Lintas Fokus – Sektor logistik laut berada pada fase penting ketika biaya pengiriman darat dan pelabuhan masih tinggi dan kebutuhan distribusi alat berat serta kontainer terus berjalan. Di sinilah PJHB hadir sebagai emiten angkutan laut perairan pelabuhan dalam negeri yang fokus melayani pengangkutan alat berat, peralatan migas, mesin pembangkit, hingga kontainer lintas pulau. Profil resmi di e-IPO menegaskan lini usaha, wilayah operasi dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua, serta status syariah yang berpotensi memperluas basis investor ritel.
Strategi perusahaan ini bertumpu pada charter kapal jenis Landing Craft Tank yang fleksibel untuk rute-rute dengan dermaga terbatas. Dengan model freight charter dan time charter, PJHB mengincar permintaan proyek dan regular cargo yang cenderung defensif di pasar domestik. Pada saat listing, narasi kapasitas layanan dan jangkauan rute menjadi nilai jual yang relevan untuk investor yang mencari paparan logistik laut berbasis Indonesia.
Detail IPO PJHB: Harga, Waran, Jadwal
Fase book building PJHB resmi dibuka hari ini, 22 Oktober 2025, dan berakhir pada 27 Oktober 2025, melalui platform e-IPO. Rentang harga ditetapkan Rp310 sampai Rp330 per saham, dengan jumlah yang ditawarkan sebanyak 480 juta saham atau 25 persen dari modal ditempatkan setelah IPO. Penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Pilarmas Investindo Sekuritas.
Setelah price discovery, jadwal berlanjut ke masa penawaran umum 30 Oktober sampai 3 November 2025. Tanggal pencatatan di BEI dijadwalkan pada 5 November 2025, sehingga investor primer maupun sekunder bisa menyiapkan strategi lebih awal. Rangkaian tanggal ini telah dikonfirmasi oleh beberapa publikasi pasar yang mengutip prospektus e-IPO.
Elemen yang menarik perhatian trader ritel adalah keberadaan Waran Seri I. Perbandingan waran 2 banding 1 berarti setiap pemegang 2 saham berhak 1 waran, dengan harga pelaksanaan Rp330 per saham. Konten prospektus yang dirujuk media menjelaskan jumlah maksimal waran 240 juta lembar, dengan periode pelaksanaan enam bulan setelah diterbitkan, yakni 4 Mei 2026 sampai 4 November 2026. Bagi investor, struktur ini memberi opsi leverage terukur jika skenario pasca-listing bergerak sesuai harapan.
Wajib Tahu:
Pemesanan di e-IPO mewajibkan akun terverifikasi dan ketersediaan dana di RDN. Jangan menunggu hari terakhir karena alokasi bisa penuh lebih cepat, terutama pada IPO berharga terjangkau seperti PJHB.
Fundamenta, Armada, dan Klien Kunci
Di luar sentimen harian pasar, investor sebaiknya melihat data operasi. PJHB mengelola 5 unit LCT dengan kapasitas 1.300 sampai 2.500 metrik ton, melayani pengangkutan alat berat untuk migas, pertambangan, perkebunan, hingga mesin pembangkit dan transformator. Informasi perusahaan menyebut cakupan rute meliputi pelabuhan utama dan titik industri strategis seperti Morowali dan Weda untuk basis logam, hingga Sorong untuk Indonesia Timur.
Dari sisi relasi bisnis, prospektus yang diringkas media memaparkan daftar pelanggan yang solid, antara lain Samudera Energi Tangguh yang berafiliasi dengan Samudera Indonesia, Serasi Shipping Indonesia di bawah SERA milik Astra, serta kontribusi besar dari Jawara Samudera Nusantara dan Sapta Buana Logistics. Historis pendapatan juga tercatat dari Alfa Trans Raya yang berada dalam jaringan CKB Logistics milik ABM Investama. Susunan klien seperti ini menunjukkan akses PJHB pada ekosistem logistik dan pelayaran yang mapan.
Keuangan terakhir yang diulas media menampilkan pendapatan 2024 sebesar Rp54,6 miliar dan laba bersih Rp17,4 miliar. Per April 2025, pendapatan sekitar Rp18 miliar dengan laba bersih Rp5,9 miliar, sementara aset naik ke Rp164,6 miliar karena pembayaran penyelesaian aset tetap dan uang muka aset baru. Kenaikan aset ini relevan dengan rencana ekspansi yang akan dibiayai IPO. Investor perlu mencermati konsistensi margin di tengah penjadwalan charter dan fluktuasi biaya operasional kapal.
Alamat korporat berada di Samarinda, Kalimantan Timur, menandakan positioning dekat dengan klaster migas dan pertambangan Kalimantan. Untuk investor yang ingin melakukan uji tuntas, halaman e-IPO menampilkan profil, alamat, dan situs resmi perusahaan yang bisa ditelusuri lebih lanjut. Status syariah turut disebut di halaman yang sama.
Strategi Penggunaan Dana dan Risiko
Rencana penggunaan dana hasil IPO menjadi kunci mengukur arah pasca-listing. PJHB menyatakan dana segar akan dialokasikan terutama untuk pembangunan tiga unit kapal LCT baru. Tambahan armada ini berpotensi meningkatkan kapasitas angkut dan memendekkan lead time proyek, terutama untuk klien industri berat. Penguatan kapal baru lazimnya memberi ruang negosiasi tarif lebih baik, terutama pada rute dengan infrastruktur dermaga terbatas di Indonesia Timur.
Namun setiap peluang hadir bersama risiko. Pertama, penjadwalan time charter. Dua kontrak berakhir pada Desember 2025 dan dua lainnya sepanjang 2026, meski umumnya disertai opsi perpanjangan. Investor perlu memonitor pembaruan kontrak agar utilisasi kapal tetap tinggi. Kedua, biaya operasional seperti bahan bakar, docking, dan suku cadang yang sensitif terhadap nilai tukar. Ketiga, cuaca dan risiko teknis di rute-rute yang menantang. Keempat, siklus proyek di sektor migas dan komoditas yang memengaruhi permintaan alat berat. Prospektus ringkas yang dikutip media memberikan gambaran horizon risiko ini, sementara strategi ekspansi armada bertujuan menekan volatilitas di tingkat utilisasi.
Bagi investor primer, ada dua skenario teknikal yang patut dicatat. Skenario bullish berangkat dari kombinasi harga penawaran yang relatif terjangkau, waran dengan exercise price Rp330, serta narasi penambahan armada. Skenario sebaliknya perlu diantisipasi jika market risk-off menekan appetite pada emiten berkapitalisasi kecil, atau bila pembaruan kontrak charter lebih lambat dari perkiraan. Dalam kondisi seperti itu, disiplin alokasi, pemantauan pipeline proyek, dan rencana pelaksanaan waran menjadi faktor pengambil keputusan. PJHB sendiri menekankan fokus di domestik, yang secara historis cenderung lebih resilien dibanding eksposur pelayaran internasional.
Sumber: IDN Financials