Lintas Fokus – Kepanikan pecah di perairan Pulau Taliase, Minahasa Utara, Minggu siang (20 Juli 2025), ketika KM Barcelona V dilalap api di tengah cuaca cerah. Insiden kapal terbakar ini memaksa penumpang melompat ke laut berombak tenang, mengenakan jaket keselamatan oranye yang segera memenuhi permukaan air biru Sulawesi Utara. Dalam hitungan menit, video amatir penumpang menyebar di media sosial, menampilkan kobaran api yang menyembur dari buritan kapal serta kepulan asap hitam tebal yang terlihat hingga radius beberapa kilometer.
Kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan besar soal standar keselamatan pelayaran antarpulau dan kesiapan kru menghadapi keadaan darurat. Artikel ini menelusuri kronologi, proses evakuasi, investigasi awal, serta dampak lingkungan dan ekonomi pasca‑tragedi kapal terbakar KM Barcelona V.
Kronologi Kapal Terbakar di Pulau Taliase
Pukul 14.07 WITA, sistem pemantau suhu ruang mesin KM Barcelona V mencatat lonjakan hingga 110 °C. Alarm berbunyi, diikuti percikan api dari pipa bahan bakar cadangan. Lima menit kemudian, nakhoda Hendra Lumanta mengirim pesan MAYDAY di kanal VHF 16. Menurut log AIS, posisi kapal saat itu berada di koordinat 1°48’34″ LU 125°06’11″ BT—2,5 mil laut dari garis pantai Pulau Taliase .
Kru mencoba memadamkan api dengan APAR CO₂, tetapi percikan solar membuat kobaran kian ganas. Ledakan kecil terdengar, memecahkan kaca jendela dek C. Kapal yang memuat 284 penumpang—masih di bawah kapasitas 300 orang—seketika dipenuhi teriakan panik. Dalam delapan menit saja, api menjalar ke ruang kabin belakang, memaksa kapten memerintahkan “abandon ship”.
Evakuasi Dramatis dan Proses Penyelamatan
Tiga kapal terdekat—KM Venecian, KM Cantika Lestari 9F, dan perahu nelayan Gangga II—merespons panggilan darurat kurang dari 12 menit setelah MAYDAY. Basarnas Manado mengerahkan RIB berkecepatan 47 knot; tiba pada menit ke‑27, tim SAR langsung menebar pelampung tambahan.
Sebagian besar penumpang terjun ke laut dari ketinggian empat meter, lalu mengapung secara berkelompok agar mudah dievakuasi. Kesaksian Putri Mokodompit, seorang survivor, menggambarkan ketegangan: “Saya melompat sambil memeluk anak balita; air terasa dingin, tapi kru memberi instruksi jelas untuk tetap tenang.” Keberhasilan evakuasi dipuji Basarnas; hingga artikel ini ditulis, tercatat 267 penumpang selamat, 18 luka bakar ringan, dan satu korban jiwa—seorang ibu hamil.
Wajib Tahu:
KM Barcelona V adalah kapal kayu 289 GT buatan 2001; dokumen inspeksi November 2024 telah merekomendasikan penggantian seal pipa solar, namun pekerjaan itu tertunda karena suku cadang impor.
Investigasi Awal dan Standar Keselamatan Laut
Tim KNKT bersama Ditpolair Polda Sulut menarik puing mesin ke dermaga Likupang untuk analisis. Dugaan utama: kebocoran selang bahan bakar bertekanan tinggi, diperburuk ventilasi ruang mesin yang kurang optimal. Auditor Kemenhub menyoroti tata letak APAR yang tidak sesuai rancangan terbaru; beberapa tabung terhalang tumpukan kargo.
Tragedi kapal terbakar di Pulau Taliase memicu desakan agar implementasi ISM Code diperketat pada armada tradisional non‑ro‑ro. Pakar transportasi laut ITS Surabaya, Achmad Wahyu, menekankan “lebih dari 80 % kebakaran kapal kayu domestik disebabkan korsleting dan kebocoran solar yang sebenarnya bisa dicegah melalui inspeksi rutin thermal imaging.” Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah memerintahkan audit menyeluruh rute penyeberangan Likupang–Lirung dalam dua minggu ke depan.
Dampak Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Pasca Kejadian
Perairan di sekitar Pulau Taliase terkenal sebagai koridor wisata selam kelas dunia. Dinas Lingkungan Hidup Sulut melaporkan slick solar selebar 200 meter; booming penahan minyak dipasang agar tidak mencemari terumbu karang Gangga Ring. Jika tumpahan meluas, ekosistem ikan mandarin berisiko, memukul industri wisata selam yang menopang UMKM setempat.
Secara ekonomi, operator menunda pelayaran tiga hari, membuat pengiriman logistik dan produk perikanan tersendat. Pemerintah provinsi menyiapkan subsidi BBM untuk kapal pengganti demi meminimalkan kerugian pedagang Pulau Gangga. Sementara itu, posko trauma healing di Kantor Camat Likupang Barat menerima puluhan penumpang yang masih mengalami gejala kepanikan. Psikolog klinis RS Prof. Kandou menyatakan bahwa intervensi awal “golden week” krusial mencegah PTSD jangka panjang.
Di tingkat regulasi, DPRD Sulut berencana mengajukan Perda Keselamatan Pelayaran Lokal, termasuk kewajiban simulasi kebakaran dua kali setahun bagi setiap operator kapal kayu. Tragedi kapal terbakar KM Barcelona V menjadi pengingat pahit bahwa investasi keselamatan tak bisa ditawar.
Sumber: CNN Indonesia