Site icon Lintas Fokus

PTRO Melejit dan Heboh Akuisisi: Fakta Pahit atau Peluang Emas?

PTRO beraksi liar di Bursa Efek Indonesia, memecahkan rentang harian lebar dan menembus level tertinggi barunya

PTRO beraksi liar di Bursa Efek Indonesia, memecahkan rentang harian lebar dan menembus level tertinggi barunya

Lintas Fokus Rabu, 24 September 2025, saham PTRO beraksi liar di Bursa Efek Indonesia, memecahkan rentang harian lebar dan menembus level tertinggi barunya. Di linimasa, beredar klaim bahwa PTRO “diborong konglomerat Amerika”. Klaim ini mengundang gairah sekaligus tanya besar: apakah benar ada raksasa asal AS masuk, atau sekadar rumor yang menumpang reli harga? Mari kita bedah dengan data resmi, kemudian tengok analisa teknikal dan fundamental ke depan agar pembaca mendapat gambaran yang utuh sebelum mengambil keputusan. Pada saat yang sama, BEI juga mengeluarkan pengumuman UMA terhadap PTRO karena lonjakan harga di luar kebiasaan.

Fakta Kepemilikan Terbaru

Pertama yang harus diluruskan: hingga hari ini, tidak ada keterbukaan informasi yang menyebut “konglomerat Amerika” resmi memborong PTRO. Justru, pengendali PTRO adalah PT Kreasi Jasa Persada (KJP), anak usaha PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk – CUAN, yang terafiliasi dengan konglomerat Indonesia, Prajogo Pangestu. Porsi KJP per pertengahan Agustus 2025 tercatat sekitar 45,3% dan sempat bertambah lagi lewat pembelian di pasar. Selain itu, pada 22 September 2025 Komisaris PTRO, Erwin Ciputra, menambah 1 juta saham, disusul pembelian oleh Direktur PTRO, Kartika Hendrawan, pada 23 September 2025. Ini sinyal kuat akumulasi dari pemilik dan manajemen, tetapi bukan oleh konglomerat Amerika.

Dari berbagai laporan dan dokumen resmi, garis besarnya konsisten: kepemilikan pengendali PTRO berada di KJP yang dimiliki sepenuhnya oleh Petrindo Jaya Kreasi. Jika ada investor institusi global dari AS bertransaksi di pasar reguler, sifatnya biasanya tersebar di free float dan tidak otomatis mengubah struktur pengendalian. Sampai berita ini terbit, tidak ada publikasi resmi yang mengafirmasi akuisisi besar dari satu konglomerat Amerika tertentu terhadap PTRO.

PTRO di Grafis Harga: Momentum atau Euforia?

Secara harga, PTRO melonjak tajam dalam sepekan terakhir dan menjadi perhatian otoritas bursa. Data hari ini menunjukkan rentang perdagangan intraday yang ekstrem, dengan level tinggi mendekati Rp6.975 dan rentang 52-minggu kini melebar hingga area yang sama. Lonjakan volume tebal menyertai kenaikan harga berturut-turut sejak pertengahan September, dan BEI mengkategorikan pergerakan ini sebagai Unusual Market Activity. Artinya, investor disarankan ekstra cermat karena reli cepat sering diikuti fase konsolidasi yang sama cepatnya.

Indikator momentum yang sering dipakai trader, seperti RSI, berada di zona tinggi. Beberapa penyedia data mencatat RSI di kisaran atas 80 pada hari-hari terakhir, yang secara teknikal mengindikasikan kondisi overbought. Dalam konteks price action, area Rp6.900-Rp6.975 menjadi resistance psikologis terdekat, sementara Rp5.900-Rp6.200 berpotensi menjadi zona pantau support pendek jika terjadi tarik-ulur pasca UMA. Trader biasanya menunggu konfirmasi penutupan di atas resistance untuk skenario lanjutan, atau sinyal volume melemah sebagai indikasi jeda kenaikan jangka sangat pendek.

Fundamental: Kontrak, Akuisisi, dan Risiko

Di luar hiruk-pikuk grafik, PTRO mengeksekusi strategi diversifikasi dan ekspansi yang cukup agresif sepanjang 2025. Pada 15 Juli 2025, perseroan mengumumkan kontrak jasa pertambangan dengan PT Barasentosa Lestari (BSL) yang terafiliasi Grup Sinar Mas, berjangka 5 tahun dengan estimasi nilai sekitar Rp3,5 triliun. Kontrak semacam ini menambah visibilitas pendapatan multi-tahun dan mempertebal backlog.

