Lintas Fokus – Setelah dua tahun tanpa hit legal, tvN akhirnya meluncurkan Law and The City—drama 16 episode yang membedah ranah hukum Korea dengan bumbu persahabatan, romansa, dan corporate thriller. Serial ini berfokus pada Kyungmin Law Firm di Seocho-dong, jantung peradilan Seoul. Di kantor bernuansa kaca dan kayu wenge, lima associate muda berjuang menyeimbangkan tagihan jam kerja, kode etik, dan ambisi pribadi.
Tokoh kunci Ahn Joo-hyung (Lee Jong-suk) adalah mantan juara moot-court yang memandang hukum bak permainan strategi catur. Antitesisnya ialah Kang Hee-ji (Moon Ga-young), lulusan summa cum laude yang masih percaya setiap gugatan bisa mengubah nasib rakyat kecil. Ketika firma mereka ditarik ke kasus merger dua chaebol yang sarat suap, bentrokan visi kedua karakter meletik menjadi konflik inti. Perkara mingguan—mulai sengketa hak cipta app kebugaran sampai class-action polusi udara—menjadi laboratorium moral sekaligus panggung perkembangan tokoh.
Jaringan Karakter Law and The City
Selain duo utama, Law and The City menampilkan Jo Chang-won (Kang You-seok) si networker jenaka, Bae Moon-jung (Ryu Hye-young) sang perfeksionis tajam lidah, dan Kang Sang-ki (Im Seong-jae) yang rela lembur demi bonus tetapi sebenarnya membiayai adik kuliah seni. Interaksi kelimanya—dijuluki netizen “Associate Avengers”—menghasilkan lini dialog cepat, sarat jargon hukum dan punch-line pop-culture.
Chemistry tak hanya romantik; bromance Joo-hyung–Chang-won, sisterhood Hee-ji–Moon-jung, serta adu argumen Sang-ki vs semua orang menciptakan ritme komedi yang meredam kepadatan istilah pasal. Setiap karakter memikul subplot pribadi: Chang-won terlilit utang kartu kredit, Moon-jung membongkar bias gender di ruang rapat, Sang-ki menulis blog kuliner “Lawyer’s Table” yang viral. Semua jalur cerita akhirnya beririsan ketika penyelidikan korupsi konglomerat memaksa mereka memilih antara karier atau integritas.
Ketegangan Kasus di Law and The City
Berbeda dengan legal drama glamor sebelumnya, Law and The City membumi berkat riset mendalam tim penulis—mantan litigator Lee Seung-hyun. Kasus-kasus yang diangkat terang-terangan meniru berita 2024-2025: sengketa paten AI diagnosis kanker, skandal deepfake idol, sampai gugatan lingkungan akibat reklamasi teluk. Setiap episode menampilkan simulasi mediasi, discovery elektronik, hingga cross-examination realistis, namun tetap disajikan dengan sinematografi gaya noir dan soundtrack R&B minimalis.
Titik kulminasi paruh musim terjadi saat dokumen “Project Orion”—bukti suap merger—bocor ke publik. Firma Kyungmin terbelah: partner senior ingin menutup kasus demi honorarium, Hee-ji ngotot melaporkan ke kejaksaan, sementara Joo-hyung berperan mediasi. Debat 14 menit tanpa musik latar itu langsung trending #1 di X Korea karena menampilkan argumentasi hukum asli, lengkap dengan pasal Korean Commercial Act dan kutipan etika pengacara.
Tak ada peluru, hanya kata-kata tajam yang mampu merobohkan tembok uang.
Daya Tarik Global Law and The City
Sejak episode pilot, Law and The City meraup rating 7,4 % Nielsen—tertinggi slot Sabtu malam sejak “Mr. Sunshine”. Platform Viki merilis subtitel 12 bahasa dan mencatat 3 juta stream pekan pertama. Lee Jong-suk, yang comeback setelah wajib militer, mendominasi iklan parfum dan jam tangan; Moon Ga-young menandatangani kontrak skin-care premium. Studio Dragon menyiapkan webtoon prekuel dan podcast hukum yang memecah adegan ke dalam analisis pasal demi pasal, memperluas ekosistem IP.
Kritikus memuji serial ini karena “mendamaikan akurasi hukum dengan drama manusia”. Forbes Korea menilai keberhasilan datang dari kombinasi isu relevan—burnout profesional, ESG greenwashing, dan kesenjangan sosial—dengan narasi karakter yang relatable bagi generasi pekerja kantor Asia. Rumor bocor menyebut IU akan menyanyikan OST kedua, sementara cameo Yoon Kyun-sang sebagai jaksa flamboyan dijadwalkan episode 10—diperkirakan memicu segitiga cinta baru.
Kesimpulannya, Law and The City bukan sekadar parade setelan jas; ia cermin kota modern yang berkilau sekaligus rapuh. Lima pengacara muda meniti garis tipis antara idealisme dan faktur tagihan—mengajari penonton bahwa di balik setiap kontrak bercetak kecil, tersimpan kisah besar tentang harga diri.
Sumber: Korea joongAng Daily