Kemajuanrakyat.co.id – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, dilaporkan telah mengeksekusi mati sejumlah pejabat pemerintahan. Sebanyak 30 pejabat pemerintahan di eksekusi mati gegara gagal dalam menanggulangi banjir bandang yang menewaskan hingga ribuan orang pada Juli lalu.
Selain itu juga, diketahui bahwa para terdakwa melakukan korupsi dan melalaikan tugas. Banjir yang melanda provinsi Chagang, pada Juli lalu telah menewaskan hingga 4 ribu orang dan telah menyebabkan lebih dari 15.000 orang mengungsi.
Menurut kantor berita Korea Utara (KCNA), banjir tersebut menyebabkan kerusakan luas di kota Sinuiju di wilayah barat laut dan Uiju di dekatnya, dengan lebih dari 4.100 rumah, 7,410 hektar lahan pertanian, dan banyak jalan, bangunan dan juga jalur yang terkena dampak.
Baca juga; Jual Barang Bukti Sabu 1 Kg, Kasat Narkoba Barelang Batam Dipecat
Saat banjir bandang terjadi, dilaporkan bahwa pada saat itu Kim Jong Un langsung turun tangan untuk memimpin operasi penyelamatan menggunakan sebanyak 10 helikopter dan sekoci militer.
Badan meteorologi Korea Selatan menyatakan bahwa, ini merupakan suhu tertinggi yang pernah tercatat di Korea Utara dalam 29 tahun terakhir.
Menurut laporan media pemerintah Korea Utara, ada sekitar 5.000 orang telah berhasil diselamatkan. Kerusakan paling parah terjadi di provinsi Jagang, yang berbatasan dengan China yang dikenal sebagai wilayah hulu Sungai Yalu (Amnok).
Sempat dinyatakan langsung oleh Kim Jong Un pada sebuah pertemuan, Kim menyatakan bakal menghukum keras pejabat yang mengabaikan tugas mereka.
Kim Jong Un juga dikabarkan mengeksekusi salah satu kader partainya sendiri. Radio Free Asia (RFA) melaporkan Sekretaris Utama Komite Provinsi Jagang, Kang Pong Hun, diyakini termasuk kedalam 30 pejabat yang di eksekusi.
Kabar eksekusi mati di Korut ini juga dilaporkan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, yang memantau situasi usai mendapatkan informasi intelijen soal berita tersebut.
Disisi lain, menurut pihak Korea Selatan, hal ini dilakukan oleh Kim merupakan upaya untuk menghindar dari kesalahan. Selain itu juga, menurut Korea Selatan, media Korut menampilkan Kim yang berusaha memimpin upaya bantuan terhadap warga yang terdampak. Ia juga digembar-gemborkan peduli terhadap para korban.