Selain kontrak baru, PTRO aktif mengakuisisi bisnis untuk memperlebar pangsa dan kapabilitas. Pada 1 Agustus 2025, PTRO meneken CSPA untuk membeli 100% HBS (PNG) Limited beserta grupnya senilai AUD 40 juta, memperluas jejak ke Papua Nugini dan sektor emas. Pada 15 Agustus 2025, anak usaha PTRO menuntaskan akuisisi 51% HDK dan 51% HDS di segmen konstruksi untuk minyak dan maritim dengan total nilai sekitar Rp399,9 miliar. Terbaru, 19 September 2025, PTRO menandatangani non-binding term sheet untuk mengambil mayoritas saham Scan-Bilt Pte. Ltd. (SBPL) di Singapura, perusahaan sipil dan maintenance untuk kimia serta onshore oil and gas. Rangkaian aksi korporasi ini menegaskan strategi PTRO untuk memperkaya portofolio jasa, menambah sumber pendapatan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada satu komoditas.

Dari kinerja, beberapa data kuartalan mengindikasikan pertumbuhan pendapatan dengan profitabilitas yang masih berfluktuasi. Data kuartal II 2025 menunjukkan pendapatan sekitar Rp3,25 triliun dengan laba bersih kuartalan sekitar Rp2,6 miliar menurut penyedia data pasar, sementara laporan lain menyebut laba bersih kuartal II sebesar Rp17,5 miliar. Perbedaan angka biasanya muncul akibat metodologi penyajian dan pembaruan basis data, sehingga investor perlu kembali ke dokumen resmi emiten pada paparan publik terdekat. Yang jelas, perusahaan pernah mengumumkan backlog historis tinggi Rp64,3 triliun pada awal 2025 yang menjadi bantalan pendapatan jangka menengah.

Faktor korporat lain yang mendorong likuiditas adalah stock split 1:10 efektif 3 Januari 2025. Efeknya tampak pada melejitnya jumlah pemegang saham ritel dan volume perdagangan, yang kemudian membuat pergerakan PTRO lebih responsif terhadap kabar kontrak dan akuisisi.

Dari sisi risiko, reli yang sangat cepat disertai status UMA menandakan kewaspadaan harga jangka pendek. Selain itu, eksekusi akuisisi lintas yurisdiksi seperti HBS Group di PNG dan rencana SBPL di Singapura memerlukan perizinan, due diligence, serta integrasi yang tak sederhana. Risiko implementasi proyek dan volatilitas biaya operasional di sektor tambang dan EPC juga harus diperhitungkan. Namun jika terserap baik, sinergi proyek dan diversifikasi wilayah bisa mempertebal marjin di fase ekspansi berikutnya.

Wajib Tahu:

PTRO resmi masuk radar UMA BEI per 23 September 2025 karena lonjakan harga di luar kebiasaan. UMA bukan vonis pelanggaran, tetapi sinyal agar investor menunggu klarifikasi dan mencermati keterbukaan informasi emiten.

Skenario ke Depan untuk Investor

Ke depan, pendorong utama harga PTRO adalah eksekusi kontrak multi-tahun, penyelesaian dan integrasi akuisisi, serta pipeline tender baru di pertambangan, energi, dan infrastruktur. Jika rencana akuisisi SBPL berlanjut ke tahap binding agreement dan tuntas, PTRO akan memiliki pijakan yang lebih kokoh di segmen sipil untuk kimia dan onshore oil and gas di kawasan regional. Sementara itu, penyelesaian akuisisi HBS Group akan memperkuat akses PTRO ke proyek-proyek emas di Pasifik yang masih prospektif.

Dari sudut teknikal, euforia dapat berlanjut selama volume tetap menopang dan harga bertahan di atas area support pendek. Namun, RSI tinggi plus status UMA mengajarkan disiplin manajemen risiko. Banyak trader memilih menunggu pola konsolidasi sehat dan jeda volume sebelum mengejar breakout baru. Investor jangka menengah bisa fokus pada katalis riil: realisasi kontrak Rp3,5 triliun dengan BSL, update backlog, serta progres akuisisi yang berdampak ke marjin.

Dari sudut fundamental, bobot positif ada pada backlog tebal, diversifikasi layanan, dan dukungan pemegang pengendali yang aktif menambah porsi. Tantangannya: volatilitas komoditas, disiplin belanja modal, dan kualitas eksekusi proyek lintas negara. Dengan narasi itu, PTRO terlihat menarik untuk dipantau ketat, sembari menunggu petunjuk yang lebih jelas dari paparan publik 6 Oktober 2025 mengenai kinerja dan strategi 2025-2026.

Sumber: IDN Financials

Exit mobile version