29.2 C
Jakarta
Thursday, October 16, 2025
HomeNasionalPSSI Copot Patrick Kluivert: Sinyal Keras, Babak Baru Timnas?

PSSI Copot Patrick Kluivert: Sinyal Keras, Babak Baru Timnas?

Date:

Related stories

Jepang vs Brazil: Comeback Sensasional, Samba Terkapar di Tokyo

Lintas Fokus - Laga persahabatan Jepang vs Brazil di...

Heboh Trans7 vs Lirboyo: Konten Tersandung, Publik Geram, Stasiun TV Minta Maaf

Lintas Fokus - Sebuah segmen dalam program Xpose Uncensored...

Pelantikan Mengejutkan di Istana: 10 Dubes, 1 Wakil, dan Jejak Profil yang Bikin Penasaran

Lintas Fokus - Gelora diplomasi Indonesia kembali memuncak. Di...
spot_imgspot_img

Lintas Fokus PSSI resmi mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert beserta stafnya setelah laju Timnas Indonesia terhenti di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pernyataan “berpisah secara baik” disampaikan usai kekalahan 0-1 dari Irak di Jeddah yang menutup peluang Garuda ke putaran berikutnya. Reuters melaporkan pemutusan kerja sama ini terjadi pada Kamis, 16 Oktober 2025, hanya beberapa hari setelah Kluivert mengakui eliminasi itu “sangat berat” bagi timnya.

Konteksnya krusial. Patrick Kluivert ditunjuk pada Januari 2025 dengan durasi kontrak yang diniatkan hingga 2027. Targetnya jelas, melanjutkan momentum dan mendorong pencapaian bersejarah. Meski gagal menembus Piala Dunia, Indonesia mencatat capaian tertinggi era modern dengan menjejak Ronde 4, sesuatu yang juga digarisbawahi oleh sejumlah media internasional.

DetikSport menuliskan PSSI mencopot seluruh “gerbong” kepelatihan di semua level yang dipimpin Patrick Kluivert, mengisyaratkan evaluasi total, bukan sekadar rotasi di tim senior. Rangkaian nama staf yang terdampak juga dipublikasikan.

Wajib Tahu:

Laporan media arus utama menyebut masa kerja Patrick Kluivert hanya delapan pertandingan resmi bersama Timnas Indonesia, dengan catatan tiga menang, satu imbang, dan empat kalah, sebelum pemutusan kerja sama diumumkan.

Mengapa Keputusan Ini Diambil Sekarang

Timing PSSI bukan tanpa alasan. Kekalahan tipis dari Irak datang setelah tumbang 2-3 dari Arab Saudi, sehingga peluang matematis mengecil tajam. Dalam konferensi pers pascalaga, Patrick Kluivert menyatakan kebanggaan pada upaya pemain namun mengakui kegagalan memaksimalkan peluang. Tiga hari kemudian, federasi memilih menutup babak ini. Narasi ini konsisten di laporan Reuters dan Channel NewsAsia yang menyebut keputusan ditempuh setelah diskusi internal.

Dari sudut pandang manajemen, langkah cepat memberi ruang untuk menata ulang kalender FIFA berikutnya, memetakan kandidat pelatih, dan mengunci rencana uji coba internasional. Secara komunikasi, keputusan tegas juga merespons suara publik dan parlemen yang meminta arah pembinaan lebih konsisten selepas pemecatan Patrick Kluivert. Pernyataan anggota DPR yang menyoroti pentingnya kesinambungan program menjadi pengingat bahwa pergantian pelatih harus disertai peta jalan teknis, bukan sekadar ganti figur.

Dampak Instan ke Timnas: Taktik, Psikologi, dan Garis Waktu

Pergantian di pucuk komando selalu mengguncang ruang ganti. Ada tiga efek cepat yang perlu dicermati.

Pertama, taktik. Di era Patrick Kluivert, Indonesia coba menyeimbangkan transisi cepat dengan komposisi pemain diaspora Belanda-Indonesia yang memberi variasi teknis. Meski progresnya terasa, efektivitas penyelesaian akhir menjadi kendala, terlihat dari dua gol penalti Kevin Diks pada laga sebelumnya yang tidak diikuti gol open play di momen krusial. Ini dibahas Kluivert sendiri saat menolak dalih “kurang pengalaman” dan menekankan performa tim sebenarnya kompetitif melawan lawan berperingkat lebih tinggi.

Kedua, psikologi. Pemutusan kerja sama setelah kegagalan besar kerap memecah fokus. Namun, bila ditangani tepat, fase interim justru bisa memompa motivasi pemain untuk memikat pelatih anyar. Di sini, kejelasan komando teknis interim dan kontinuitas staf suportif (performance, medis, analis) menentukan minimnya friksi.

Ketiga, garis waktu. Kalender FIFA menuntut kepastian cepat. Semakin dini pengganti didapuk, semakin mudah menyusun mikro-siklus latihan, memilih lawan uji coba yang sesuai level, dan menyamakan bahasa sepak bola di sela kompetisi klub. CNA mencatat nada resmi federasi tentang “diskusi penuh hormat” sebelum berpisah, indikasi bahwa proses suksesi sudah disiapkan.

Setelah Patrick Kluivert, Ke Mana Arah PSSI?

Ada empat pekerjaan rumah yang tidak bisa ditawar.

  1. Pemetaan identitas bermain. Apakah Indonesia tetap bertumpu pada sirkulasi pendek plus pressing menengah, atau kembali ke transisi vertikal dengan lini belakang kompak. Pengganti Patrick Kluivert harus selaras dengan profil pemain di kompetisi domestik dan diaspora.

  2. Kurikulum lintas jenjang. Detik menulis, PSSI sekaligus melepas jajaran di U-23 dan U-20. Artinya, kurikulum harus dijahit ulang agar jalur promosi bakat tidak putus dan prinsip bermain seragam dari bawah.

  3. Kualitas uji coba. Lawan terlalu tangguh memang mengasah, tetapi rentetan kekalahan memperlemah moral. Kombinasi lawan ranking setara dan satu-dua “stress test” di kalender berikutnya lebih strategis untuk menaikkan koefisien dan kepercayaan diri.

  4. Transparansi target. Publik berhak tahu target jangka pendek dan menengah yang terukur. Media internasional menyoroti bahwa capaian Ronde 4 adalah “langkah maju paling tinggi dalam sejarah modern Indonesia”, sehingga target berikutnya harus realistis namun ambisius.

Beberapa media asing menyoroti aspek kompensasi dan skema pemutusan, tetapi angka pastinya belum dinyatakan resmi oleh PSSI. Spekulasi di media regional menyebut konsekuensi finansial minimal, merujuk praktik sebelumnya ketika Kluivert berpisah dengan klub Turki. Poin penting bagi PSSI adalah memastikan cash out tidak menggerus anggaran program pembinaan.

Sumber: Reuters

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img