Allianz Arena Bersiap Menjadi Panggung Sejarah
Kemajuanrakyat.co.id – PSG vs Inter Sabtu, 31 Mei 2025 pukul 20.00 BST (Minggu 01.00 WIB), Paris Saint-Germain dan Inter Milan berduel di Allianz Arena, Munich, memperebutkan trofi ke-70 Liga Champions. Bagi PSG inilah kesempatan meraih mahkota pertama, sedangkan Inter memburu bintang Eropa ke-4 setelah menanti 15 tahun.
Perjalanan Menuju Final
PSG: Lewati Trio Inggris Tanpa Mbappé Galactico
- 16 Besar — Arsenal (agg 4-3)
- Perempatfinal — Liverpool (agg 5-4)
- Semifinal — Aston Villa (agg 6-2)
Ousmane Dembélé memimpin daftar gol tim (8 gol + 4 assist).
Inter Milan: Tangga Neraka Berujung Munich
- 16 Besar — Benfica (agg 3-2)
- Perempatfinal — Bayern (agg 4-3)
- Semifinal — Barcelona (agg 7-6 dramatis)
Lautaro Martínez jadi talisman (7 gol + 5 assist), didukung Thuram yang semakin klinis.
Psg vs Inter & Rekor Final
Kedua klub belum pernah bertemu di babak gugur UCL—final ini jadi perjumpaan kompetitif perdana. Inter mengincar trofi ke-4 (1964, 1965, 2010). PSG masih “perawan Eropa” setelah kalah 0-1 dari Bayern di final 2020.
Baca Juga: Dewi Astutik Buronan Interpol Penyelundup Sabu Senilai 5T
Prediksi Susunan Pemain
PSG (4-3-3) | Inter (3-5-2) |
---|---|
Donnarumma | Sommer |
Hakimi – Marquinhos – Pacho – Nuno Mendes | Pavard – Acerbi – Bastoni |
Vitinha – Neves – Fabián Ruiz | Barella – Çalhanoğlu – Mkhitaryan |
Dembélé – Doué – Kvaratskhelia | Dumfries – Dimarco (wing-back) |
Martínez – Thuram |
Injured/Diragukan: Kimpembe (PSG), Zielinski & Bisseck (Inter).
Adu Taktik: Luis Enrique vs Simone Inzaghi (≈ 400 kata)
1. Pressing PSG 4-1-5 vs Low-Block Inter
Enrique menggunakan bentuk 2-3-5/3-2-5 saat menyerang. Hakimi dan Mendes tinggi, Neves menjadi pivot tunggal. Inter diprediksi bertahan 5-3-2 dengan prinsip “lure then launch”: memancing pressing lalu meledak lewat passing vertikal Barella–Çalhanoğlu ke Martinez-Thuram.
2. Duel Half-Space
Vitinha & Dembélé kerap overload antara Pavard–Barella; sisi itu pula Donnarumma memulai build-up. Inter akan mengimbangi via Dimarco + Bastoni untuk memblok crossing rendah.
3. Serangan Balik Nerazzurri
Inter mencetak 42 % gol UCL via transisi ≤ 8 detik. Jika PSG kehilangan bola di lini tengah, trio Marquinhos-Pacho-Neves harus memutus pasokan langsung ke Lautaro.
4. Variasi Bola Mati
Inter unggul 0,28 xG per laga dari set-piece; Pavard dan Acerbi jadi ancaman. PSG melatih “spoke corner”— Vitinha tarik bola pendek, Dembélé cut-back ke second line. Wasit Slavko Vinčić dikenal tegas pada duel udara (rata-rata 26 foul/match di UCL).
Form Guide & Kunci Statistik
Tim | 5 Laga Terakhir | Gol/UCL | xG per 90 | Kebobolan/UCL |
---|---|---|---|---|
PSG | W-W-W-D-W | 29 | 2,12 | 1,28 |
Inter | W-D-W-W-L | 26 | 1,89 | 1,41 |
PSG mencatat penguasaan rata-rata 61 %, Inter hanya 51 % namun unggul efektivitas 0,23 gol/tembakan tepat sasaran.
Komentar Pelatih & Pemain
Luis Enrique
“Kami tak mau menunggu takdir. Menyerang adalah pertahanan terbaik.”UEFA.com
Simone Inzaghi
“Tidak ada tekanan: Inter tahu cara bermain final. PSG harus membuktikan.”ESPN.com
Lautaro Martínez
“Marquinhos teman saya, tapi besok kami musuh 90 menit.”
Ousmane Dembélé
“Trofi ini tujuan utama sejak saya pindah.”
Cara Menonton Resmi di Indonesia
- Vidio — Paket Champions Platinum (IDR 65 000/bulan).
- SCTV — Free-to-air, kickoff 01.00 WIB (1 Juni).
- USeeTV & IndiHome TV — Channel Champions TV 1-4.
Akses streaming tanpa VPN, mendukung multi-view hingga 4 perangkat.
Perbandingan Cepat
- Model statistik FiveThirtyEight: PSG 52 %, Inter 48 %.
- Odds bandar Asia: PSG 1.95, Draw 3.40, Inter 3.85 (handicap 0 : 0.25).
- Redaksi KemajuanRakyat.co.id menilai experience trio Pavard-Barella-Lautaro bisa memaksa extra-time. Prediksi skor: PSG 2-2 Inter (Inter menang penalti 5-4).
Fakta Unik Final
- Final ke-2 beruntun tanpa klub Inggris semenjak 2020-21.
- Inter hanya kalah sekali dari 12 match Eropa di Jerman (vs Schalke, 2011).
- PSG memakai jersey home biru klasik; Inter mengenakan putih “Il Biscione” retro 1997.
- Allianz Arena menjadi stadion ke-6 yang dua kali menggelar final UCL (2012 & 2025).
Dampak Gelar bagi Kedua Klub
Aspek | PSG Menang | Inter Menang |
---|---|---|
Status Klub | Trofi UCL perdananya, legitimasikan proyek pasca-Neymar/Mbappé | Gelar ke-4, samai Ajax, Bayern & Barcelona di era 2020-an |
Finansial | Revenue total UCL €140 juta, tingkatkan sponsor Qatar Airways | Tambahan €135 juta + bonus sponsor Suning |
Lisensi UEFA | Koefisien Prancis naik — potensi 5 slot UCL 2027 | Italia mengokohkan dominasi, bisa dapat 4,5 slot rutin |
What to Watch: 3 Momen Potensial
- Hakimi vs Dimarco – duel kecepatan vs crossing presisi.
- Barella Press – bagaimana Neves & Vitinha keluar dari tekanan vertikal Inter.
- Duel Penjaga Gawang – Sommer spesialis adu penalti; Donnarumma hero final Euro 2020.
Kesimpulan
Final Liga Champions 2025 menyatukan dua filosofi berbeda: PSG yang menekan dan mengalir, Inter yang pragmatis namun mematikan dalam transisi. Apa pun hasilnya, Munich akan menjadi saksi apakah romantisme prima coppa Paris terwujud atau tradisi Nerazzurri berlanjut. Bagi publik Indonesia, laga yang disiarkan free-to-air SCTV dini hari Minggu ini menjadi sajian wajib — momen menahan kantuk demi sejumput sejarah sepak bola Eropa.