Lintas Fokus – Samsung kembali memanaskan segmen kelas menengah-premium lewat Samsung Galaxy S25 FE—ponsel yang menyasar mereka yang menginginkan rasa flagship tanpa harga flagship. Secara resmi, perangkat ini mulai tersedia dengan harga mulai $649,99 di pasar global, lengkap dengan promosi enam bulan akses Google AI Pro plan untuk fitur AI generatif lintas aplikasi produktivitas Google. Rilisnya terjadi berbarengan dengan rangkaian IFA Berlin serta pembaruan portofolio tablet Samsung, menandai strategi agresif menghadapi musim belanja akhir tahun.
Dari sisi hardware, Samsung Galaxy S25 FE hadir jako “paket lengkap yang rasional”: panel Dynamic AMOLED 2X 6,7 inci 120Hz, baterai 4.900 mAh dengan pengisian 45W, sertifikasi IP68, frame Armor Aluminum, dan Gorilla Glass Victus+. Di kamera, ia mempertahankan formula triple camera dengan sensor utama 50MP, ultrawide 12MP, serta telefoto 8MP (optical zoom hingga 3x)—terobosan langka di segmen ini yang biasanya berhemat lensa. Di bagian dalam, Samsung memasang Exynos 2400, RAM 8GB, dan opsi penyimpanan hingga 256/512GB tergantung pasar. Perangkat menjalankan Android 16 dengan One UI 8 dan membawa fitur Galaxy AI plus dukungan Samsung DeX untuk pengalaman desktop.
Mengapa Seri FE Kembali Jadi Primadona
Ada tiga alasan mengapa lini FE—termasuk Samsung Galaxy S25 FE—terus diminati. Pertama, value proposition yang realistis: harga $649 menempatkannya tepat di bawah seri S25/S25+, namun spesifikasinya sangat dekat—terutama layar 120Hz, build metal-kaca, rating IP68, dan baterai jumbo 4.900 mAh. Kedua, fitur AI yang relevan untuk penggunaan harian seperti Circle to Search, Generative Edit, Now/Live/Call assist, hingga transkripsi—seluruhnya hadir di One UI 8 berbasis Android 16. Ketiga, ekosistem: dari SmartThings hingga DeX, dilengkapi komitmen pembaruan perangkat lunak multi-tahun ala Samsung. Bagi pengguna yang tidak mengejar skor benchmark tertinggi, kombinasi ini lebih dari cukup untuk gaming kasual, fotografi sehari-hari, dan kerja mobile.
Keunggulan dan Fitur Utama Samsung Galaxy S25 FE
Pertama, layar. Panel Dynamic AMOLED 2X ukuran 6,7 inci dengan refresh 120Hz menyuguhkan warna kuat, sudut pandang lebar, dan kecerahan tinggi—pengalaman visual yang kini susah dibedakan dari model Plus. Sejumlah hands-on menyebut tampilan S25 FE “dazzling” dan bezelnya lebih tipis dari generasi FE sebelumnya; ini terasa pada konsumsi konten HDR maupun scroll harian.
Kedua, baterai & pengisian. Kapasitas 4.900 mAh dipasangkan dengan 45W wired charging (charger terpisah) dan dukungan pengisian nirkabel—kombinasi yang membuatnya aman dipakai seharian. Beberapa operator dan laman resmi Samsung menegaskan peningkatan daya tahan serta waktu isi ulang yang singkat dibanding generasi terdahulu.
Ketiga, kamera. Formulanya “aman tapi matang”: 50MP utama, 12MP ultrawide, dan 8MP tele 3x. Dalam uji awal, warna dan detail foto siang hari solid, sementara lensa tele benar-benar membantu untuk potret maupun memotret objek dari kejauhan—keunggulan yang tidak selalu ada di kompetitor harga serupa. Beberapa review menyoroti peningkatan selfie lewat kamera depan 12MP yang lebih tajam.
Keempat, perangkat lunak & AI. One UI 8 berbasis Android 16 membawa Galaxy AI yang makin menyatu dengan alur kerja harian: editing foto AI, transkrip otomatis, ringkasan, hingga integrasi Gemini. Bonus 6 bulan Google AI Pro plan menambah daya tarik karena memberikan akses fitur AI tingkat lanjut—nilai tambah yang terasa “langsung” bagi pengguna baru.
