Site icon Lintas Fokus

Shockwave: CEO eFishery Ditangkap, Ini Dampaknya

Eks CEO eFishery Gibran Huzaifah

Eks CEO eFishery Gibran Huzaifah

Lintas Fokus Hanya butuh satu notifikasi WhatsApp bagi komunitas teknologi Indonesia untuk “meledak”: CEO eFishery resmi ditahan Bareskrim. Gibran Huzaifah—pendiri yang pernah dipuji sebagai pahlawan petambak—kini bermalam di rutan Mabes Polri bersama mantan CTO Angga Raditya dan co-founder Andri Yadi. Tuduhan? Penggelapan Rp 410 miliar, pemalsuan data kolam, dan pencucian uang lintas negara.

Penangkapan ini menampar ekosistem agritech sekaligus menelanjangi celah due-diligence investor global. Artikel berikut menggali setiap sudut drama: dari awal audit forensik Deloitte sampai potensi “domino collapse” yang bisa menelan 900 karyawan dan 70 ribu pengguna.


Gelombang Awal: Audit Deloitte Bongkar Anomali Data CEO eFishery

Investigasi bermula Mei 2025 setelah konsorsium investor Seri D—SoftBank Vision Fund, Northstar, Temasek—menuntut audit karena burn-rate eFishery melambung 30% di luar proyeksi. Deloitte menemukan pendapatan kuartal III/2024 “dibumbui” invoice fiktif senilai Rp 175 miliar dan lonjakan active pond yang tak sejalan dengan penjualan pakan. Sistem backend rupanya menjalankan skrip kloning sensor eFeeder untuk “menghidupkan” 70 ribu kolam fantom .

Tak mau kecolongan seperti kasus Zilingo, investor menyerahkan hasil audit ke Bareskrim Siber. Polisi bergerak cepat:


Dampak Keuangan: Kekeringan Modal & Domino Pasokan

CEO eFishery selalu membanggakan model B2B2C yang “membebaskan petambak dari jerat rentenir”. Ironis, penahanannya justru menjerat arus kas perusahaan:

Stakeholder Dampak Langsung
Bank Mandiri Membekukan transaksi keluar > Rp 5 miliar
Pabrik pakan mitra Menolak konsinyasi; piutang Rp 47 miliar menggantung
Supplier IoT Taiwan Meminta pembayaran di muka sebelum kirim 12 ribu eFeeder
SoftBank Vision Fund Mark-down valuasi internal eFishery 60%
Startup agritech lain Pendanaan seed turun 35% (DSInnovate, Agustus 2025)

Bursa saham turut bergejolak: emiten pakan CPRO dan MAIN jatuh masing-masing 4–6% dalam satu sesi, sekadar karena rumor eksposur pasokan. Ekonom CORE Indonesia memperingatkan, “Efek reputasi bisa lebih mahal daripada kerugian finansial.”


Pertarungan Hukum: Jurus Pengacara vs Strategi Jaksa

Hotman Paris masuk gelanggang menggantikan tim legal internal. Dalam berkas pra-peradilan yang sudah terdaftar, ia mengklaim:

  1. Surat panggilan pertama tidak sampai karena alamat lama.

  2. Audit Deloitte belum diverifikasi akuntan publik Indonesia.

  3. Penangkapan di vila Lembang tanpa surat tugas fisik, hanya PDF di ponsel penyidik.

Jaksa menepis: panggilan sudah dikirim ke dua alamat, plus e-mail korporat. Bukti dokumen bank Singapura mengalirkan dana investor ke perusahaan cangkang milik Gibran menjadi senjata pamungkas . Skenario realistis:


Apa Artinya Bagi Ekosistem Startup?

Di balik badai, eFishery tetap memegang nilai unik: infrastruktur feeder yang tertanam di 110 ribu kolam nyata. Jika manajemen baru bisa cepat menata ulang dan regulator mengizinkan restrukturisasi, “brand” masih dapat diselamatkan—meski mungkin dengan nama dan model bisnis berbeda.


Wajib Tahu:

Pada 2024 eFishery masuk daftar TIME100 Most Influential Companies, tepat setahun sebelum kasus ini meledak.


Kasus CEO eFishery menjadi kisah peringatan bahwa pertumbuhan supercepat tanpa fondasi governance ibarat kolam tanpa aerator—tampak mengilap di permukaan, tetapi kekurangan oksigen di dasar. Kini publik menunggu babak selanjutnya: apakah startup kebanggaan agritech ini bisa terapung kembali, atau tenggelam bersama reputasi pendirinya..

Sumber: CNN Indonesia

Exit mobile version