Lintas Fokus – (Penembakan Massal) Rabu malam yang biasanya semarak di distrik hiburan River North, Chicago, berubah menjadi lautan sirene ketika sebuah kendaraan gelap melintas di 300 blok West Chicago Avenue sekitar pukul 23.00 dan melepaskan tembakan membabi buta ke kerumunan penggemar musik yang baru keluar dari pesta rilis mixtape rapper lokal Mello Buckzz. Dalam hitungan detik, 18 orang tertembak—empat di antaranya tewas, sementara 14 lainnya dilarikan ke lima rumah sakit di area Chicago. Korban meninggal teridentifikasi sebagai Devonte Williamson (23), Leon Henry (25), Taylor Walker (26), dan Aviance King (27).
Keheningan malam patah oleh jeritan sirene.
Detik-Detik Penembakan Massal di River North
Rekaman CCTV yang kini dipegang Unit Forensik Kepolisian Chicago menunjukkan SUV Chevrolet Tahoe hitam memperlambat laju tepat di depan Artis Restaurant and Lounge. Tiga penumpang di kursi belakang menurunkan kaca, lalu melepaskan lebih dari 60 peluru kaliber 9 mm ke arah trotoar sebelum kendaraan melaju ke timur, menembus persimpangan Orleans Street. Polisi tiba empat menit kemudian, namun kepadatan lalu lintas malam musim panas memperlambat jalur ambulans—faktor yang disebut paramedis sebagai “tantangan emas” dalam operasi penyelamatan.
Komandan Larry Snelling menegaskan tidak ada bukti baku tembak balasan, menepis dugaan semula bahwa kerumunan sempat “membalas”. Hingga laporan ini disusun, belum satu pun tersangka ditangkap, tetapi ATF, FBI, dan CPD telah membentuk satgas lintas-yurisdiksi untuk melacak asal senjata dan kendaraan yang diduga curian dari Indiana.
Korban dan Komunitas Tersayat Penembakan Massal
Para korban terdiri dari dua pria dan dua perempuan berusia 23–27 tahun, semuanya berada di lokasi untuk mendukung Mello Buckzz—nama panggung Melanie Doyle—yang baru merilis mixtape “Street Poetry.” Devonte Williamson, pacar sang rapper, ditembak di dada; Leon Henry, sahabat dekatnya, tertembak di bagian kepala. Taylor Walker dan Aviance King—keduanya penata rambut freelance—meninggal di Northwestern Memorial Hospital.
Kamis sore, ratusan lilin dinyalakan di Washington Square Park. Ratapan keluarga bercampur dengan kemarahan warga, terutama karena lokasi yang sama pernah diselidiki pada 2022 terkait pelanggaran izin hiburan. Pastor Donovan Price dari organisasi Solutions & Resources menyebut lokasi kejadian “tanpa rambu evakuasi memadai,” menuding pemilik properti abai terhadap risiko kepadatan pengunjung. Alderman Brendan Reilly bahkan meminta lisensi Artis Lounge dicabut permanen.
Mello Buckzz, dalam unggahan Instagram yang kini diarsipkan, menulis: “Mereka menargetkan cinta dan persahabatan, bukan hanya peluru.” Tagar #RiverNorthStrong langsung viral, menandakan solidaritas lintas komunitas sekaligus tekanan publik pada pemangku kebijakan.
Tanggapan Otoritas atas Gelombang Penembakan Massal
Wali Kota Brandon Johnson mengumumkan dana darurat USD 2 juta untuk memperluas program Safe Corridor di koridor hiburan utama Chicago. Program ini mencakup kamera beresolusi tinggi, lampu penerangan tambahan, dan patroli gabungan polisi serta warga terlatih.
Di level negara bagian, Senator Tammy Duckworth kembali mendesak pengesahan larangan magasin berkapasitas tinggi. Data Everytown for Gun Safety menunjukkan 72 % senjata yang disita CPD pada 2024 berasal dari luar Illinois, memperkuat argumen perlunya kebijakan lintas-negara bagian untuk menekan arus senjata ilegal. Sementara itu, kelompok advokasi hak senjata menuding pemerintah gagal menegakkan hukum atas pelanggar berulang, menilai larangan baru hanya “menghukum pemilik senjata sah.”
Polisi mengonfirmasi tiga prioritas investigasi awal:
Telemetri Kendaraan — Pembaca pelat otomatis (ALPR) merekam plat Indiana sebelum mobil memasuki Chicago.
Balistik — Selongsong di TKP cocok dengan kasus penembakan di Austin Mei 2025.
Digital Forensics — Metadata 12 video ponsel dari saksi memetakan sudut tembakan, membantu rekonstruksi trajektori.
Langkah Mitigasi untuk Cegah Penembakan Massal
Meski penembakan massal di Chicago naik 18 % dibanding periode sama tahun lalu, statistik CPD menunjukkan total kejahatan bersenjata menurun 6 %. Analis keamanan publik Dr. Lydia Parsons menilai kontradiksi ini sebagai bukti “fragmentasi kriminal”: pelaku individu atau kelompok kecil memanfaatkan keramaian momen hiburan untuk menciptakan dampak besar, alih-alih motif kejahatan terorganisir tradisional.
Pakar kesehatan mental di Northwestern Medicine memperingatkan efek trauma jangka panjang. Studi mereka pada korban penembakan 2023 menemukan 34 % saksi langsung mengalami PTSD dalam enam bulan. Oleh karena itu, mereka menyiapkan hotline 24/7 dan klinik konseling gratis di Cabrini Green, tiga blok dari lokasi kejadian.
Di sisi ekonomi, Chicago Convention & Tourism Bureau meluncurkan kampanye #SafeChicago—iklan digital bertema “Stronger Nights, Safer Lights” ditargetkan ke calon delegasi konferensi teknologi Agustus mendatang. Lima restoran di River North melaporkan gelombang pembatalan reservasi, memicu kekhawatiran efek domino pada industri jasa lokal.
Bagi keluarga korban, perjuangan baru dimulai: menanggung biaya pemakaman, menghadapi ruang sidang potensial, dan—yang paling berat—membendung rasa hampa. Andrea Williamson, ibu Devonte, merangkum perasaan banyak orang: “Senjata itu menembus tubuh anak saya, tapi lubang terbesar tertinggal di hati kami.”
Duka yang bergema di trotoar ini adalah potret krisis nasional: ketika hiburan malam bisa berbalik menjadi tragedi, ketika orang muda berbakat disergap peluru, dan ketika garis polisi kuning menjadi simbol keputusasaan kolektif. Penembakan massal River North menuntut lebih dari sekadar belasungkawa; ia menuntut komitmen konkret agar kota berjalan tanpa rasa takut.
Sumber: CBS News Chicago