Site icon Lintas Fokus

Kucing Merah Kalimantan: Penampakan Langka & Ancaman Nyata

Kucing merah Kalimantan terekam kamera jebak di Taman Nasional Kayan Mentarang.

Gambar penampakan kucing merah Kalimantan di TN Kayan Mentarang yang menjadi sorotan dunia konservasi

Kucing merah Kalimantan (Catopuma badia) kembali menjadi sorotan dunia setelah Balai Taman Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Utara, mengumumkan penemuan terbaru melalui kamera jebak pada Maret 2025. Satwa langka ini tercatat sangat jarang terlihat—bahkan dokumentasi sebelumnya sudah hampir 20 tahun berlalu. Rekaman baru tersebut menegaskan eksistensi kucing merah Kalimantan di hutan tropis Kalimantan, sekaligus menambah harapan bagi upaya pelestarian satwa endemik yang statusnya semakin kritis.

Kucing merah Kalimantan dikenal sangat sulit diamati secara langsung di alam liar. Penemuan visual melalui kamera trap tidak hanya penting bagi peneliti, tetapi juga menjadi pengingat bahwa upaya konservasi dan perlindungan habitat masih sangat dibutuhkan.

Gambar penampakan terbaru kucing merah Kalimantan di TN Kayan Mentarang yang menjadi sorotan dunia konservasi.

Baca juga: Panduan Lengkap SPMB 2025: Jadwal, Syarat, dan Tips Daftar

Ciri Fisik & Habitat Asli Kucing Merah Kalimantan

Kucing merah Kalimantan memiliki bulu cokelat kemerahan yang khas, dengan bagian bawah tubuh yang lebih pucat. Ukurannya relatif kecil, sekitar 50–60 cm dengan ekor panjang 30–40 cm, dan berat 3–4 kg. Ciri khas lain adalah garis samar di wajah serta ekor dengan ujung gelap.

Habitat utama satwa ini adalah hutan tropis primer dan sekunder di dataran rendah hingga perbukitan Kalimantan, dengan ketinggian 0–500 mdpl. Rekaman terbaru berasal dari kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang, salah satu area hutan hujan tersisa yang masih relatif terjaga. Sebelumnya, penampakan kucing merah juga pernah tercatat di wilayah Betung Kerihun dan Bukit Baka Bukit Raya.

Status Konservasi, Ancaman, & Data Terbaru

Menurut IUCN Red List, kucing merah Kalimantan dikategorikan sebagai Endangered (EN) atau terancam punah sejak 2002, dengan populasi diperkirakan kurang dari 2.500 individu dewasa. Data 2025 dari Balai TNKM menegaskan bahwa jumlah pastinya belum diketahui karena satwa ini sangat jarang terdeteksi.

Ancaman utama kucing merah Kalimantan tetap sama:

Pihak Balai TNKM bersama lembaga konservasi dan komunitas lokal terus memperkuat langkah pemantauan, di antaranya dengan penambahan kamera jebak dan patroli kawasan hutan prioritas.

Upaya Konservasi dan Harapan Pelestarian

Setelah penemuan kamera jebak 2025, langkah konkret yang diambil antara lain:

Balai TNKM menegaskan, menjaga habitat alami merupakan faktor kunci agar spesies endemik ini tetap bertahan. Upaya tersebut perlu didukung oleh semua pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat lokal.

Penutup

Kabar penampakan kucing merah Kalimantan menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga sisa hutan tropis di Kalimantan. Keberadaan satwa ini bukan hanya kebanggaan Indonesia, tetapi juga penentu keseimbangan ekosistem hutan hujan. Dengan pelestarian habitat, penguatan pengawasan, dan edukasi, harapan untuk masa depan kucing merah Kalimantan tetap ada—walau tantangannya semakin berat dari tahun ke tahun.

Exit mobile version