Lintas Fokus – Badai dahsyat yang meteorolog menyebut bomb cyclone—atau explosive cyclogenesis—mulai terdeteksi di Laut Tasman pada Rabu dini hari. Pusat layanan cuaca Australia, Bureau of Meteorology (BoM), mencatat penurunan tekanan 28 hPa dalam 18 jam—lebih cepat dari ambang 24 hPa/24 jam yang menjadi syarat fenomena ini.
Satelit Himawari-9 menunjukkan dinding awan spiral menebal sekaligus memerangkap udara lembap Samudra Pasifik Barat Daya. Suhu muka laut 1,3 ℃ di atas rata-rata memicu penguapan ekstrem, sementara udara dingin dari gurun interior Australia mempercepat kontras termal. Pada Kamis pukul 03.00 AEST, inti sistem berjarak hanya 100 km dari Pantai Bondi dengan kecepatan angin berkelanjutan 115—130 km/jam dan hembusan puncak 155 km/jam menurut anemometer stasiun Fort Denison.
Saking agresifnya penurunan tekanan, permukaannya tampak seperti “mata” topan mini. Inilah mengapa meski Australia jarang diterpa siklon tropis di selatan, Sydney kali ini merasakan teror yang biasanya menghantam Queensland Utara.
Dampak Bomb Cyclone Terhadap Sydney dan NSW
Ketika pusat bomb cyclone mendekati daratan, gelombang enam meter menerjang pesisir Coogee hingga Manly, memaksa badan SAR menutup seluruh pantai metropolitan. Kota Sydney mencatat hujan 210 mm hanya dalam 12 jam—setara curah rata-rata sebulan penuh. Aliran sungai Parramatta dan Georges meluap, menenggelamkan setidaknya 2.000 rumah di Bankstown dan Liverpool.
Lalulintas tol M8 lumpuh total akibat longsor di Kingsgrove.
Bandara Kingsford Smith menangguhkan 80 % penerbangan—dampak domino pun langsung terasa bagi kargo ekspor sayuran dari Western Sydney Airport yang baru saja dibuka tahun lalu. Di wilayah daratan tinggi Blue Mountains, salju basah setebal 15 cm turun akibat “cold air wrap” badai—fenomena langka yang terakhir tercatat pada 2008. Tak hanya itu, tiang listrik Ausgrid roboh di 370 titik dan membuat 320.000 pelanggan gelap gulita sepanjang Kamis malam.
Lebih dari 850 personel SES (State Emergency Service) dikerahkan. Mereka mengevakuasi pasien RS Prince of Wales saat generator cadangan terendam air. Tercatat tiga korban luka berat akibat jatuhnya dahan pohon di Hornsby; syukurlah hingga laporan ini disusun belum ada korban jiwa.
Respons Lengkap Pemerintah Menghadapi Ancaman Bomb Cyclone
Perdana Menteri Anthony Albanese langsung menggelar National Emergency Meeting virtual bersama Premier NSW Jacinta Allan. Pemerintah federal mengaktifkan Disaster Recovery Payment sebesar AU$ 1.000 per keluarga terdampak—nominal yang otomatis ditransfer melalui myGov dalam 48 jam.
Di level negara bagian, NSW SES membuka 17 evacuation centre di stadion lokal, termasuk Qudos Bank Arena yang dialihfungsikan menjadi tempat tidur darurat 10 000 jiwa. “Prioritas kami mengevakuasi anak-anak, lansia dan difabel,” tegas Komisaris Carleen York. Angkatan Laut Australia mengerahkan HMAS Canberra untuk stanby di Port Jackson, membawa 20 ton perbekalan.
Menariknya, kolaborasi swasta–publik juga tampak sigap. Perusahaan telekomunikasi Optus dan Telstra menggratiskan data 72 jam agar warga dapat mengakses peta banjir real-time. Sementara itu, tim relawan Indonesia di Sydney—Kelana Aussie—membuka dapur umum halal di Lakemba, menyediakan 1.500 paket nasi biryani per hari. Solidaritas lintas negara menjadi sorotan media lokal.
Tips Aman Bagi Warga Ketika Bomb Cyclone Melanda
Perbarui info cuaca tiap dua jam melalui aplikasi BoM atau Emergency+. Jangan terjebak rumor chain di medsos.
Siapkan “go-bag” 48 jam: air minum 6 L, baterai powerbank 20.000 mAh, senter, radio AM/FM, obat pribadi, serta dokumen penting dalam map kedap air.
Matikan listrik sebelum evakuasi; arus pendek jadi penyebab kebakaran rumah paling sering pasca badai.
Hindari berkendara melewati genangan di atas 30 cm. Prinsip “turn around, don’t drown” menyelamatkan ratusan nyawa menurut data NSW Police.
Gunakan jalur evakuasi resmi—tidak semua aplikasi navigasi memperbarui penutupan jalan secara real-time.
Di samping panduan praktis, pakar klimatologi UNSW Prof. Lisa Wong menekankan pentingnya edukasi jangka panjang. “Frekuensi bomb cyclone di lintang menengah akan meningkat 15-20% dekade depan seiring pemanasan lautan. Adaptasi kota pesisir harus dipercepat,” ujarnya dalam wawancara ABC Radio National.
Kesimpulan
Kedatangan bomb cyclone di Sydney hari ini menjadi pengingat betapa rapuhnya infrastruktur perkotaan menghadapi cuaca ekstrem. Meski kerusakan material besar, tanggap darurat cepat dan gotong-royong warga—termasuk diaspora Indonesia—meminimalkan korban jiwa. Dengan prakiraan BoM bahwa intensitas badai menurun malam ini dan bergerak menuju Laut Coral, fase pemulihan bakal segera dimulai. Tetap waspada, ikuti arahan resmi, dan jadikan pengalaman ini pemacu perbaikan tata kelola bencana di masa depan.
Sumber: ABC News