Lintas Fokus – Di lantai Bursa Efek Indonesia, nama PT Petrindo Jaya Kreasi—berkode CUAN—kembali mengundang sorotan. Setelah harga sahamnya menembus Rp 17.000, manajemen memutuskan memecah nilai nominal dengan rasio 1:10. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 30 Juni 2025 menyetujui skema ini dengan mulus, menegaskan ambisi perseroan meningkatkan likuiditas sekaligus memperluas basis investor ritel.
Bagi raksasa milik konglomerat Prajogo Pangestu, langkah ini bukan kosmetik. Hingga kuartal I 2025, pendapatan melonjak 47% menjadi US$ 740 juta, didorong ekspor batu bara berkalori tinggi dan proyek nikel Gorontalo. Kapitalisasi pasar yang menembus Rp 200 triliun memberi ruang manuver optimal—tetapi harga saham tinggi membuat volume harian menipis. Stock split menjadi remedi strategis.
Detail Stock Split PT Petrindo Jaya Kreasi
Manajemen mengumumkan jadwal padat: cum date dan ex date pasar reguler/negosiasi jatuh 14 Juli 2025; perdagangan nominal baru efektif 15 Juli 2025; pasar tunai menyusul 17 Juli. Surat persetujuan BEI bernomor S-07819/BEI.PP1/07-2025 meresmikan pencatatan 30 miliar lembar baru—sepuluh kali lipat jumlah lama tanpa mengubah modal disetor.
Harga teoritis dibuka di Rp 1.690. Tak mengejutkan, sistem auto-rejection bawah memaksa koreksi teknis sebelum stabil. Volume transaksi melonjak 450% dibanding rata-rata sepekan, mengindikasikan respons ritel yang selama ini terhalang mahalnya harga lot.
Tahap | Tanggal | Keterangan |
---|---|---|
Cum/Ex Reg-Negosiasi | 14 Juli 2025 | Harga lama berakhir |
Efektif Nominal Baru | 15 Juli 2025 | Perdagangan Rp 1.690 |
Recording Date | 16 Juli 2025 | Penataan portofolio |
Pasar Tunai | 17 Juli 2025 | Kliring saham split |
Dampak Pasar PT Petrindo Jaya Kreasi
Sesi pra-opening mencatat antrean beli jumbo—indikasi bahwa supply saham terbagi sepuluh siap diserap pemain baru. Relatif lunaknya harga mendorong spread beli-jual turun dari 1,8% ke 0,6%, memperbaiki efisiensi harga. Nilai transaksi dua jam pertama menyentuh Rp 1,1 triliun, jauh di atas rerata Rp 240 miliar sebelum pemecahan.
Sisi fundamental tidak berubah: rasio laba per saham menyesuaikan secara matematis, sehingga valuasi price-to-earnings tetap konsisten. Namun, psikologi pasar sering membuat saham hasil split reli singkat setelah masa penyesuaian. Data IDNFinancials menunjukkan CUAN sudah naik 9,26% sepekan sejak persetujuan split—mengalahkan stagnasi IHSG.
Prospek Ke Depan PT Petrindo Jaya Kreasi
Pasca-split, PT Petrindo Jaya Kreasi memasang target produksi batu bara 9,8 juta ton plus nikel matte 28.000 ton sepanjang 2025. Di jalur sustainability, proyek carbon capture bersama TotalEnergies dijadwalkan groundbreaking September. Perseroan juga menyiapkan obligasi hijau Rp5 triliun kuartal IV—semakin atraktif berkat basis pemegang saham yang kian luas.
Analis Mandiri Sekuritas mematok target price setara Rp 2.600 per lembar (pascasplit) dengan skenario bullish Rp 3.300, mengacu pada kas kuat Rp 7,6 triliun dan margin bersih 32%. Risiko tetap ada: harga batu bara Newcastle turun 11% YTD, serta opsi pengetatan ekspor nikel mentah. Namun, CFO Lukman Rahardjo menegaskan diversifikasi portofolio—dari PLTS hingga trading karbon—siap menahan guncangan komoditas.
Dengan kombinasi narasi transisi energi, akses harga terjangkau, dan proyek hijau konkret, PT Petrindo Jaya Kreasi berpotensi naik kelas menjadi blue-chip komoditas baru. Bagi investor ritel yang menunggu momentum, stock split 1:10 ini adalah pintu masuk yang lebih ramah dompet—dan sekaligus ujian disiplin menghadapi volatilitas jangka pendek.
Sumber: KOMPAS.com