Lintas Fokus – Tidak sampai 24 jam setelah muncul di podcast musik, Ahmad Dhani mengguncang linimasa dengan video berjudul Stop Gibah – Fitnah Part 2. Dalam 14 menit, gitaris sekaligus pentolan Dewa 19 itu memutar ulang klip talk–show 2015 di mana Maia Estianty menyebut dugaan KDRT masa silam. Kali ini Dhani menambahi cuplikan SP3 (Surat Penghentian Penyidikan) kasus 2008, membacakan ayat Al-Qur’an tentang fitnah, lalu menantang netizen memeriksa kebenaran dokumen.
Strategi Dhani terlihat sistematis. Ia merekrut ustaz Husein Alwi sebagai narator, menampilkan infografik timeline, dan menutup dengan slogan “Klik Sebelum Menghakimi”. Teknik penyajian semacam infotainment berbalut dakwah itu langsung melejitkan kata kunci Ahmad Dhani di Google Trends 480 %. Tayangan videonya menembus dua juta hanya dalam empat jam—rekor tercepat kanal Video Legend miliknya.
Tidak sedikit yang menilai Dhani tengah melakukan reputation management menjelang tur 30 tahun Dewa 19. Kampanye merchandise bertema Stop Gibah pun dirilis bersamaan, menggandeng marketplace lokal dan menampilkan QR code menuju surat SP3. Taktik konvergensi konten-produk ini, meski kontroversial, terbukti efektif: 18 000 kaus terjual dalam sehari dengan harga Rp199 000 per helai.
Balasan Elegan Maia Estianty
Maia Estianty memilih jalur berbeda. Lewat Instagram Story bergaya minimal, ia menulis, “Pengkhianatan mungkin diulang, tapi kebenaran tak lekang waktu.” Tanpa menyinggung nama, warganet langsung mengaitkannya dengan Dhani. Dua jam kemudian, Maia mengunggah tautan podcast Cuap-Cuap Hukum episode “Victim Blaming” bersama psikolog Retno Widiastuti. Episode itu meroket ke posisi puncak Spotify Indonesia kategori Society berkat 312 000 pemutaran dalam 24 jam.
Dalam feed utama, Maia memajang foto dirinya sedang yoga di Ubud dengan caption mindful living is louder than gossip. Ia juga menunjuk kuasa hukum Desiree Tarigan—pengacara yang dulu menanganinya saat gugatan cerai 2007. Tarigan menyatakan akan menelaah unsur pencemaran nama baik, menegaskan bahwa “SP3 bukan vonis pengadilan”.
Respon publik terbelah. Hastag #TeamMaia dan #TeamDhani bersaing ketat di X. Sejumlah influencer feminis memberi dukungan terbuka kepada Maia, sementara kanal musik rock memuji Dhani karena “melawan narasi usang”.
Efek Domino bagi Keluarga dan Industri
Konflik dua ikon ini cepat merambat ke banyak lapisan:
-
Keluarga:
-
Mulan Jameela—sekarang anggota DPR—menangis di live TikTok, menyebut dirinya lelah dicap pelakor.
-
El Rumi, putra kedua, memilih netral: “Saya fokus karier, urusan orang tua biar mereka atur.” Videonya ditonton 1,3 juta kali dan mendapat pujian atas ketenangan.<br>
-
-
Karier musik:
-
Dewa 19 menambah moderator chat konser virtual karena spam fan–war.
-
Maia, juri Indonesian Idol Junior, justru menaikkan rating acara 0,7 poin Nielsen—efek rasa ingin tahu penonton.
-
-
Brand & politik:
-
Satu merek kopi menunda iklan dengan Maia, menunggu isu reda.
-
Ahmad Dhani, kader Gerindra, dikritik partai lawan karena “menggunakan kitab suci demi konten”. Pengamat politik Yusa Wirawan memprediksi manuver itu dapat menggerus elektabilitasnya di Dapil Jatim I.
-
Penonton tidak sekadar menyimak nada tinggi di video, mereka turut menyentuh layar: memesan kaus, memberi komentar, menambah view. Drama digital praktis bertransformasi menjadi transaksi nyata.
Nasib Branding Ahmad Dhani ke Depan
Langkah selanjutnya masih teka-teki. Pengacara Ahmad Dhani mengancam membuka “arsip 2006-2008” jika Maia menempuh jalur hukum. Pihak Maia justru ingin merestorasi konflik dengan syarat video “Stop Gibah” dicabut—tawaran yang segera ditolak Dhani.
Ahli kekayaan intelektual Reza Aditya menilai sengketa berpotensi bergeser dari pencemaran nama baik ke ranah hak siar: potongan talk-show yang Dhani pakai sebenarnya milik stasiun TV dan bisa kena gugatan lisensi. Dari sisi personal branding, konsultan PR Ayu Marella membeberkan data menarik: sentimen negatif Dhani naik tipis 7 %, tetapi brand recognition-nya melonjak 22 %; bagi endorsement, awareness kadang lebih berharga ketimbang citra sempurna.
Sementara itu, Dhani menjanjikan Gibah Part 3 bertajuk Fakta vs Drama minggu depan. Produser acara gosip sudah bersiap menayangkan debat live jika kedua artis bersedia tampil bersama—ratingnya diprediksi menyaingi final Piala AFF.
Konflik Ahmad Dhani versus Maia Estianty kembali menegaskan karakter ekosistem hiburan digital: kontroversi adalah mata uang, atensi adalah bank, dan narasi siapa yang lebih kuat menentukan saldo reputasi. Apakah duel ini berakhir damai demi anak-anak, atau justru melahirkan babak gugatan baru? Yang jelas, publik—dan algoritma—akan terus menunggu setiap notifikasi berikutnya.
Sumber: Kumparan