar bertahap Juli—September 2025.
- Pilot project barcode seat-pocket seal diuji di GA-88 Jakarta-Tokyo mulai 1 Agustus.
Michael sendiri, lewat unggahan terbaru, mengaku puas dengan keterbukaan Garuda sejauh ini. “Saya hanya ingin ponsel saya atau ganti rugi wajar. Tanggung jawab maskapai lebih penting daripada popularitas viral,” tulisnya.
Kesimpulan
Insiden kehilangan handphone di pesawat Garuda Indonesia GA-716 bukan sekadar cerita barang hilang; kasus ini menguji kesigapan maskapai, menyoroti celah prosedur keamanan, dan membuka wacana peningkatan standar industri. Respons cepat—mulai dari permintaan maaf publik hingga pembebastugasan kru—menunjukkan Garuda memahami sensitivitas reputasi di era media sosial. Bagi penumpang, peristiwa ini mengingatkan pentingnya menjaga barang pribadi dan mengenali hak hukum. Bagi Garuda, momentum ini bisa menjadi titik balik memperkuat kepercayaan publik—asal investigasi tuntas, transparan, dan diikuti inovasi nyata.
Sumber: kompas.com
[…] Baca juga: Garuda Diuji Integritas: Kronik Penumpang Kehilangan Handphone di Pesawat Garuda Indonesia […]