28.7 C
Jakarta
Wednesday, July 23, 2025
HomeBeritaKontroversi Ferry Irwandi soal Filsafat Tidak Implikatif

Kontroversi Ferry Irwandi soal Filsafat Tidak Implikatif

Date:

Related stories

Logo 80 Tahun Indonesia: Filosofi, Kritik, dan Dampaknya

Lintas Fokus - Ketika layar LED Istana Bogor menyorot...

Shunsaku Tamiya Wafat: Kiprah Raja Mini 4WD & Kit Plastik

Lintas Fokus - Ketika sirene pagi 18 Juli 2025 bergaung...

Stargazer X & Cartenz Debut di GIIAS 2025, MPV SUV Hybrid

Lintas Fokus - Deru musik EDM menggelegar di Hall 5...

Selamat Jalan, Ozzy Osbourne: Nyanyian Terakhir Sang Prince of Darkness

Lintas Fokus - Langit industri musik bergemuruh ketika kabar...

Rilis Netflix — All of Us Are Dead Season 2 Siap Mengguncang

Lintas Fokus - Saat jam di Korea menunjukkan pukul 10.00...
spot_imgspot_img

Lintas Fokus Gelombang debat berderu di linimasa X dan TikTok setelah Ferry Irwandi—konten kreator pendidikan sekaligus penulis buku karier—melontarkan kalimat pedas: “Jurusan filsafat itu tidak implikatif, seharusnya dialihkan ke pelatihan logika dasar di sekolah saja.” Kutipan singkat itu meletikkan diskusi panjang: benarkah kampus harus memutus subsidi bagi program filsafat karena minim manfaat praktis, atau justru kita tengah salah membaca fungsi ilmu reflektif di era kecerdasan buatan? Berikut ulasan menyeluruh—tanpa jargon berbelit—agar Anda bisa menilai sendiri bobot argumentasi di kedua kubu.


Efektivitas Filsafat di Mata Pengkritik Ferry Irwandi

Reel berdurasi 59 detik unggahan Ferry Irwandi menegaskan tiga poin:

  1. Return on Investment: biaya operasional fakultas humaniora tinggi, sedangkan tingkat serapan kerja lulusan filsafat masih di bawah 75% pada tahun pertama.

  2. Paradoks Praktis: pertanyaan metafisik dianggap sudah dijawab ranah sains; ilmu komputer, psikologi, dan ekonomi perilaku dinilai lebih siap menghadirkan solusi konkrit.

  3. Redundansi Kurikulum: modul logika, etika, dan estetika seharusnya dibubuhkan merata di SMA—tak perlu menunggu empat tahun program sarjana.

Unggahan itu menembus 1,3 juta tayangan dalam dua hari dan didominasi komentar “setuju” dari siswa STEM. Pendukung Ferry menambahkan data Badan Pusat Statistik 2024: 27% sarjana humaniora masih mencari kerja enam bulan pasca‑yudisium—angka tertinggi setelah seni murni. Mereka menilai efisiensi dana publik lebih tepat diarahkan ke riset terapan seperti kecerdasan buatan berbahasa Indonesia atau rekayasa pangan.


Sanggahan Akademisi atas Kritik Publik Ferry Irwandi

Komunitas kampus langsung merespons. Dr. Herlianto (UGM) menyebut argumen “tak implikatif” tergelincir hasty generalisation: “Filsafat menghasilkan metode berpikir, bukan cetak produk. Tanpa kerangka etik, inovasi teknologi bisa berakhir pada ‘bias massal’.” Alumni Fakultas Filsafat UI, Misbah Yusuf, menambahkan bahwa banyak lulusan filsafat kini bekerja sebagai ethical AI officer, konsultan kebijakan publik, dan analis UX.

Beberapa poin tandingan:

  • Fondasi Kritis: logika formal membangun kemampuan problem framing—keterampilan yang justru langka di sektor data sains.

  • Sejarah Terapan: konsep bukti Turing, teori permainan Von Neumann, hingga logika fuzzy Zadeh bermula dari eksplorasi filsafat matematika.

  • Kebutuhan Masa Depan: McKinsey memproyeksikan permintaan ahli etika teknologi tumbuh 30% per tahun hingga 2030—pangsa kerja potensial bagi sarjana filsafat yang melek coding.

Singkatnya, mereka tidak menolak efisiensi, tetapi menegaskan bahwa kegagalan menyerap lulusan lebih sering berpangkal pada kurikulum statis, bukan esensi disiplin.


Impak Ekonomi dan Sosial Polemik Ferry Irwandi

Seandainya seruan Ferry Irwandi dituruti—jurusan filsafat ditutup—dampaknya bisa berlapis:

BidangRisiko jika Jurusan DitutupPeluang jika Direformasi
Etika AIKekurangan pakar kebijakan algoritmaLab interdisipliner etika digital
Legislasi PublikRUU bias utilitarian murni tanpa pertimbangan keadilan distributifKonsultan filsafat politik untuk DPR
Industri KreatifNarasi film/game miskin kedalaman idePenulis skenario dengan fondasi epistemologi kuat
Inovasi ProdukDesain human‑centered terabaikanFilsuf UX membantu memetakan kebutuhan emosional

Di sisi lain, mencangkok filsafat dengan metode kuantitatif akan meningkatkan nilai pasar lulusannya. Universitas Oxford maupun Stanford sudah menerapkan PPE data‑driven: mahasiswa belajar Aristoteles bersama Python untuk argument mining. Jika Indonesia mengikuti pola ini, jumlah pengangguran humaniora bisa ditekan tanpa mengorbankan kedalaman refleksi.

Wajib Tahu:

Direktorat Jenderal Dikti sedang meninjau proposal Filsafat Terapan & Data—program pilot empat semester + bootcamp AI—dijadwalkan uji coba di UIN Syarif Hidayatullah dan ITB kampus Cirebon pada 2026.


Reformasi Kurikulum: Jalan Tengah Kritik Ferry Irwandi

Alih‑alih tarik‑ulur emosional, beberapa solusi konkret muncul dari diskusi daring:

  1. Studio Etika Digital – tiap mahasiswa wajib menilai implikasi moral aplikasi start‑up partner kampus.

  2. Hackathon Humaniora – tim lintas jurusan memecahkan persoalan publik menggunakan kerangka filsafat dan data real‑time.

  3. Modul “Code the Logic” – mahasiswa mengonversi silogisme Aristoteles ke algoritma Prolog atau Python.

  4. Output Terukur – paper filsafat disertai rencana aplikasi sosial enam bulan pasca‑publikasi, diverifikasi lembaga eksternal.

Model ini menjawab tuntutan utilitas Ferry tanpa menghapus jejak kontemplatif filsafat. Dengan begitu, disiplin ini tetap menyediakan papan loncatan kritis bagi generasi yang akan hidup berdampingan dengan mesin cerdas.


Perdebatan Ferry Irwandi vs kampus akhirnya menegaskan satu hal: nilai ilmu bukan cuma diukur gaji awal lulusan, melainkan seberapa dalam ia membentuk kerangka pikir suatu bangsa. Logika, etika, ontologi—ciri khas filsafat—mungkin tak langsung menghasilkan start‑up unicorn, tapi justru menjaga agar inovasi tidak menjadi Frankenstein sosial. Merevisi, bukan merobohkan, tampaknya solusi paling “implikatif” untuk memadukan kebutuhan pasar dan hakikat perguruan tinggi: merintis jalan pikir agar manusia tak sekadar cepat, tetapi juga bijak.

Sumber: Retoria

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here