29.9 C
Jakarta
Tuesday, August 26, 2025
HomeBisnisElon Musk vs Sam Altman Meletup Lagi: Klaim “Apple Main Mata” di...

Elon Musk vs Sam Altman Meletup Lagi: Klaim “Apple Main Mata” di App Store, Ini Kronologi, Data, dan Update Terbaru di X

Date:

Related stories

spot_imgspot_img

Lintas Fokus Ketegangan Elon Musk vs Sam Altman kembali menggebrak linimasa. Melalui unggahan di X, Musk menuduh Apple “membuat mustahil” aplikasi AI selain OpenAI (ChatGPT) menembus peringkat #1 di App Store. Ia menyebutnya “pelanggaran antitrust yang tegas” dan mengeklaim xAI akan menempuh langkah hukum segera. Reuters mencatat Musk tak menyertakan bukti saat melontarkan klaim; ketika dimintai komentar, Apple, OpenAI, dan xAI belum memberi respons terperinci.

Klaim itu langsung “diuji” publik dengan data. Business Insider menampilkan riwayat peringkat yang menunjukkan bukan hanya ChatGPT yang bisa memuncaki tangga App Store: DeepSeek pernah #1 secara global (Januari 2025), Perplexity #1 di India (Juli), bahkan Grok—produk xAI—sempat meroket ke papan atas saat rilis besar. Catatan itu ikut menyorot Community Notes di X yang menyanggah pernyataan Musk. Temu, bukan ChatGPT, adalah aplikasi paling banyak diunduh 2024, bukti bahwa dinamika unduhan iOS tidak monolitik.

Dari kubu Apple, bantahan muncul cepat. AppleInsider merangkum sikap resmi: tidak ada favoritisme; kurasi editorial App Store ditujukan untuk keamanan dan penemuan aplikasi yang bertanggung jawab. 9to5Mac mencatat Apple membedakan “Top Charts” (berbasis kinerja) dengan daftar kurasi seperti “Must-Have Apps” (editorial), yang kerap jadi sumber salah paham. Times of India juga menulis Apple menampik tudingan dan menegaskan kriteria berbasis kualitas & pengalaman pengguna.

Di balik riuh, ada konteks penting: kemitraan Apple–OpenAI diumumkan pada WWDC 2024 untuk menghadirkan ChatGPT ke pengalaman iOS, iPadOS, dan macOS. Acuan resmi Apple dan OpenAI menjelaskan integrasi ini sebagai fitur yang dapat dipilih pengguna, bukan pra-instalasi yang menutup kompetisi. Meski begitu, Elon Musk vs Sam Altman memanfaatkan kemitraan itu sebagai “bahan bakar” narasi—satu pihak menyebut konflik kepentingan, pihak lain menilai sinergi wajar antardua perusahaan.

Kronologi: Cuitan Panas → Ancaman Gugatan → Data Balasan

Pemicunya terjadi pada 11–12 Agustus (waktu AS). Musk mengunggah klaim bahwa Apple “meletakkan seluruh tubuhnya di timbangan”—bukan sekadar jempol—untuk memastikan OpenAI selalu unggul di App Store. Ia menambahkan xAI akan menggugat. Beberapa jam kemudian, media teknologi mengarsip pernyataan lengkapnya dan menyusun verifikasi awal, sementara Reuters memerinci bunyi unggahan musk berikut ancaman hukum. Business Insider menerbitkan fact-check menggunakan data Sensor Tower, menunjukkan aplikasi AI lain bisa menyalip ChatGPT pada momen tertentu di berbagai negara. Elon Musk vs Sam Altman pun kembali viral.  

Dari sisi Apple, respons yang dirangkum 9to5Mac menegaskan kurasi ≠ peringkat. Apple mengklaim menampilkan ribuan aplikasi lintas kategori melalui editorial demi keamanan, kualitas, dan relevansi—tanpa mengubah mekanisme peringkat yang berdasar unduhan, retensi, dan metrik performa lain. AppleInsider menambahkan, Apple menolak tudingan “pilih kasih” terhadap OpenAI. Perbedaan fungsi antara kurasi dan peringkat menjadi poros perdebatan.

Apa Kata Data: Puncak App Store Bukan Milik Satu Aplikasi

Fakta pasar memperlihatkan kompetisi sangat cair. Selain ChatGPT yang memang dominan, DeepSeek (Januari), Perplexity (Juli, di India), dan Grok (Februari, seusai rilis Grok-3) pernah menembus posisi puncak setidaknya di regional atau periode tertentu. Business Insider—mengutip Sensor Tower dan Community Notes—mencatat bukti-bukti yang menyangkal narasi “mustahil #1”. Jadi, klaim Musk bahwa Apple memagari puncak App Store hanya untuk OpenAI tidak seratus persen sejalan dengan data publik.

