Lintas Fokus – Saat whitepaper Bitcoin beredar 31 Oktober 2008, nama Satoshi Nakamoto langsung terbentang di garis depan revolusi finansial. Namun enam belas tahun kemudian, pendiri dengan satu juta BTC itu tetap tak tersentuh. Rasa ingin tahu global memuncak lagi setelah HBO merilis dokumenter Money Electric: The Bitcoin Mystery karya Cullen Hoback. Film 100 menit yang tayang 8 Oktober 2024 di Max ini menelusuri catatan surel, log forum, hingga arsip Git untuk “menancapkan paku terakhir” pada teka-teki identitas Satoshi.
Trailer yang dirilis HBO memamerkan potongan suara narator: “If you solve this, you solve the future of money.” Cuplikan itu cukup membuat tagar #WhoIsSatoshi trending no 1 di X selama 48 jam. Bahkan di Indonesia, komunitas Telegram “Crypto ID” menggelar nonton bareng daring yang diikuti lebih dari 4.000 alamat dompet.
Klaim HBO, Siapa Sebenarnya Satoshi Nakamoto?
Film berangkat dari metode stilometri—analisis gaya menulis—lalu memetakan cap waktu sejumlah posting awal BitcoinTalk. Riset Hoback menyoroti konsistensi penggunaan “colour” alih-alih “color”, struktur kalimat pasif, dan kebiasaan menyisipkan dua spasi setelah titik. Jejak itu, menurut film, berpangkal pada pengembang Bitcoin Core asal Kanada, Peter Todd.
Teori ini meroket karena Todd tergolong figur aktif: kodenya bertengger di repositori Bitcoin sejak 2012, ia pun sering bersitegang soal kebijakan block-size. Dalam film, Hoback memunculkan rangkaian alamat IP 2009-2010 yang diduga milik Todd, bersisian dengan alamat surel [email protected]—akun tempat Satoshi mengirim patch terakhir. Todd bersuara keras, “Itu konyol, kemampuan C++ saya 2010 pas-pas-an,” katanya di podcast Stephan Livera.
Tak lama, Adam Back (CEO Blockstream) men-debu istilah lama: ‘correlation ≠ causation’. Wired menayangkan laporan khusus berjudul “Unmasking Bitcoin Creator—Again” yang menilai bukti HBO belum menyentuh cryptographic smoking gun berupa tanda tangan pribadi di blok genesis.
Hoback bergeming. Dalam Q&A di New York Film Festival, ia memutar rekaman audio anonim yang mengklaim memiliki hard-drive cadangan Satoshi. Sutradara itu juga merinci saksi mata yang melihat Todd menambang pada 3 Januari 2009. Sementara HBO menekankan filmnya “mengajak publik menguji fakta, bukan memvonis.”
Kontroversi Penelitian Identitas Sosok Satoshi Nakamoto
Upaya menelanjangi Satoshi Nakamoto sejatinya rentang panjang. Tahun 2014 Newsweek menunjuk Dorian Nakamoto; 2016 Craig Wright bersumpah dialah Satoshi—keduanya terbukti rapuh. Kini, Money Electric membawa aroma investigasi mendalam, tetapi juga menuai kritik etika: apakah wajar mengusik anonimitas yang justru menopang ethos desentralisasi?
Komunitas kripto terbelah. Kubu “Keep Satoshi Ghost” berargumen dompet genesis berisi ~1 juta BTC (6% suplai) dan setiap gerakan koin itu bisa memicu volatilitas harga. Pihak yang mendukung pengungkapan menilai transparansi penting demi kepastian hukum, apalagi jika pencipta Bitcoin berkewarganegaraan AS atau Kanada—potensi pajak ratusan miliar dolar. Politico bahkan memuat analisis bahwa isu ini bisa memengaruhi Pilpres AS 2028 karena lobby kripto makin agresif.
Data pasar menunjukkan BTC sempat naik 2% sehari setelah premiere, memantul ke US$ 69.400: bukti FOMO sejenak menyaingi rasa takut. Di Indonesia, Indodax mencatat volume transaksi Bitcoin melonjak 38% pada 9 Oktober 2024, terbanyak sejak halving April lalu. Bappebti mengonfirmasi tidak ada anomali penarikan besar, menandakan dompet Satoshi belum bergerak.
Kontroversi lain menyentuh ranah legal. Jika identitas terbukti, otoritas fiskal bisa menagih capital gain; namun pakar perpajakan Universitas Toronto menilai penagihan hampir mustahil tanpa bukti kepemilikan privat-key. Pengacara keamanan siber, Jessi Powell, menambahkan risiko keamanan personal bagi siapapun yang “ditahbiskan” Satoshi—penculikan, pemerasan, hingga litigasi hak cipta.
Warisan Abadi Satoshi Nakamoto bagi Dunia Kripto
Terlepas benar-tidaknya klaim HBO, satu hal tak terbantahkan: desain Bitcoin—hadiah anonim Satoshi Nakamoto—telah mengubah peta keuangan global. Nilai pasar kripto per Juli 2025 menembus US$ 2,12 triliun, tumbuh jaringan Lightning, DeFi senilai US$ 108 miliar, dan muncul stablecoin pemerintah. Indonesia sendiri mencatat 18,5 juta investor aset digital; Bank Indonesia menguji rupiah digital dengan konsep blockchain izin-terbatas.
Whitepaper sembilan halaman itu juga memantik inovasi cross-industry: rantai pasok kopi fair-trade, sertifikasi tanah, arsip seni NFT, hingga crowdfunding jurnalisme. Bahkan dunia AI kini mengeksplorasi proof-of-personhood berbasis identitas zero-knowledge—teknik kriptografi turunan ide Satoshi.
HBO menutup film dengan catatan: “Mungkin inilah drama yang tidak perlu panggung tokoh tunggal. Bitcoin besar karena jutaan developer, miner, dan pengguna.” — Pesan yang diamini Luke Dashjr di forum IRC: “Kita menulis kode, bukan biografi.”
Tetapi, bagi publik yang menyukai cerita, nama Satoshi Nakamoto tetap magnet. Selama alamat genesis sunyi, selama koin 50 BTC pertama tak berpindah, misteri akan terus hidup—dan mungkin itulah “jaringan listrik uang” yang sesungguhnya: rasa ingin tahu kolektif, berdenging di benak setiap orang yang menekan tombol buy di aplikasi kripto.
Sumber: HBO