Kelima, ekosistem & produktivitas. Dukungan Samsung DeX tetap hadir, membuat Samsung Galaxy S25 FE bisa disulap menjadi workstation ringan saat disambungkan ke monitor/TV, lengkap dengan pengalaman jendela ala desktop. Untuk mereka yang sering berpindah perangkat—tablet, TV, earbuds—sinkronisasi antar perangkat Samsung juga menjadi alasan kuat memilih seri FE ini.
Performa, Kamera, dan Baterai: Seberapa Kuat di Dunia Nyata
Chip Exynos 2400 memang bukan yang paling kencang di pasaran tahun ini, terutama jika dibanding Snapdragon 8 Elite atau Apple A18. Beberapa pengulas mencatat gap pada skor benchmark sintetis; namun dalam pemakaian riil (sosmed, multitasking, streaming 4K, hingga gim populer), performanya tetap stabil dan cukup cepat, apalagi dibantu refresh 120Hz dan optimasi One UI. Di sisi lain, keunggulan Samsung Galaxy S25 FE justru berada pada konsistensi suhu berkat solusi pendinginan yang diperbarui, dan efisiensi baterai yang membuat screen-on-time praktis kuat untuk pemakaian seharian.
Soal fotografi, pipeline pemrosesan Samsung kini mengedepankan Detail Enhancer dan noise control yang lebih baik pada malam hari. Lensa tele 3x membuat kualitas zoom optik di kelas harga ini menonjol; sementara untuk video, stabilisasi dan HDR memberi output yang bersih di kondisi campur cahaya. Selfie 12MP turut mencolok—kulit lebih natural dan tajam berkat sensor baru. Jika Anda datang dari seri FE lawas, peningkatannya terasa jelas di konsistensi warna lintas lensa dan respons fokus.
Daya tahan? Kombinasi baterai 4.900 mAh dan One UI 8 yang lebih efisien membawa real-world endurance yang solid. Ditambah 45W, pengisian dari rendah ke 50% berlangsung singkat (klaim bervariasi per pasar). Bila Anda pengguna berat navigasi, kamera, dan tethering, membawa power bank tetap bijak; namun untuk mayoritas pengguna, Samsung Galaxy S25 FE aman hingga malam.
Wajib Tahu:
Samsung Galaxy S25 FE dibekali bonus akses 6 bulan Google AI Pro plan, memberi head start untuk fitur AI tingkat lanjut (Gemini, Flow, NotebookLM), tanpa biaya tambahan di periode awal.
Harga dan Pesaing di Kelas Menengah-Premium
Di Amerika Serikat, harga mulai $649,99 untuk varian 128/256GB tergantung kanal penjualan; di Inggris mulai £649, Australia AU$1.099, dan di sebagian Eropa tercatat €759 saat peluncuran—perbedaan lazim karena pajak dan kebijakan tiap negara. Beberapa operator besar dan ritel resmi sudah membuka pembelian, termasuk warna Jet Black, Icy Blue, Navy, dan White (ketersediaan bisa berbeda per wilayah).
Bagaimana posisinya? Dengan banderol $649, Samsung Galaxy S25 FE berhadapan langsung dengan iPhone 16e dan Pixel 9a. Ia unggul pada panel AMOLED 120Hz, baterai lebih besar, telefoto optik 3x, dan DeX; sementara kompetitor bisa menandingi di sisi performa puncak (chipset) atau konsistensi video tertentu. Jika Anda mengejar bang-for-the-buck dengan syarat ekosistem Android matang, FE menjadi pilihan yang aman dan bernilai, khususnya bagi pengguna seri Galaxy lawas yang ingin naik kelas tanpa menembus harga S25/S25+.
Verdict singkat: Tidak semua orang butuh silikon tercepat. Untuk mayoritas pengguna, kombinasi layar mantap, kamera lengkap, baterai besar, dan fitur AI-first menjadikan Samsung Galaxy S25 FE sebagai upgrade yang rasional—sebuah ponsel yang “jarang salah pilih” untuk 2025.
Sumber: Samsung Newsroom