Kemajuanrakyat.co.id – Nilai tukar Rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah menyentuh angka Rp17.200an/US$ di non-deliverable forward (NDF).
Pada hari ini, Senin (7/4/2025) pukul 10:43 WIB, nilai tukar mata uang Rupiah telah mencapai Rp17.261/US$ yang merupakan posisi angka terendah sepanjang sejarah.
Nilai tukar Rupiah terus melemah dibandingkan pada penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur lebaran.
Diketahui pada hari Kamis (27/3/2025) Rupiah masih berada pada posisi Rp16.555/US$ atau menguat 0,12%.
Untuk diketahui, NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula.
Pasar NDF sendiri belum ada di Indonesia, NDF hanya tersedia di pusat-pusat keuangan International seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Kebijakan Trump Membuat Rupiah Terus Melemah
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 7 April 2025 memutuskan untuk melakukan intervensi di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF) yang bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah dari tingginya tekanan global.
Seperti yang diketahui, kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada 2 April 2025.
Hal tersebut juga langsung di respon oleh pemerintah Tiongkok pada 4 April 2025 yang menimbulkan gejolak pasar keuangan global.
Salah satunya adalah arus modal keluar dan tingginya tekanan pelemahan nilai tukar di banyak negara khususnya negara emerging market.
Sehingga tekanan terhadap nilai tukar Rupiah telah terjadi di pasar NDF di tengah libur panjang pasar domestik dalam rangka idul fitri 1446H.
Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, intervensi di pasar off-shore NDF dilakukan BI secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York.
Selain itu, BI juga akan melakukan intervensi secara agresif di pasar domestik sejak awal pembukaan tanggal 8 April 2025 dengan intervensi.
Intervensi dari BI akan di lakukan di pasar valas (Spot dan DNDF) serta pembelian SBN di pasar sekunder .
BI juga akan melakukan optimalisasi instrumen likuiditas Rupiah untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan domestik.
“Serangkaian langkah-langkah Bank Indonesia ini ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah serta menjaga kepercayaan pelaku pasar dan investor terhadap Indonesia,” kata Ramdan.
[…] Baca juga; Rupiah Terus Melemah Terhadap Dolar Hingga Tembus Rp 17.200 […]