Lintas Fokus – Hujan deras yang mengguyur sejak Selasa malam dan berlanjut sampai Rabu pagi membuat Banjir di Bali melonjak ke level krisis. Arus sungai yang meluap bukan sekadar menggenangi jalan, tetapi juga menumbangkan struktur bangunan di bantaran sungai, menutup akses, dan memaksa evakuasi di banyak titik. Denpasar menjadi episentrum dampak, sementara laporan dari kabupaten sekitar menambah panjang daftar wilayah terdampak. Peringatan dini dari BMKG mengonfirmasi bahwa potensi hujan intens masih mungkin terjadi dalam jam-jam berikutnya, sehingga masyarakat diminta terus waspada terhadap banjir susulan, angin kencang, dan petir.
Fakta Lapangan: Denpasar Paling Parah, Infrastruktur Roboh
Sejak dini hari, luapan Tukad Badung menghantam pemukiman dan sentra aktivitas ekonomi di jantung Denpasar. Lima toko kain di bantaran Tukad Badung, sebelah utara Jembatan Jalan Hasanudin, roboh diterjang arus. Saksi mata menyebut terdengar suara retakan sekitar pukul 06.30 WITA sebelum struktur ambruk dan beberapa orang terseret arus. Tim gabungan masih melakukan pencarian korban di lokasi ini.
Kondisi di kawasan pasar—ikon perdagangan Denpasar—juga babak belur. Basement Pasar Kumbasari tergenang dan aktivitas dagang lumpuh, sementara pedagang melaporkan barang dagangan rusak berat. Banjir di Bali kali ini meluas ke Wanasari, Pura Demak, Padangsambian Kaja, Kertalangu, Sidakarya, Panjer, dan Pemogan. Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menyatakan pihaknya memprioritaskan evakuasi, membersihkan pasar, menyiapkan posko orang hilang, dan menyiapkan dukungan dana darurat bagi pedagang serta warga terdampak. Ia juga menyebut RS Wangaya dalam kondisi darurat dengan listrik utama padam saat banjir memuncak.
Di lapangan, ketinggian air sempat mencapai dua meter di beberapa titik pemukiman, merusak dinding rumah dan menenggelamkan kendaraan warga. Rekaman yang beredar memperlihatkan Banjir di Bali membuat beberapa ruas jalan berubah menjadi arus deras yang sulit dilintasi, dengan ketinggian air di beberapa bagian setara dada orang dewasa.
Peringatan BMKG, Curah Hujan, dan Risiko Susulan
BMKG memperbarui Peringatan Dini Cuaca pada Rabu, 10 September 2025, pukul 12.58 WITA. Prakirawan menilai masih ada potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang yang dapat memengaruhi Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, Bangli, Buleleng, Klungkung, hingga Karangasem dalam rentang waktu berlaku nowcasting. Ini berarti, meski tren hujan dapat mereda di sebagian lokasi, kondisi atmosfer tetap labil dan banjir susulan tidak bisa dikesampingkan, terutama di area bantaran sungai dan dataran rendah.
Pada pagi hari, kantor BMKG Wilayah III Denpasar juga menyoroti potensi gelombang laut yang meningkat di sejumlah perairan sekitar Bali serta hujan yang masih mungkin terjadi di sebagian besar kabupaten. Wisatawan, pelaku perjalanan, dan operator transportasi diminta memonitor pembaruan resmi agar tidak terjebak di jalur yang tergenang atau tertutup longsor. Banjir di Bali saat ini juga memengaruhi konektivitas dari dan menuju beberapa koridor utama, sehingga perencanaan perjalanan harus fleksibel.
Wajib Tahu:
BMKG menyebut peringatan dini bersifat jangka sangat pendek, diperbarui tiap saat. Artinya, keputusan evakuasi atau menutup akses sebaiknya merujuk notifikasi terkini dan pantauan sungai di sekitar lingkunganmu.
Banjir di Bali: Dampak Ekonomi, Wisata, dan Mobilitas
Ketika Banjir di Bali menghantam pusat ekonomi, dampaknya langsung terasa pada pedagang pasar tradisional, UMKM, dan layanan publik. Pemerintah Kota Denpasar sudah menyiapkan posko pengungsian dan menggerakkan perbekel maupun lurah untuk pendataan kerugian sekaligus kebutuhan mendesak seperti makanan, air bersih, dan obat. Dukungan akan diarahkan untuk mengganti kerugian pedagang Kumbasari yang kehilangan stok dan peralatan. Kebijakan ini ditujukan agar ekonomi mikro bisa bangkit secepat mungkin setelah banjir surut.
Di sisi keselamatan, BPBD Denpasar mengakui keterbatasan armada perahu karet untuk menjangkau puluhan titik genangan dan arus deras. Basarnas, TNI, dan Polri dikerahkan memperkuat evakuasi, namun akses yang tertutup air menyulitkan mobilitas regu penyelamat pada jam-jam awal. Situasi ini menunjukkan perlunya penambahan peralatan SAR air dan jalur alternatif untuk evakuasi, terutama di kawasan bantaran Tukad Badung dan titik-titik padat penduduk.
Untuk sektor wisata, Banjir di Bali mengganggu pergerakan turis di Denpasar dan jalur menuju kawasan penyangga wisata seperti Kuta, Sanur, dan Ubud. Operator perjalanan perlu menyesuaikan itinerary serta memastikan akomodasi aman dari luapan sungai. Dinas-dinas terkait sebaiknya melakukan inspeksi cepat di akomodasi yang berada dekat aliran sungai atau drainase besar, mengingat ketinggian air sempat menembus pemukiman.
Apa yang Harus Dilakukan Warga dan Turis Sekarang
Pertama, jadikan keselamatan prioritas. Jika rumah berada di bantaran sungai atau dataran rendah, amankan dokumen penting dalam kemasan kedap air, siapkan tas siaga, dan pindahkan barang elektronik serta kendaraan ke tempat lebih tinggi. Gunakan informasi resmi BMKG untuk memantau potensi hujan lanjutan dan ikuti arahan relawan di lapangan. Di banyak kasus Banjir di Bali, keputusan evakuasi dini membuat proses penyelamatan lebih cepat dan mengurangi risiko korban.
Kedua, perhatikan rilis Pemkot Denpasar dan BPBD setempat mengenai jalur yang ditutup, lokasi posko, dan sesi pencarian korban. Kalau harus melintas, hindari menyeberang arus di jembatan yang permukaannya sejajar dengan air sungai, serta jangan memaksa kendaraan melewati genangan dengan arus terlihat. Bagi operator usaha dan pengelola pasar, dokumentasikan kerusakan secara rapi agar proses klaim bantuan maupun asuransi berjalan mulus. Banjir di Bali kali ini juga menjadi alarm bagi pemilik bangunan di bantaran sungai untuk meninjau ulang keamanan struktur dan jarak aman dari tepi aliran.
Ketiga, bagi turis, cek status penerbangan atau perjalanan darat sebelum berangkat. Komunikasikan dengan pihak hotel mengenai ketinggian area dan akses keluar masuk. Jika agenda melibatkan aktivitas dekat sungai atau laut, tunda dulu sampai ada konfirmasi kondisi aman. Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa jeda beberapa jam setelah puncak hujan sering kali menjadi periode paling berbahaya akibat limpasan dari hulu. Banjir di Bali berulang menjadi pengingat pentingnya asuransi perjalanan yang mencakup risiko bencana hidrometeorologi.
Sumber: Nusa Bali