Lintas Fokus – Getaran bass akan menggema di air Sungai Kuantan, ketika Melly Mike dipastikan naik ke panggung apung Festival Pacu Jalur, Jumat, 22 Agustus 2025. Konfirmasi itu dilontarkan Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Amby dalam jumpa pers di Taman Jalur, Teluk Kuantan, kemarin (11/7).
Pacu Jalur—balapan perahu kayu panjang yang tiap timnya diisi hingga 60 pendayung—selalu memantik ribuan pelancong. Tahun lalu, pengunjung menembus 200 ribu orang, bahkan tanpa konser. Kini, penyelenggara menargetkan lonjakan 30 ribu wisatawan, sejalan dengan strategi “Music Tourism” Kemenparekraf. Melly Mike akan membawakan 15 lagu, tiga di antaranya aransemen ulang berdetak talempong. Pangung selebar 20 meter dipasang di hilir Jembatan Lubuk Jambi, ditopang ponton jangkar beton 12 ton agar tetap tegak melawan arus 1,2 knot.
Bupati menambahkan, festival tetap gratis—biaya produksi Rp7,8 miliar ditutup sponsor sawit dan telekomunikasi. Model ekonomi berbasis tenant UMKM di tepian sungai serta tiket parkir terintegrasi, sehingga pedagang kecil ikut merasakan multiplay effect.
Konsep Panggung & Busana Melly Mike : Pop R&B Bertemu Songket Kuansing
Tim produksi Rahmat “Yelo” Wijaya mengeksekusi konsep floating concert pertama di Riau. Struktur rangka baja ringan dilapisi cat marine-grade, sedangkan panel LED 120 m² dipasang sisi kanan–kiri untuk memantulkan cahaya ke permukaan air. Sistem audio line-array 60 kW diarahkan 45° menghindari pemukiman.
Dalam wawancara daring, Melly Mike mengungkap filosofi busana: songket Pucuk Rebung motif emas dipadukan jaket LED interaktif; pola cahaya berganti mengikuti frekuensi bass. Penata rias memilih palet merah-kuning yang identik dengan jalur unggulan—sebuah penghormatan kepada tim perahu “Mutiara Selat” juara 2024.
Latihan musik digelar di studio Pekanbaru dua hari sebelum acara, menghadirkan musisi lokal Gandang Tambua untuk memasukkan bunyi gendang panjang sebagai intro lagu “Cahaya di Hutan”.
Efek Ekonomi & Branding Global Berkat Kehadiran Melly Mike
Pusat Riset Pariwisata Universitas Lancang Kuning menghitung potensi belanja wisata Rp32 miliar: kenaikan lama tinggal 0,8 malam, okupansi hotel 95 % dengan tarif rata-rata Rp450 ribu. Paket “River & Rhythm” berisi tur hulu Sungai Kuantan, workshop menenun, dan barisan VIP konser Melly Mike dilepas Rp3,8 juta—target 500 paket terjual.
Di ranah digital, YouTube Creator Festival akan menyiarkan konser 4K, menargetkan 1 juta tayangan agar video masuk playlist “Indonesia Virtual Culture” Kemenparekraf. Google Trends mencatat lonjakan kata kunci “pacu jalur” sebesar 280 % di Sumbar, 160 % di Jakarta, dan 90 % di Malaysia—menandakan diaspora Minang-Riau siap meramaikan linimasa.
Sponsor pun bergerak. Operator seluler menambah 12 BTS portabel, marketplace fesyen menempatkan LED cube “Flash Sale Songket”, dan bank syariah lokal membuka mini-ATM terapung. Kepala Dinas Pariwisata Riau menyebut kolaborasi ini contoh konkret ekonomi kreatif 4.0: musik memicu UMKM, teknologi menopang logistik, budaya menjadi daya jual inti.
Peta Jalan Pasca-Acara: Melly Mike sebagai Duta Kuansing 2026
Bupati Kuansing berambisi menjadikan Melly Mike duta “Visit Kuantan Singingi 2026”. Agenda rancangan: tur sekolah musik, beasiswa talempong, dan produksi film pendek di platform OTT mengenai legenda pacu jalur. Pemerintah pusat, lewat Kemen-PUPR, meresmikan desain pedestrian kayu sepanjang 1,2 km di tepian sungai agar area festival lebih tertata tahun depan.
Akademisi budaya Minang, Dr. Rafles Firdaus, menilai kolaborasi selebritas + tradisi akan memperluas audiens tanpa menanggalkan sakralitas. Kuncinya, ritual tepuk tepung tawar tetap digelar sebelum lomba, dan lagu “Jalur Emas Kuantan” ciptaan Melly Mike diakhiri pantun adat.
Kesimpulan: Kehadiran Melly Mike di Festival Pacu Jalur 2025 bukan sekadar konser gratis, tetapi momentum emas bagi Kuansing menulis ulang peta destinasi musik-budaya Nusantara. Jika sukses, Sungai Kuantan bakal setara Danau Toba atau Banyuwangi di mata pencari pengalaman autentik.
Sumber: CNN Indonesia
