Kemajuanrakyat.co.id – Diketahui pasukan Lebanon mundur menarik pasukan dari perbatasan saat Israel melakukan invasi ke negara tersebut.
Tepat dalam dua pekan, Israel telah menggempur habis-habisan Lebanon dan menargetkan fasilitas Hizbullah. Serangan ini mengakibatkan ribuan orang meninggal dan jutaan warga mengungsi.

Pada Selasa (1/10/2024), terlihat pasukan terjun payung elit Israel memasuki Lebanon Selatan demi memimpin serangan darat menghadapai Hizbullah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) hari ini merilis video tentara Divisi Lintas Udara ke -98. Dimana unit IDF sendiri merupakan pasukan elit, dengan kekuatan inti 3 brigade penerjun payung, satu brigade komando dan satu brigade artileri, dengan perkiraan jumlah 10.000-20.000 tentara.
Pasukan divisi ke-98 telah berperang melawan Hamas selama berbulan-bulan di Jalur Gaza dan dimobilisasi ke perbatasan utara dua minggu lalu. IDF juga menyampaikan bahwa brigade Lapis Baja ke-7 bertempur bersama mereka.
Dipihak lain, sumber keamanan Lebanon yang tidak disebutkan namanya membenarkan bahwa pasukan Israel memasuki negara itu semalaman untuk mengintai dan mengamati medan perang.

Baca juga; Doom Spending, Tren di Kalangan Milenial dan Gen Z
Muncul beberapa pertanyaan mengapa pasukan Lebanon mundur dan tidak ikut bertempur bersama Hizbullah melawan Israel kendati negaranya di gempur.
Ada dua alasan mengapa pasukan Lebanon mundur, pertama, Lebanon tidak memiliki kapasitas militer karena bergantung pada bantuan asing. Kedua karena mereka menjaga sikap netral dari milisi Hizbullah.
Sabtu, (28/9/2024), situasi meningkat ketika Hizbullah mengkonfirmasi bahwa Israel telah membunuh pemimpin tertinggi mereka, Hasan Nasrallah sehari sebelumnya.
Serangkaian tindakan tersebut menimbukan kekhawatiran akan terjadinya perang skala penuh antara Hizbullah dan Israel. Namun sejauh ini, tentara lebanon (LAF) belum melakukan tindakan penting apa pun.
LAF sendiri bergantung pada bantuan asing untuk mengganti dan memodernisasi peralatan mereka. Diketahui juga, AS merupakan sponsor utama keamanan luar negeri ke Lebanon, dengan lebih dari US$ 3 miliar untuk memperkuat LAF, melawan pengaruh Hizbullah.
Departemen Luar Negeri AS menempatkan Hizbullah dalam daftar organisasi teroris pada 1997.
Namun jika Israel meluncurkan kampanye besar-besaran ke Lebanon, angkatan bersenjata negara tersebut akan menghadapi dilema. Antara menghadapi tentara Israel atau melucuti senjata Hizbullah dengan kekerasan. Kedua pilihan tersebut harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan resolusi PBB.
[…] Baca juga; Pasukan Lebanon Mundur, Pasukan Elite Israel Masuk Medan Tempur […]