Site icon Lintas Fokus

Sorotan SUV di GIIAS 2025

Banner promosi GIIAS 2025

Poster digital GIIAS 2025 memamerkan konsep “World Class Auto Show Series” lengkap dengan siluet kendaraan listrik, menandakan fokus pameran tahun ini pada mobil masa depan berteknologi tinggi.

Lintas Fokus Gelora GIIAS 2025 mulai terasa bahkan sebelum pintu ICE BSD terbuka. Tahun ini, segmen yang paling banyak dibicarakan adalah SUV—dan bukan sembarang SUV, melainkan generasi baru yang mengawinkan kenyamanan keluarga dengan kecanggihan digital. Mitsubishi menempatkan Destinator di garda depan; inilah anak tengah antara Pajero Sport dan Xforce, namun hadir dengan mesin 1,5‑liter turbo 161 hp plus lima mode berkendara. Kabarnya, harga varian dasar dipatok Rp 499 juta OTR Jakarta dengan kandungan lokal 75%, menjadikannya salah satu SUV tujuh kursi paling terjangkau di kelasnya.

Honda, yang sempat tertinggal di permainan mesin kecil berturbo, membalas dengan CR‑V long‑wheel‑base prototipe. Unit purwarupa ini memanjang 120 mm dibanding CR‑V pasaran, memungkinkan baris ketiga lebih lega. Sumber internal menyebut produksi massal akan dimulai 2026 jika pesanan di GIIAS 2025 menembus 15 ribu SPK. Sementara itu, Suzuki Jimny 5‑door hybrid 48 V siap menggoda jiwa petualang urban; konsumsi BBM klaimnya 16 km/l, cukup impresif buat bodi kotak yang tak aerodinamis.

Statistik GAIKINDO semester I/2025 mencatat SUV menyumbang 55% penjualan nasional. Tidak heran, 14 model baru akan mengepung hall utama pameran, mulai C‑SUV turbo murah hingga full‑size 4×4 bermesin diesel V6. Dengan kata lain, siapa pun yang mencari kendaraan jangkung kemungkinan besar pulang membawa brosur—kalau bukan SPK.

Satu kalimat pendek: pesta SUV kian beringas.

Gelora Elektrifikasi di GIIAS 2025

Kalau 2023 adalah tahun perkenalan mobil listrik, maka GIIAS 2025 pantas disebut akselerasi total. Tesla akhirnya memamerkan Model Y facelift produksi kemudi kanan. Versi teranyar dibekali suspensi hydro‑adaptive “Pillow Ride” dan paket baterai 4680 generasi 3. Kabar baiknya: harga resmi Rp 1,05 miliar, turun 12% karena skema pengurangan PPnBM berbasis Domestic Content Verification.

Toyota melangkah lebih jauh dengan bZ4X rakitan Karawang—EV CKD pertama pabrikan Jepang di Indonesia. Baterai 82 kWh memberi jarak tempuh 540 km WLTP, dilengkapi fitur Vehicle‑to‑Load sehingga mobil dapat menjadi sumber listrik rumah tangga saat mati lampu. Hyundai menyusul lewat Creta EV motor 150 kW, akselerasi 0‑100 km/jam 7,8 detik, dan inovasi langganan baterai Rp 1,5 juta per bulan yang memangkas harga beli awal.

Tak mau kalah, VinFast dari Vietnam menghadirkan VF 7 kemudi kanan perdana. Crossover sepanjang 4,5 meter ini dirakit di Haiphong khusus pasar Asia Tenggara; motor 200 kW‑nya bertenaga, tapi mereka menarik perhatian lewat garansi baterai seumur hidup, formula unik yang belum ada tandingannya. Wuling Cloud EV melengkapi barisan dengan pendekatan lawas harga miring plus OMS (over‑the‑air) gratis 10 tahun.

Panitia GIIAS 2025 menyiapkan trek uji EV sepanjang 600 meter dalam ruangan dengan charger 180 kW; targetnya 150 ribu test‑drive selama 11 hari—angka ambisius dua kali lipat dari 2024.

Strategi Penetapan Harga di GIIAS 2025

Perang harga menjelang pameran menjadi tontonan tersendiri. Mitsubishi merayu 3.000 pembeli pertama Destinator lewat potongan Rp 10 juta plus servis gratis lima tahun. Toyota berjanji trade‑in bZ4X dengan tambahan valuasi Rp 30 juta bagi pemilik Prius Gen‑3, mendorong migrasi hybrid‑to‑EV. Hyundai “bermain angsuran” lewat model baterai sewa, memotong uang muka hingga Rp 90 juta.

Di panggung VinFast, pendekatan agresif lain muncul: VF 7 dibundel kredit bunga 0% dua tahun dengan subsidi pemerintah Vietnam untuk ekspor, membuat cicilan setara SUV bensin konvensional. Wuling menebar magnet lifetime update software tanpa biaya data—gimmick manis bagi konsumen yang haus teknologi tetapi sensitif harga.

Analis Gaikindo memprediksi margin produsen tergerus 3 %, namun volume penjualan naik 18% pasca pameran. Dengan total target 1,25 juta unit untuk 2025, GIIAS 2025 diharapkan menyumbang satu perlima SPK nasional. Data MarkPlus juga menunjukkan 62% responden berniat membeli mobil dalam enam bulan setelah mengunjungi pameran, naik signifikan dibanding 48 % tahun lalu.

Tren Konsumen dan Infrastruktur Pasca GIIAS 2025

Apa artinya bagi pengguna jalan? Lebih banyak charger publik. PLN berkomitmen menambah 3 000 titik pengisian sampai Desember 2025, sebagian sudah aktif sebelum pembukaan GIIAS 2025. Mall, hotel, dan rest‑area tol Trans‑Jawa berlomba memasang charger 22 kW dan 120 kW demi menangkap pasar EV yang meroket.

Tuntutan fitur juga berubah. Konsumen tak lagi puas sekadar monitor 10 inci; mereka mengejar dashboard ganda, panoramic sunroof, ADAS level 2, dan konektivitas app‑to‑car. Karakter ini memaksa pemain lama mengimpor teknologi lebih cepat atau tersisih oleh merek pendatang. Mischief good for buyers, headache for brands.

Untuk keluarga muda, kombinasi “SUV tujuh kursi + mesin turbo kecil” terlihat menjadi sweet‑spot. Jika SPK Destinator menembus 20 ribu unit seperti target internal, Honda dan Nissan hampir pasti mempercepat rencana CR‑V LWB serta X‑Trail e‑Power lokal.

Industri pemasaran ikut berevolusi. Setiap tiket GIIAS 2025 di-generate melalui aplikasi AutoPass; pengunjung otomatis menyetujui penerimaan penawaran personal pascapameran. Pabrikan bisa melihat heat‑map kerumunan booth real‑time, lalu menambah staf di titik panas. Data adalah minyak baru, bahkan di dunia otomotif.

Sumber: GIIAS 2025

Exit mobile version