Di saat yang sama, kemitraan Apple–OpenAI berakibat pada eksposur merek yang besar bagi ChatGPT—sebuah keuntungan di luar mekanisme peringkat. Inilah titik abu-abu yang disorot Musk: kurasi editorial dan kemitraan platform memang dapat memengaruhi penemuan (discovery), meski tidak mengubah kalkulasi ranking. Perdebatan kebijakan toko aplikasi—antara hak kurasi (sebagai “penerbit”) dan kewajiban netralitas (sebagai “gerbang pasar”)—kembali mengemuka.

Elon Musk vs Sam Altman di X: Saling Serang, Saling Uji Narasi

Babak lanjutan Elon Musk vs Sam Altman berlangsung terbuka di X. The Guardian menulis, sindiran Musk soal “antitrust” memantik respons Altman. Business Insider mengabarkan Altman menantang Musk untuk menandatangani affidavit bahwa ia tak pernah memanipulasi algoritma X demi menguntungkan produk atau merugikan pesaing—klaim yang buru-buru dibantah Musk. Percakapan pun berubah menjadi perang integritas platform: Musk mempertanyakan eksposur posting Altman, Altman balik mempertanyakan transparansi algoritma. Perseteruan lama—dari gugatan Musk terhadap OpenAI hingga keluarnya Musk dari dewan pada 2018—jadi latar yang masih membekas.

Bagi publik, babak ini membuat kata kunci Elon Musk vs Sam Altman kembali merajai trending. Pengguna menautkan grafik peringkat App Store, menjajal Grok, dan membandingkannya dengan ChatGPT. 9to5Mac merekam dinamika itu—termasuk cuplikan pernyataan keras Musk yang menyebut “pelanggaran antitrust”. Pada titik ini, bola pembuktian ada di tangan Musk: apakah xAI benar-benar menggugat dan apa bukti forensik yang diajukan tentang ranking manipulation.

Dampak & Skenario: Antitrust, Kurasi, dan Reputasi Platform

Secara industri, tudingan tersebut singgah di wilayah sensitif: antitrust. Jika xAI menempuh jalur litigasi, pengadilan akan menyoal transparansi peringkat, metode kurasi, dan perlakuan setara terhadap aplikasi serupa. Bagi Apple, preseden perkara platform–developer bukan hal baru, tapi bukti spesifik soal manipulasi ranking harus kuat untuk menembus standar pembuktian. Untuk OpenAI, narasi “diistimewakan Apple” bisa menjadi bumerang bila regulator menilai kemitraan berdampak pada persaingan—meski, sejauh ini, Apple menegaskan tidak memihak.

Bagi xAI/Grok, perseteruan Elon Musk vs Sam Altman memberi publisitas jangka pendek (unduhan bisa terdorong), namun risiko reputasi juga meningkat jika gugatan ternyata minim bukti. Pada saat yang sama, pengguna kian kritis terhadap integritas algoritma X setelah Altman mengangkat isu itu ke permukaan. Ringkasnya: pemenang jangka pendek adalah perhatian publik; pemenang jangka panjang bergantung pada dokumen dan data—bukan cuitan.

Wajib Tahu:

  • Musk menuduh Apple memihak OpenAI dan mengancam gugatan antitrust; Reuters mencatat tanpa bukti yang dilampirkan saat posting.

  • Apple membantah favoritisme, menyebut kurasi untuk keamanan & discovery; peringkat tetap berbasis data performa.

  • Data pihak ketiga (Sensor Tower) menunjukkan DeepSeek, Perplexity, dan Grok pernah menempati #1 di momen/negara tertentu—membantah narasi “mustahil #1”.

Kesimpulan
Drama Elon Musk vs Sam Altman kembali menyalakan perdebatan besar: sejauh mana platform boleh mengkurasi tanpa dianggap mengintervensi persaingan? Saat ini, bukti publik tidak mengonfirmasi klaim “App Store dikunci untuk OpenAI”, sementara Apple tegas menolak tudingan pilih kasih. Namun, kemitraan Apple–OpenAI memberi keunggulan eksposur yang nyata—bahan bakar bagi Musk untuk menggulirkan narasi antitrust. Sampai xAI benar-benar mendaftarkan perkara dan membuka bukti teknis, perseteruan Elon Musk vs Sam Altman tetap menjadi perang opini di X. Peta akhirnya akan ditentukan pengadilan atau regulator—bukan thread viral.

Sumber: Reuters

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img