Lintas Fokus – Berita tentang wafatnya Hamdan ATT pada Selasa, 1 Juli 2025, benar-benar membuat dunia musik tanah air tercekat. Maestro kelahiran Bogor itu meninggal di usia 74 tahun setelah berjuang melawan komplikasi penyakit jantung dan diabetes yang sudah lama diidap. Meski kepergiannya meninggalkan duka, kisah hidupnya memancarkan pelajaran soal konsistensi, dedikasi, dan ketulusan—tiga kualitas yang jarang berjalan seiring selama lebih dari empat dekade karier.
Satu paragraf pendek.
Hamdan ATT di Puncak: Hit Berjuta Peminat, Lirik Abadi
Di era kaset pita akhir 1970-an hingga VCD dangdut 2000-an, Hamdan ATT dikenal produktif merilis album tematik. “Gadis Malaysia,” “Dua Mata,” dan “Muara Kasih Bunda” bukan sekadar lagu laris; ketiganya menegaskan kepiawaiannya meramu cengkok Melayu dengan syair puitis bernada religi. Kegigihan ini membuat sosoknya diganjar penghargaan Lifetime Achievement dalam Anugerah Dangdut Indonesia 2024—momen pamungkas yang kini terasa seperti salam perpisahan. Kariernya juga didukung total oleh label rekaman lokal, menjadikannya motor penggerak bagi pendatang baru seperti Iyeth Bustami dan Erie Suzan. Ia kerap mengajak mereka tur, memantapkan reputasinya sebagai mentor bersahaja. Tak heran, begitu kabar duka tersiar, lini masa X (dahulu Twitter) dipenuhi testimoni musisi lintas generasi.
Di balik panggung, pria bernama asli Hamdan Atha Tea ini rajin terlibat kegiatan filantropi. Sejak 2010, ia rutin menyisihkan royalti untuk mendirikan rumah singgah anak jalanan di Bekasi. Aksi sosial tersebut jarang diekspos media karena, dalam kata-katanya, “Amalan terbaik adalah yang hanya Allah lihat.” Perilaku low profile inilah yang membuat Hamdan ATT menjadi figur idola, bukan sekadar bintang.
Upaya Keluarga Mengabadikan Arsip Digital Hamdan ATT
Istri almarhum, Rukmini, mengonfirmasi bahwa master rekaman analog milik Hamdan ATT tengah didigitalisasi ke format FLAC. Langkah ini diprakarsai putra bungsu mereka, Ahmad Rivano, bekerja sama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia guna mencegah degradasi pita magnetik. Di samping itu, label Musica Studios berencana merilis box set vinil terbatas sebanyak 2.000 kopi, disertai booklet berisi foto pribadi yang belum pernah dipublikasikan. Seluruh keuntungan penjualan akan dialokasikan untuk Rumah Singgah Hamdan ATT Foundation.
Pengarsipan digital juga menyentuh kanal YouTube resmi keluarga. Hingga artikel ini ditulis, 25 video konser lawas yang direstorasi 4K telah diunggah dan meraih 3,1 juta tayangan. Langkah ini diharapkan mampu mengenalkan Hamdan ATT pada generasi Z yang lebih akrab dengan layanan streaming ketimbang TV analog. Selain itu, Kominfo menyambut baik inisiatif keluarga untuk memberikan lisensi non-eksklusif kepada pelaku UMKM guna memakai potongan lagu almarhum sebagai backsound promosi—sebuah sinergi ekonomi kreatif yang patut diapresiasi.
Industri Dangdut Pascakepergian Hamdan ATT: Tantangan & Peluang
Kepergian Hamdan ATT memunculkan diskusi hangat tentang regenerasi dangdut klasik. Pengamat musik Bens Leo Jr. menilai bahwa pasar saat ini cenderung terserap varian koplo dan remix EDM, sehingga nada tradisional yang menjadi ciri khas Hamdan berisiko memudar. Solusinya adalah kolaborasi lintas genre. Produser Ridho Rhoma, misalnya, telah mengumumkan proyek duet vokal AI menggunakan vokal sintetis Hamdan ATT dengan aransemen pop-orchestra. Meskipun teknologi ini menuai pro-kontra, keluarga menyambut ide tersebut sepanjang pemakaian hak cipta dibarengi pembagian royalti transparan.
Dari sisi panggung, promotor Mahaka Live menyiapkan konser tribute bertajuk “Cinta Abadi Hamdan ATT” di JIExpo Kemayoran, 23 Agustus 2025. Line-up sementara meliputi Rhoma Irama, Via Vallen, Happy Asyik, dan grup senam dangdut ibu-ibu PKK se-Jabodetabek. Tiket early bird terjual habis dalam empat jam, menandakan daya tarik sang legenda masih luar biasa. Pemerintah pun merespons: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memasukkan konser tersebut ke kalender Kharisma Event Nusantara agar pelancong mancanegara dapat menikmati budaya dangdut otentik.
Pelajaran Kehidupan: Spirit Berkarya Tanpa Batas Waktu
Warisan Hamdan ATT bukan hanya lagu atau penghargaan, melainkan etos bahwa kerja keras akan bertahan lebih lama daripada tren. Dalam sebuah wawancara radio tahun 1995, ia berkata, “Kalau bisa bikin orang lupa sejenak pada masalahnya lewat lagu, itu lebih berharga daripada sekadar top chart.” Kalimat itu kini kembali viral di Instagram Reels, menegaskan relevansi nilai kemanusiaan di tengah gemerlap industri hiburan yang cepat berubah.
Bagi penikmat musik, mendengarkan ulang katalog Hamdan ATT berarti menelusuri jejak sejarah sosial: nuansa Melayu, sentuhan gambus, hingga kritik halus seputar urbanisasi Jakarta di 1980-an. Bagi musisi muda, kisahnya mengingatkan bahwa pesan yang jujur akan menemukan pendengar setia. Dan bagi keluarga, kenangan paling berharga justru terletak pada momen sederhana, seperti kebiasaan almarhum menutup latihan vokal dengan bacaan Al-Fatihah.
Sumber: CNN Indonesia